- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pro-Kontra Meseum Holocaust hingga Komunitas Yahudi di Minahasa Buka Suara


TS
bajer.dinar212
Pro-Kontra Meseum Holocaust hingga Komunitas Yahudi di Minahasa Buka Suara

Jakarta - Pembukaan Museum Holocaust Yahudi, di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, memicu pro dan kontra di RI. Museum tersebut diminta untuk ditutup karena tak ada relevansi dengan RI, tapi ada yang menilai demi edukasi.
Pembukaan Museum Holocaust ini diumumkan Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel melalui Twitternya pada akhir Januari lalu. Lepel, dalam video yang diunggah, dia menyebut museum ini juga yang pertama di Asia Tenggara. Museum ini dibuka atas inisiatif komunitas Yahudi di Indonesia.
"Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini. Kita arus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust. Jika tidak, kita berisiko mengulangnya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme," tuturnya, Kamis Kamis (27/1/2022).
Lepel menilai museum yang didirikan ini sebagai perkembangan yang sangat baik. Khususnya bagi pemuda untuk proses pembelajaran sejarah.
"Pendirian museum ini merupakan perkembangan yang sangat baik, khususnya museum akan menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman pembelajaran. Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini," kata Lepel.
Desakan Ditutup
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi, menyatakan pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Sulawesi Utara merupakan pelanggaran nyata terhadap konstitusi. Muhyiddin meminta pemerintah menghancurkan bangunan museum tersebut.
"Pemerintah Indonesia harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut karena itu bentuk provokatif, tendensius, dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat," ujar Muhyiddin, Selasa (1/2).
Muhyiddin menilai pembangunan museum holocaust di Indonesia tidak penting. Dia justru menyarankan pemerintah untuk membangun museum kebiadaban penjajah Belanda.
"Adalah sangat tepat jika Indonesia membangun museum sejarah kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina di Jakarta sebagai bentuk solidaritas dan dukungan Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari Zionis yang terus mendapatkan aliran dana tanpa batas dari negara adi daya dan sekutunya," ujar Muhyiddin.
Sementara itu, Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf meminta museum tersebut ditutup lantaran tidak memiliki relevansi dengan sejarah Indonesia. Anggota Komisi VIII DPR ini meminta pemerintah mempertimbangkan untuk menutup museum tersebut. Dia meyakini museum tersebut tidak begitu penting bagi Indonesia.
"Menurut saya, museum holocaust tidak memiliki relevansi dengan sejarah dan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tidak penting ada di negeri kita, baiknya ditutup saja," kata Bukhori saat dihubungi, Rabu (2/2).
Lebih lanjut, Bukhori menilai jika pemerintah tetap membiarkan pembangunan museum tersebut, berarti secara tidak langsung mengakui keberadaan bangsa Yahudi. Dia menyebut museum tersebut pertanda pembaiatan terhadap kemanusiaan dan penjajahan oleh bangsa Yahudi.
Dibangun untuk Edukasi
Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw angkat bicara terkait polemik Museum Holocaust Yahudi. Steven menilai pembangunan museum itu justru menjunjung semangat toleransi masyarakat. Sebab, dia berencana Sulut nantinya akan dijadikan laboratorium kerukunan.
"Sangat menjunjung tinggi toleransi. Kami sangat menjunjung tinggi harmoni dan kerukunan. Sulut akan mencanangkan Sulut sebagai laboratorium kerukunan," ujarnya.
Dia menegaskan pihaknya tidak ada upaya dan keinginan mendiskreditkan kelompok serta agama tertentu. Steven berharap sejumlah kesalahan masa lalu dapat diselesaikan.
"Kita dorong justru kesalahan-kesalahan masa lampau, kekeliruan massa lampu, terutama HAM, harus kita lawan," pungkas Steven.
Sementara itu, warga Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Sulut, bernama Jenny Mamengko mengaku sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran sinagoge Yahudi. Sebab, menurutnya, warga di sana menjunjung tinggi toleransi.
"Kami tidak terganggu. Warga di sini menjunjung tinggi hidup toleransi," ungkapnya.
Kata Komunitas Yahudi
Museum Holocaust ini dibangun atas inisiasi komunitas Yahudi. Pendiri Indonesia Holocaust Museum Rabbi Yaakov Baruch menyebut kehadiran museum untuk memberikan edukasi terhadap generasi muda.
"Intinya saya ingin mengedukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang bahaya rasisme dan kebencian," kata pendiri Indonesia Holocaust Museum, Rabbi Yaakov Baruch, saat ditemui wartawan, Sabtu (5/2).
Yaakov mengatakan, apabila rasisme dan kebencian tidak diperangi sejak awal, hal itu akan mengarah pada Holocaust atau tragedi kemanusiaan.
"Pesan dari museum ini kita tidak hanya perangi rasisme Yahudi saja. Tapi ini menentang terhadap rasisme terhadap agama manapun. Itu kita perangi bersama," ujarnya.
Menurutnya, Museum Holocaust di seluruh dunia berjuang menentang genosida. "Tidak mengedepankan kebencian atau kecurigaan apalagi rasisme," kata dia.
Yaakov mengatakan dengan gambar-gambar di museum tersebut semua pihak bisa melihat sendiri holocaust dan belajar. Di situ (gambar) ada orang-orang Muslim, ada juga para Ulama dari Paris, serta tokoh-tokoh gereja. Menurutnya, bahkan ada orang Indonesia yang menyelamatkan orang Yahudi.
"Jadi ini murni edukasi. Tidak ada sangkut paut atau yang dicurigai atau ditakutkan misalnya dari negara asing. Ini murni untuk kepentingan mencerdaskan bangsa," ujarnya.
Suara MUI Sulut
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara (Sulut) KH Abdul Wahab Agafur juga tak menyoal kehadiran Museum Holocaust itu.
"Kalau memang itu untuk kepentingan masyarakat supaya sejarah masa kelam yang lalu tidak terjadi bagi generasi sekarang dan akan datang kenapa tidak. Kan salah satu edukasi, supaya masyarakat bisa tahu bagaimana di zaman Nazi dulu," kata Wahab, ketika dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (6/2/2022).
Wahab mengatakan keberadaan museum tersebut tak perlu dipersoalkan. Karena gambar dan tulisan yang dipamerkan di museum tersebut hanya berkaitan dengan tragedi kemanusiaan atau rasisme.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5930...suara?single=1






essholl dan 4 lainnya memberi reputasi
3
3.3K
110


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan