Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Rights Issue Kurang Optimal, Saham Waskita ARB
Rights Issue Kurang Optimal, Saham Waskita ARB

Riset, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 08:05 WIB


Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi berupa Right Issue (RI) yang dilakukan oleh emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tidak terserap penuh.

Dari total target pendanaan sebesar Rp 11,93 triliun, WSKT hanya berhasil meraup suntikan modal dari pemegang saham sebesar Rp 9,44 triliun atau sekitar 79% dari target.

Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali lewat Kementerian BUMN melakukan eksekusi atas haknya dengan menyetorkan modal senilai Rp 7,9 triliun lewat mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN).

Pemegang saham publik hanya mampu menyerap sebesar Rp 1,54 triliun. Dengan perkembangan tersebut maka struktur pemegang saham akan berubah dengan kepemilikan pemerintah bertambah dari 66% menjadi sekitar 75%.

Harga saham WSKT pun ditutup anjlok 6,35% atau terkena Auto Reject Bawah (ARB) di level Rp 590/unit. Antrean jual di harga ARB terpantau sebanyak 279.967 lot.

Meskipun tak terserap penuh, pihak manajemen masih mengapresiasi partisipasi pemagang saham dalam aksi korporasi kali ini yang dinilai saat pasar sedang bearish.

Sebagai informasi, dana yang diperolah dari RI akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja konstruksi proyek jalan tol melalui anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) dan sisanya untuk modal kerja proyek lain.

Setelah aksi korporasi berupa RI ini, WSKT juga akan melakukan aksi korporasi lain berupa penerbitan obligasi dan sukuk senilai Rp 3,83 triliun.

Namun penggunaan dana dari penerbitan obligasi dan sukuk tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan pembiayaan kembali (refinancing).

Untuk diketahui, WSKT memiliki 3 obligasi yang akan jatuh tempo di tahun 2022. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Ketiga obligasi tersebut antara lain WSKT02BCN3 yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 dengan kupon tetap per tahun sebesar 9% dengan nilai Rp 910 miliar.

Kemudian obligasi lainnya yaitu WSKT03ACN4 yang jatuh tempo pada 16 Mei 2022 dengan kupon tetap 9% per tahun senilai Rp 484 miliar.

Terakhir ada obligasi WSKT03BCN1 yang jatuh tempo pada 6 Oktober 2022 dengan kupon tetap 8,5% per tahun senilai Rp 1,63 triliun. Sehingga total nilai pokok obligasinya saja yang akan jatuh tempo tahun ini mencapai lebih dari Rp 3 triliun.

Apabila mengacu pada laporan keuangan interim perseroan pada September 2021, total kewajiban jangka pendek, kurang dari satu tahun, perusahaan mencapai Rp 46,66 triliun.

Kewajiban jangka pendek yang sifatnya adalah pinjaman bank dan obligasi masing-masingnya mencapai Rp 38,7 triliun dan Rp 1,39 triliun.

Sedangkan per September 2021, kas dan setara kas WSKT hanya sebesar Rp 2,07 triliun. Tentu nilainya sangat minim jika dibandingkan kewajiban berupa utang bank dan utang obligasi tadi.

Posisi aset lancar WSKT pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 34,83 triliun. Sementara itu kewajiban jangka pendeknya mencapai Rp 46,66 triliun. Artinya rasio lancar (current ratio) sebesar 0,75x.

Nilai rasio lancar yang berada di bawah 1,5x tersebut mengindikasikan bahwa WSKT sebenarnya sedang mengalami kesulitan dalam hal likuiditas.

Inilah yang menjadi salah satu problem bagi WSKT sebagai salah satu emiten konstruksi BUMN yang banyak disorot, selain karena utangnya yang bengkak likuiditasnya juga seret.

Hal inilah yang menyebabkan WSKT terus diobral investor hingga sahamnya anjlok ke level ARB pada perdagangan kemarin dengan koreksi 6,35% ke level harga Rp 590/unit.

Sumber

Rights Issue Kurang Optimal, Saham Waskita ARB
0
876
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan