Film Penyalin Cahaya Ide Cerdas Wregas yang Belum Sempurna
TS
rizkyvan025
Film Penyalin Cahaya Ide Cerdas Wregas yang Belum Sempurna
sumber gambar dari kincir.com
Akhirnya Film Penyalin Cahaya tayang juga di layanan streaming Netflix. Sebelum melihat pertunjukan ini, ada pertanyaan besar menyelimuti, apalagi para review film memberikan kesan positif untuk peraih penghargaan Film cerita panjang terbaik FFI tahun 2021, apakah sebagus itu pertunjukan ini?
Jika boleh memberikan nilai dari 0 sampai 10, maka pertunjukan karya Wregas Bhanuteja ini adalah 7,9, apakah terlalu buruk? Memang tidak, hanya saja ada beberapa poin yang menurut saya, bisa di eksplore lebih tetapi, masih kurang diperhatikan.
Menggunakan teknik teatrikal sebagai cara menyampaikan pesan dan keseluruhan cerita, membuat film ini tampil terasa berbeda. Secara keseluruhan penampilan sangat bagus, kamu akan di bawa ke dalam sebuah pementasan teater kelas atas.
Semua perabotan, tata cahaya, dan tempatnya memang mengesankan luar biasa. Bisa dikatakan, perfilman Indonesia saat ini sudah naik kelas. Rasanya meraih penghargaan internasional memang sudah selayaknya, tetapi untuk penghargaan 12 piala FFI di semua kategori, rasanya sedikit berlebihan.
sumber gambar dari suara.com
Spoiler for Film Penyalin Cahaya Punya Celah Kecil:
Harus diakui bagi beberapa orang yang kurang mengerti tentang kesenian teater, terasa membosankan melihat pertunjukannya. Kecuali, saat adegan klimaks dan mencapai konklusinya, rasa penasaran kembali muncul dan cukup tinggi.
Hal ini terjadi karena, plot twist yang digunakan memang luar biasa dengan seni teatrikalnya, Wregas mampu mengarahkan penonton agar membenarkan semua pernyataan dari Suryani melalui semua bukti yang sudah diunggahnya. Walau pada akhirnya semua itu salah sehingga, mengunggah sebuah pernyataan dan rahasia baru.
Sayangnya, Film Penyalin Cahaya melalui teatrikal ini pula ada beberapa poin yang membuat saya pribadi merasa pertunjukan ini belum sempurna 100% bahkan, masih ada celah, walau kecil namun menjadi kekurangan sehingga mempengaruhi kualitas penilaian.
sumber gambar darikabarwonosobo-pikirian.rakyat.com
Spoiler for Drama Teater yang Belum Mengaduk Emosi:
Dalam kesenian teater, pemain tidak perlu menunjukkan dialog untuk menegaskan bahwa mereka sedang sedih, senang, marah atau membenci seseorang. Cukup melalui gestur dan ekspresi mimik saja.
Sayangnya, untuk menangkap semua perasaan antar pemain tersebut Wregas membutuhkan waktu lebih banyak lagi dalam sesi pendalam peran. Kualitas mereka memang bagus hanya saja, masih belum mengaduk emosi.
Seperti, Shenina Cinnamon yang memerankan tokoh Sur. Rasa putus asa karena tidak mendapatkan pembelaan yang pantas dari seorang Ayah dan jajaran petinggi universitas kurang di eksplore lebih dalam lagi.
Rasa terkejut dan keinginan untuk marah yang dipendam masih perlu pembelajaran khusus. Apalagi, tokoh satu ini bila dilihat dari keseluruhan cerita, merupakan karakter keras dan tegas dalam mempertahankan kebenarannya.
Sayang, Shenina belum mampu menyampaikan rasa frustasinya dalam menghadapi berbagai tekanan dari sana dan sini. Apalagi, ketika pengkhianatan terjadi, perasaan yang sama juga terwujud untuk peran lain kecuali Chico Kurniawan.
Mungkin, penghargaan pemeran utama pria terbaik memang pantas disandangnya, akting sederhana intonasi nada yang pas, dan karakter sebagai tukang fotocopy membekas erat di kepala.
Selebihnya, terasa sederhana dan mengalir begitu saja. Sejujurnya, ekspektasi saya untuk pertunjukan teaternya sangat tinggi, sehingga kesulitan dalam menyampaikan ekspresi seperti ini belum bisa toleransi.
sumber gambar dari cnnindonesia.com
Spoiler for Wregas Bhanuteja Layak Mendapatkan Penghargaan:
Harus diakui pertunjukannya kali ini memang cerdas, Wregas Bhanuteja mampu memberikan gambaran bagaimana keadaan negeri ini. sentilan kecil dengan ekspresi menjemukan hingga menyebalkan adalah langkah cerdas, patut dipuji.
Penyampaiannya tidak berlebihan tetapi mampu memberikan ruang emosi yang cukup bagi keseluruhan cerita. Babak awal dan akhir mampu mengilhami bagaimana sudut pandang dari berbagai kalangan, mulai dari korban, penegak hukum, sampai pelaku.
Hal itu juga memberikan kesan pada penonton bahwa, penguasa bukanlah polisi atau presiden, melainkan mereka yang punya uang dan mampu menutup mulut seseorang hanya dengan biaya besar.
Film Penyalin Cahaya atau photocopier tidak memberikan jawaban apa-apa mengenai bagaimana pelaku dari para petinggi. Hal ini bukan karena, mereka menyiapkan sekuel kedua atau ceritanya sengaja tidak diselesaikan. Melainkan, apa yang disampaikan Wregas di akhirnya adalah cermin nyata.
Semua yang berusan dengan hukum pada akhirnya, kaum lemah tetap tertindas, walau pelaku sudah dihukum. Apakah kamu sudah melihat film penyalin cahaya atau photocopier ini? Kalau menurut kamu bagaimana, layak atau tidak mereka mendapatkan 12 piala FFI tahun 2021?