Ada kabar gembira terkait pesawat tempur incaran TNI AU, yakni F-15EX (Eagle II). Pasalnya pesawat tempur tersebut telah sukses melakukan uji coba penembakan rudal untuk pertama kalinya, mengutip artikel dari website resmi USAF yakni af.mil, pada 25 Januari 2022 telah berhasil melakukan uji penembakan rudal udara ke udara (live fire) di Teluk Meksiko. Dan jenis rudal yang ditembakkan oleh F-15EX Angkatan Udara AS tersebut adalah AIM-120D AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile).

Menurut keterangan di website resminya, rangkaian uji penembakan kali ini merupakan bagian dari Weapons System Evaluation Program (WSEP). Selama uji coba tersebut, F-15EX mendeteksi target berupa drone menggunakan sensor onboard dari radar AN/APG-82 AESA (Active Electronically Scanned Array). Dalam uji tembak tersebut F-15EX terbang dari Pangkalan Udara Tyndall di Florida, sementara pilot pesawat berasal dari 40th Flight Test Squadron, untuk sasaran yang digunakan adalah aerial target drone BQM-167 dari 53rd Wings Combat Archer.

Sebagai tambahan informasi radar APG-82(V)1 menggunakan basis teknologi radar AN/APG-63. Radar tersebut saat ini juga telah digunakan oleh F-15SG dan varian radar lain dari basis yang sama yakni AN/APG/70 yang digunakan oleh F-15I, F-15SA, serta F-15E. Radar APG-82(V)1 sendiri memiliki kemampuan 20 kali lebih tinggi dibandingkan radar APG-70.

Penembakan AIM-120D menandai keberhasilan uji coba penembakan rudal untuk pertama kalinya oleh F-15EX, sebelum uji penembakan USAF telah melakukan pengujian penerbangan dan operasional terintegrasi untuk proses penembakan rudal tersebut. Sementara pilot uji yang menembakan rudal AIM-120D adalah Mayor Benjamin Naumann.





AIM-120D yang diuji kali ini diklaim punya jarak jelajah yang lebih jauh dibandingkan rudal varian sebelumnya, meski data teknisnya masih dirahasiakan, rudal itu diperkirakan mampu menjangkau rarget dari jarak 75 mil dan 100 mil.

Tembakan rudal adalah salah satu dari banyak tonggak bersejarah untuk tim uji F-15EX di Pangkalan Angkatan Udara Eglin. Hanya dua bulan setelah kedatangannya, F-15EX telah dikerahkan ke Northern Edge di Alaska. Pesawat didorong hingga batasnya dalam latihan multilayanan dan sejumlah besar data dikumpulkan tentang kinerja internal pesawat dan bagaimana kinerjanya dengan saat melawan pesawat lain.

Angkatan Udara AS memberikan kontrak untuk produksi F-15EX pada tahun 2020, memberikan Boeing dana senilai US$ 1,2 miliar untuk delapan pesawat. Pesawat melakukan penerbangan pertamanya tak lama setelah itu pada Februari 2021 dengan pilot uji Boeing di belakang kendali, dan beberapa minggu kemudian muncul dalam layanan Angkatan Udara AS. Pada April 2021, Angkatan Udara mengumumkan bahwa nama resmi jet tersebut adalah Eagle II.

Rencananya Angkatan Udara AS akan membeli 144 unit F-15EX untuk menggantikan armada F-15C/D yang memiliki usia sekitar 37 tahun dan mulai mengalami kerusakan struktural. Kedepannya seluruh armada F-15C/D milik Air National Guard akan digantikan oleh F-15EX dan juga F-35A.

F-15EX sendiri mendapat berbagai macam peningkatan dibandingkan varian F-15C/D Eagle dan F-15E Strike Eagle. Beberapa peningkatan itu termasuk sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System, kokpit digital, ADCP-II, komputer misi buatan Honeywell, dan kontrol penerbangan fly by wire. Selain itu agar tetap up to date untuk misi di era modern, F-15EX kelak juga akan dipasangi perangkat tambahan berupa Open Mission Systems (OMS).