- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketum PBNU: Nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara Adalah Gagasan Ikonik


TS
annisacan
Ketum PBNU: Nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara Adalah Gagasan Ikonik
Jakarta - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mendukung pembangunan ibu kota negara (IKN) yang diberi nama Kota Nusantara. Menurut Gus Yahya, nama Kota Nusantara merupakan gagasan yang ikonik.
"Kaltim kita ketahui bahwa Presiden ingin membangun Ibu Kota baru di Kaltim. Dengan nama Kota Nusantara, ini merupakan gagasan ikonik yang menunjukkan visi membangun masa depan. Maka penting penting bagi NU hadir untuk membangun dengan semangat membangun masa depan," ujar Gus Yahya dalam keterangannya, Sabtu (5/2/2022).
Gus Yahya menyampaikan itu dalam sambutan Harlah NU ke-96 dengan tema "Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan", di Labuan Bajo, NTT, Sabtu (5/2). Gus Yahya memaparkan alasan empat kota yang dipilih dalam rangkaian Harlah NU ke-96.
Baca juga:
Gus Yahya: NU Ingin Ikut Serta Jadi Bagian Pembangunan Ibu Kota Negara
Gus Yahya menjelaskan tempat pertama adalah Balikpapan, Kalimantan Timur yang ke depan menjadi Ibu Kota Negara. Kemudian rangkaian kedua adalah NTT yang menjadi spirit keberagaman dan merepresentasikan karakter kemaritiman.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Gus Yahya menilai NTT sebagai miniatur Indonesia dengan penuh keberagamannya.
"NTT adalah perwujudan dan watak Nusantara, yaitu watak maritim. Karakter peradaban maritim ini yang akan jadi modal kekuatan kita dalam menyongsong peradaban dunia," jelasnya.
Ketiga adalah Palembang sebagai tempat peradaban tertua di Nusantara ini. Dan terkahir di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, guna mengambil energi spiritual dari Syaikh Kholil Bangkalan.
"Empat tempat ini mewakili NU untuk beranjak membangun peradaban,"tuturnya.
Pelaksanaan Harlah Meriah
Pelaksanaan rangkaian Harlah NU ke-96 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berlangsung meriah dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Suasana bertambah khidmat saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon yang dibawakan Paduan Suara Muda-Mudi Katolik Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),bernama Pesparani.
Grup Pesparani yang terlihat bersemangat dan kompak melantunkan bait demi bait syair lagu kebesaran NU dengan iringan musik mendapatkan ungkapan terimakasih secara langsung dari Gus Yahya.
"Di Manggarai Barat ini, NU tidak punya paduan suara, jadi kita bisa minta tolong Paduan Suara Muda-Mudi Katolik untuk menyanyikan Syubbanul Wathon. Kami sampakan terimakasih," kata Gus Yahya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Ketua PBNU, H.Nasyirul Falah Amru mengatakan, semangat dalam menyanyikan lagu lagu Syubbanul Wathon menunjukkan komitmen membersamaiNU untuk merawat jalan tengah, toleransi, keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana nilai-nilai yang dijalankan oleh NU.
NU mengajarkan untuk bertindak toleran terhadap sesama manusia. Di Indonesia terdiri dari berbagai macam agama dan suku, dengan keberagaman ini harus pertahankan.
"Masyarakat bangsa ini juga harus meneladani sikap dari para tokoh bangsa yang walaupun berbeda keyakinan, namun tetap bisa bersahabat. Kami menyampaikan terima kasih kepada muda-mudi Katolik diLabuan Bajoyang ikut menyanyikan Lagu Syubbanul Wathon di acara Harlah NU ke 96 diLabuan Bajo," ungkap tokoh muda NU yang biasa disapa Gus Falah ini.
Dalam rangkaian acara di Labuan Bajo, hadir secara virtual Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Adapun yang hadir secara langsung diantaranya Guberbur NTT Victor B Laiskodat, Dirjen Perikanan Tangkap KKP, serta jajaran PBNU, PWNU NTT, dan PCNU se NTT.
Sumber
Semangat Gus, NU memang organisasi paling top di Indonesia.
