Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alioskiAvatar border
TS
alioski
Ganjar Pranowo Belum Dapat Dukungan Saat Anies Didukung 3 Partai di Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Belum Dapat Dukungan Saat Anies Didukung 3 Partai di Pilpres 2024

Meski elektabilitasnya dibawah Prabowo dan Ganjar, Anies Baswedan kini laris manis dilirik partai untuk maju di Pilpres 2024.

Bahkan santer isu merebak, anies akan didampingi AHY untuk di Pilpres nanti.

Bila AHY mendampingi Anies, maka ada empat parpol yang mengusung Anies untuk melawan Prabowo di Pilpres nanti.

Seperti diketahui, tiga partai politik (parpol) terus memepet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelang pensiun sebagai kepala daerah pada 16 Oktober 2022 mendatang.


Tiga parpol itu di antaranya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Tony Rosyid mengatakan, peluang Anies untuk menjadi pemimpin Republik Indonesia ini semakin besar pada ajang Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini terlihat dalam konsolidasi organik para relawan yang semakin marak dan antusias di berbagai daerah.

“Euforia penyambutan Anies di berbagai event sebagai bentuk nyata keberhasilan konsolidasi itu. Ini boleh diklaim bahwa rakyat menghendaki Anies jadi presiden,” ujar Tony berdasarkan keterangannya pada Selasa (1/2/2022).

Tony mengatakan, suasana ini mirip dengan era mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2004 dan Presiden RI Joko Widodo pada 2014 lalu.

Suasana macam ini, kata dia, tidak bisa direkayasa, apalagi dibendung.

“Ini natural datang dari rakyat yang bersemangat untuk menjadikan Anies presiden 2024. Situasi ini linier dengan hasil survei di mana elektabilitas Anies terus naik. Trend politik nampaknya sedang berpihak ke Anies Baswedan, cucu AR Baswedan, salah satu pahlawan Indonesia itu,” katanya.

Menurut Tony, kondisi ini akan terus dibaca oleh parpol dan para pemodal yang kian merapat.

Misalnya, dukungan Amran Sulaiman, mantan Menteri Pertanian RI sekaligus pengusaha kaya asal Sulawesi.

Pertemuan mereka di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/1/2022) sore secara tertutup itu memperkuat kesimpulan adanya peluang besar Anies nyapres.

Hal yang sama juga pernah dilakukan Amran Sulaiman kepada Jokowi pada tahun 2014 lalu.

“Jika Nasdem selalu mengirim pesan dukungan ke Anies, dan perayaan Harlah PPP di DPW-DPW terus menghadirkan Anies, juga pernyataan Ketum PAN (Zulkifli Hasan) belum lama ini tentang Anies Presiden, boleh dibilang sebagai bukti adanya kesadaran bahwa Anies memang memiliki peluang besar untuk memimpin Indonesia 2024,” jelasnya.

Dia mengakui, saat ini memang tidak semua parpol dan pengusaha yang menunjukkan dukungan terang-terangan ke Anies Baswedan.

Dukungan senyap dari parpol, pengusaha dan tokoh-tokoh ini, tentu punya alasan tersendiri untuk tidak diekspos ke media.

“Kesimpulannya bahwa semakin calon itu kuat, maka akan semakin banyak yang merapat. Ini ‘sunnatullah’ dalam dunia politik, dan Anies nampaknya sedang mendapat anugerah ini. Hal ini sekaligus akan dapat menambah energi dan semangat para relawan untuk,” ungkapnya.

Berdasarkan analisisnya, ada dua macam pendukung yakni pendukung emosional dan rasional.

Untuk pendukung emosional biasa disebut sebagai pendukung fanatik, sehingga sudut pandangnya sulit dibelokkan untuk pindah ke pilihan lain.

“Banyak faktor yang membuat para pemilih jatuh hati, dan keukueh memilih calon itu. Mungkin melihat performanya menarik, cara bicaranya lembut, apa adanya dan tidak banyak drama, tidak marah ketika dihujat dan dicaci maki,” imbuhnya.

Kemudian pendukung rasional yang jumlahnya dianggap kalah banyak dengan pemilih emosional.

Meski minoritas, para pemilih rasional punya pengaruh besar karena mereka kaum otak cerdas yang mengerti bagaimana bicara, menciptakan opini dan memengaruhi orang lain.

“Nah, kita bisa saksikan para penulis dan kaum akademisi yang terus menerus menyuarakan Anies Baswedan for presiden di ruang publik. Mungkin hanya puluhan hingga ratusan jumlah orangnya, tapi kahadirannya luar biasa dalam mempengaruhi para pemilih Indonesia yang emosional tersebut. Para pemilih rasional dan emosional bertemu di sini,” katanya.

Tony melanjutkan, untuk pemilih rasional juga terdapat dua kategori, yaitu pemilih yang idealis dan pragmatis.

Para pemilih idealis ini adalah orang-orang yang berpikir kritis dan selalu melihat rekam jejak sang calon pemimpin.

Kedua, pemilih rasional yang pragmatis. Mereka hanya akan bergabung dengan calon yang diprediksi peluang menangnya lebih besar, seperti pimpinan partai dan pemilik modal.

“Bagi mereka, integritas dan kapasitas bukan yang utama, yang penting itu adalah kemenangan. Kalau calon yang mereka usung menang, jatah menteri untuk partainya jelas,” ucapnya.

“Mereka juga akan ikut menikmati kekuasaan. Bagi para pemodal, bisnisnya aman, bahkan bisa berkembang karena adanya akses ke kekuasaan. Namanya juga bergabung dengan pemenang,” tambahnya.

https://sumsel.tribunnews.com/amp/20...es-ahy-mencuat
kunenguns
Bungomedia
nggaplexi
nggaplexi dan 10 lainnya memberi reputasi
-7
1K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan