- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ketika Warga Afghanistan Jual Anak dan Ginjal karena Putus Asa dalam Kelaparan


TS
bajer.dinar212
Ketika Warga Afghanistan Jual Anak dan Ginjal karena Putus Asa dalam Kelaparan

KABUL, KOMPAS.com - Warga Afghanistan sekarang menggunakan langkah-langkah putus asa untuk memberi makan diri mereka sendiri, termasuk dengan menjual anak-anak dan organ tubuh mereka sendiri. Sky News mewartakan telah menemukan seluruh keluarga di Herat yang telah menjual ginjal mereka agar dapat makan.
Dalam satu kasus, tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan mereka memberi tahu telah menjual organ mereka seharga sekitar 1.150 poundsterling (Rp 22 juta) untuk membeli makanan bagi anggota keluarga lainnya.
Di sana, ditemukan juga seorang ibu yang duduk berduka atas balita yang mati karena kasus kelaparan. Sementara banyak orang tua melaporkan bahwa mereka sekarang terpaksa menjual anak-anak mereka.
Kepada Sky News, seorang dokter dengan emosional memberitahu kami bahwa mereka tidak mampu membeli bahkan pembalut untuk luka yang terinfeksi, atau alat dasar untuk melakukan operasi penyelamatan jiwa.
Ini adalah Afghanistan pasca-penarikan pasukan asing, di mana koalisi negara-negara menghabiskan 20 tahun, menghabiskan miliaran dolar untuk "membangun kembali".
Sementara begitu banyak nyawa telah dikorbankan - ribuan - baik tentara asing maupun warga Afghanistan biasa. Bagian dunia ini sekarang dikatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan cepat menjadi pusat bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Afghanistan miskin dan dalam kesulitan sebelum penarikan pasukan asing yang kacau Agustus lalu.
Sekarang, dengan Taliban berkuasa dan seluruh dunia masih belum secara resmi mengakui legitimasi pemerintah mereka, orang-orang Afghanistanlah yang harus menempuh langkah-langkah yang lebih ekstrem untuk bertahan hidup.
Keputusasaan di komunitas

Di sebuah komunitas desa kecil di luar Herat, keputusasaan dan kehancuran akibat kemiskinan nampak jelas.
Sky news dalam liputannya menyembunyikan lokasi desa yang tepat dan melindungi identitas semua penduduk desa yang berani berbicara. Ini dilakukan untuk keselamatan mereka sendiri.
Dalam beberapa menit, para wanita tua menyodorkan dokumen medis seraya memohon bantuan. Sementara para ibu yang menggendong bayi memohon untuk diberi makan.
Daerah ini bagi kita tampaknya benar-benar tandus, tanpa air atau semak-semak bermil-mil di sekitarnya.
Dalam banyak kasus, satu-satunya mata uang yang dimiliki keluarga-keluarga ini adalah organ mereka. Alhasil, banyak yang terpaksa menjualnya, dan sekarang anak-anak mereka yang dijual.
"Sekitar enam bulan yang lalu, putra saya yang berusia tiga tahun meninggal karena kelaparan. Saya tidak bisa melihat mereka semua kehilangan nyawa... setidaknya dengan cara ini (menjual), orang lain akan memberi mereka makan," ujar Ibu berusia 25 tahun, yang memberi tahu bahwa yang tersisa untuk mereka jual sekarang hanyalah salah satu dari delapan anaknya.
Penyangkalan Taliban

Sementara itu,Taliban mengatakan itu semua adalah mitos Barat, yang diimpikan oleh media Barat yang jahat dan tidak jujur untuk mendiskreditkan mereka.
Mereka juga mengatakan semua gadis di negara itu mengenyam pendidikan, bahwa sekolah dan universitas semuanya terbuka dan mereka tidak mengumpulkan aktivis perempuan atau melakukan balas dendam terhadap mereka yang bekerja dengan pasukan asing yang pernah ditempatkan di sini selama dua dekade.
Taliban tampaknya memiliki "fakta alternatif" dari apa yang dialami banyak orang lain di Afghanistan. Sedangkan di komunitas desa di pinggiran kota Herat, Sky News diizinkan masuk ke sebuah ruangan untuk melihat sekelompok wanita yang semuanya menjual ginjal mereka. Banyak dari mereka masih remaja atau berusia awal dua puluhan dan sudah memiliki banyak anak, dan beberapa dari mereka terlihat hamil lagi.
Sky News mewartakan ada perdagangan ginjal yang menguntungkan di daerah itu, karena kedekatan kawasan dengan perbatasan Iran dan banyak pembeli dari seberang perbatasan.
Di sisi lain, kemiskinan ekstrim mendorong lebih banyak orang Afghanistan ke meja operasi untuk mencoba menghapus utang dan menyediakan makanan untuk keluarga mereka.
Sejak Taliban berkuasa, tampaknya ada pembatasan transplantasi ginjal tetapi penyelidikan Sky News menunjukkan pembatasan itu tak mampu mengendalikan perdagangan ilegal.
Seorang ibu remaja memberi tahu kami bahwa dia telah dioperasi sekitar sebulan yang lalu. Bekas lukanya yang merah sepertinya mendukung hal ini. "Kami tidak punya pilihan," katanya,
"Kami melakukan ini untuk memberi makan anak-anak kami."
Sumber : https://www.kompas.com/global/read/2...page=all#page2


37sanchi memberi reputasi
1
1K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan