Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AniesmakantomatAvatar border
TS
Aniesmakantomat
Kasus Covid-19 Meroket, Anies Bungkam Hingga Anggapan Enteng dari Dewan


TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya bungkam, saat ditanya soal kebijakan darurat dalam menanggapi soal kasus Covid-19 yang makin menanjak.

Anies, yang baru saja menghadiri pidato kebangsaan Zulkifli Hasan pada Sabtu, 29 Januari 2022, langsung melengos pergi menuju kendaraannya tanpa memedulikan teriakan wartawan yang bertanya soal kenaikan kasus Covid-19.

Anies enggan membeberkan apakah pihaknya bakal menerapkan kebijakan rem darurat, mengingat kasus Covid-19 yang per Jumat kemarin pertambahan kasusnya sudah mencapai 4.558 kasus.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan keterisian tempat tidur di rumah sakit Jakarta terus naik akibat varian Omicron. Per Jumat kemarin, Riza membeberkan angka BOR atau bed occupancy ratio telah naik 14 persen.

"BOR-nya 54 persen, naik dari 45 ke 54 persen, perhatian nih," ujar Riza.

Sementara untuk ruang ICU, Riza mengatakan saat ini juga telah mengalami kenaikan hingga 18 persen. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak menganggap enteng varian Omicron.

Soal jumlah kasus Omicron di Jakarta, Riza mengatakan saat ini masih didominasi dari kasus luar negeri, yakni sebanyak 1.373 kasus dan transmisi lokal 1.152 kasus.

"Penekanan saya, mohon diperhatikan ada peningkatan signifikan kasus transmisi lokal. Tadi jauh jaraknya kan impor sama lokal, berarti sekarang di antara kita nih saling menularkan, bukan cuman orang datang dari luar negeri," kata Riza.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menyatakan tingkat BOR yang sudah tembus 50 persen sudah semakin mendekati batas toleransi yang telah ditetapkan, yakni 60 persen. Jika angka BOR menyentuh angka tersebut, maka kelangkaan rumah sakit seperti saat varian Delta melanda Jakarta bakal terulang.

Meski begitu, Dwi mengatakan kebijakan rem darurat baru bakal dilakukan jika angka BOR tempat isolasi, BOR di ICU, dan pertambahan kasus sudah tidak stabil.

"Itu menjadi poin penting (rem darurat diberlakukan). Selain juga tentu aktivitas warga, ya, yang mungkin sudah kita lihat sudah sulit untuk dikendalikan prokesnya dan sebagainya," kata Dwi.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, pihaknya belum memberikan rekomendasi terhadap Pemprov DKI untuk melakukan rem darurat.

Menurut Zita, angka keterisian rumah sakit memang bertambah akibat Omicron, namun merujuk pada kondisi di luar negeri yang juga dilanda hal yang sama, tingkat kematian akibat Omicron terbilang rendah.

"Jadi contoh di UK, penyebaran naik pesat, tapi kenaikan angka kematiannya flat. Jadi dia sangat menular, tapi tidak menyebabkan kematian," kata Zita soal Omicron.

Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Zita mengatakan kasus Covid-19 varian Omicron bakal berbahaya untuk masyarakat yang belum vaksinasi. Oleh karena itu, alih-alih merekomendasikan peningkatan PPKM menjadi Level 3, Zita menyarankan agar tingkat vaksinasi dinaikan.

Meski begitu, Zita menyarankan agar Pemprov DKI menghentikan sementara kegiatan PTM, melihat sudah ada 90 sekolah yang ditutup sementara akibat temuan kasus Covid-19. Padahal, saat itu PTM baru diberlakukan satu bulan.

"Tapi jangan lama-lama, misalnya sebulan lah," ujar Zita.

Walau dicap berbagai pihak tidak berbahaya, nyatanya varian Omicron tetap memakan korban jiwa hingga dua orang. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai kematian dua pasien Covid-19 varian Omicron membuktikan bahwa varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu berbahaya dan bisa berdampak serius.

Ia mengatakan keseriusan dampak varian Omicron ini sesuai dengan sikap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberi label pada Omicron sebagai variant of concern (VoC).

"Namanya varian of concern itu berbahaya, serius dampaknya, ada potensi menyebabkan kematian dan keparahan rumah sakit," kata Dicky.

Dari sisi kerawanan, Dicky mengatakan varian Omicron tidak ada bedanya dengan varian Delta, Alpha, bahkan varian asli yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina.

Ia mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi agar tidak ada lagi korban akibat varian virus ini. "Ini kita lihat (kematian) pada lansia. Kalau enggak cepat dimitigasi kematian pada anak akan terjadi," ucap dia.

https://fokus.tempo.co/read/1555477/...n/full?view=ok
antiketek
anu.ku.l
aldonistic
aldonistic dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.7K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan