
Belakangan ini masyarakat disibukkan dengan minyak goreng, salah satu kebutuhan rumah tangga yang banyak diminati oleh keluarga Indonesia.
Permasalahan minyak goreng ini dimulai dengan naiknya harga sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan hal tersebut, sampai akhirnya pemerintah melakukan upaya untuk menekan harga Minyak goreng tersebut.
Tapi tampaknya niat pemerintah untuk mengontrol harga tidak sebanding dengan perilaku masyarakat, yang justru memborong atau membeli dengan jumlah banyak.
Ini yang membuat ane miris melihatnya, entah bagaimana ceritanya sehingga minyak goreng justru menjadi langka di market market. Sering saya jumpai kalau di market keberadaan minyak goreng kosong, saat ane tanya ke pihak penjual, mereka mengatakan membatasi jumlah pembelian, setiap pelanggan hanya boleh membeli satu kemasan minyak goreng. Tapi kenyataannya keberadaan minyak goreng justru sering kosong, entah siapa yang mempermainkan keberadaan minyak goreng tersebut.
Apakah memang diborong pembeli atau justru ada hal lainnya.
Namun pendapat ane dalam hal ini sangat tidak masuk diakal ane, sebab minyak goreng dalam pendapat ane bukanlah sesuatu yang memberikan manfaat atau lebih banyak memberikan kerugian bagi tubuh.
Namun justru menjadi komoditi rebutan, sampai sampai para pengusaha tertentu seenaknya mempermainkan harga harga minyak goreng.
Kalaupun minyak goreng tersebut dinaikkan sampai harga yang tidak masuk akal, tapi bila minyak goreng tersebut tidak diminati masyarakat, apakah minyak goreng akan bisa seenaknya menjual mahal ?
Bukankah sebaiknya berhenti mencari sesuatu yang nggak ada manfaatnya, apakah harus dengan menggoreng makanan barulah bisa kita makan, ane rasa tidaklah seperti itu. Justru makanan yang diolah tanpa digoreng lebih sehat.
Beberapa ahli gizi dan dokter juga menjelaskan bahwasanya minyak goreng banyak mengandung hal hal yang tidak menguntungkan bagi tubuh.
Quote:
Beberapa Dampak Makan Gorengan yang Perlu diperhatikan :
1. Menyebabkan kelebihan berat badan
Makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Selain itu, kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng juga memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. Lemak ini diketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.
2. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
Bahaya makan gorengan yang telah banyak diteliti adalah meningkatnya risiko penyakit jantung. Telah diketahui bahwa gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, sementara obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Peningkatan kolesterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Makanan yang digoreng biasanya dilapisi tepung. Makanan yang diolah seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan ibu hamil.
4. Memperbesar risiko munculnya kanker
Bahaya makan gorengan yang juga tidak bisa diremehkan adalah meningkatkan risiko terkena kanker. Bahaya ini bisa muncul akibat zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng. Makanan bertepung, seperti ayam goreng tepung dan sebagainya, diketahui akan mengandung akrilamida yang lebih tinggi ketika terpapar suhu tinggi. Jika terlalu banyak dan sering dikonsumsi, zat ini diduga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium.
5. Menambah asupan lemak trans
Ada dua jenis lemak trans. Pertama, lemak trans alami yang hadir dalam jumlah sedikit di dalam makanan, seperti daging dan produk susu. Kedua, lemak trans buatan yang terbentuk ketika lemak jenuh melalui proses hidrogenasi, yang muncul saat makanan digoreng pada suhu tinggi. Proses ini akan mengubah struktur kimiawi lemak, sehingga nantinya akan lebih sulit untuk dicerna oleh tubuh. Alhasil, akan timbul berbagai efek buruk bagi kesehatan akibat kandugan lemak trans. Mulai dari meningkatnya risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, hingga obesitas.
6. Meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis
Hobi makan gorengan menempatkan Anda pada risiko tinggi untuk terserang penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Memang sering tidak disadari, makan gorengan bisa meningkatkan tekanan darah, berat badan, dan menurunkan kadar kolesterol “baik” atau HDL. Kesemua hal tersebut merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
Jadi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh minyak goreng, semestinya menjadi pertimbangan di masyarakat kalau menjadikan minyak goreng sebagai komoditi yang dibutuhkan agak aneh rasanya.
Dimana sesuatu yang tidak banyak manfaatnya namun justru menjadi rebutan dan bahkan dipermainkan oleh pengusaha yang tidak bertanggung jawab atas kebaikan orang lain.