Di tempat ane organisasi NU paling kuat, toleransinya dijunjung tinggi makanya banyak temen2 yang non muslim juga merasa nyaman hidup berdampingan tanpa was was karena diskriminasi.
"Kaltim kita ketahui bahwa Presiden ingin membangun Ibu Kota baru di Kaltim. Dengan nama Kota Nusantara, ini merupakan gagasan ikonik yang menunjukkan visi membangun masa depan. Maka penting penting bagi NU hadir untuk membangun dengan semangat membangun masa depan," ujar Gus Yahya dalam keterangannya, Sabtu (5/2/2022).
Gus Yahya menyampaikan itu dalam sambutan Harlah NU ke-96 dengan tema "Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan", di Labuan Bajo, NTT, Sabtu (5/2). Gus Yahya memaparkan alasan empat kota yang dipilih dalam rangkaian Harlah NU ke-96.
Baca juga:
Gus Yahya: NU Ingin Ikut Serta Jadi Bagian Pembangunan Ibu Kota Negara
Gus Yahya menjelaskan tempat pertama adalah Balikpapan, Kalimantan Timur yang ke depan menjadi Ibu Kota Negara. Kemudian rangkaian kedua adalah NTT yang menjadi spirit keberagaman dan merepresentasikan karakter kemaritiman.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Gus Yahya menilai NTT sebagai miniatur Indonesia dengan penuh keberagamannya.
"NTT adalah perwujudan dan watak Nusantara, yaitu watak maritim. Karakter peradaban maritim ini yang akan jadi modal kekuatan kita dalam menyongsong peradaban dunia," jelasnya.
Ketiga adalah Palembang sebagai tempat peradaban tertua di Nusantara ini. Dan terkahir di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, guna mengambil energi spiritual dari Syaikh Kholil Bangkalan.
"Empat tempat ini mewakili NU untuk beranjak membangun peradaban,"tuturnya.
Pelaksanaan Harlah Meriah
Pelaksanaan rangkaian Harlah NU ke-96 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berlangsung meriah dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Suasana bertambah khidmat saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon yang dibawakan Paduan Suara Muda-Mudi Katolik Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),bernama Pesparani.
Grup Pesparani yang terlihat bersemangat dan kompak melantunkan bait demi bait syair lagu kebesaran NU dengan iringan musik mendapatkan ungkapan terimakasih secara langsung dari Gus Yahya.
"Di Manggarai Barat ini, NU tidak punya paduan suara, jadi kita bisa minta tolong Paduan Suara Muda-Mudi Katolik untuk menyanyikan Syubbanul Wathon. Kami sampakan terimakasih," kata Gus Yahya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Ketua PBNU, H.Nasyirul Falah Amru mengatakan, semangat dalam menyanyikan lagu lagu Syubbanul Wathon menunjukkan komitmen membersamaiNU untuk merawat jalan tengah, toleransi, keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana nilai-nilai yang dijalankan oleh NU.
NU mengajarkan untuk bertindak toleran terhadap sesama manusia. Di Indonesia terdiri dari berbagai macam agama dan suku, dengan keberagaman ini harus pertahankan.
"Masyarakat bangsa ini juga harus meneladani sikap dari para tokoh bangsa yang walaupun berbeda keyakinan, namun tetap bisa bersahabat. Kami menyampaikan terima kasih kepada muda-mudi Katolik diLabuan Bajoyang ikut menyanyikan Lagu Syubbanul Wathon di acara Harlah NU ke 96 diLabuan Bajo," ungkap tokoh muda NU yang biasa disapa Gus Falah ini.
Dalam rangkaian acara di Labuan Bajo, hadir secara virtual Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Adapun yang hadir secara langsung diantaranya Guberbur NTT Victor B Laiskodat, Dirjen Perikanan Tangkap KKP, serta jajaran PBNU, PWNU NTT, dan PCNU se NTT.
Sumber
Semangat Gus, NU memang organisasi paling top di Indonesia.
Di tempat ane organisasi NU paling kuat, toleransinya dijunjung tinggi makanya banyak temen2 yang non muslim juga merasa nyaman hidup berdampingan tanpa was was karena diskriminasi.






corobikang dan 2 lainnya memberi reputasi
1
770
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan