“Tempatnya asik, view nya luas, soalnya outdoor, ya enak lah”. Terang Kiman salah satu Mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Dewasa ini tempat nongkrong banyak bermunculan di berbagai kota besar seperti di Jakarta, Bandung, tak terkecuali Jogja yang terkenal akan daerah istimewanya. Banyak coffe shop dan tempat nongkrong dengan berbagai konsep unik, salah satuanya adalah Pendopo Lawas.
Pendopo Lawas merupakan tempat wedangan berkonsep angkringan, dengan arsitektur pendopo. Lokasinya berada di Alun - alun Lor Yogyakarta, atau lebih tepatnya berada di sebelah utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tempat ini dapat menjadi destinasi wisata malam di Yogyakarta. Menawarkan suasana ngopi yang berbeda dari yang lain. Suasana tradisional khas Jawa,dibalut musik java – jazz, dan penataan lampu – lampu kuning yang menarik, serta peletakan properti klasik yang elegan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
”Kami buka mulai jam 16.00 hingga 23.30 untuk last order”, ungkap salah satu karyawan. Setiap hari Pendopo Lawas selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan, baik pelajar atau mahasiswa, dan wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak sedikit pula keluarga yang memilih tempat ini untuk menikmati suasana malam Yogyakarta. Bahkan tak jarang turis asing pun terlihat puas menyantap makanan disini.
”Kalo dirata – rata harganya biasa sih, kalo sekedar kopi doang” ujar laki – laki yang berasal dari Magetan, Jawa Timur. Memang harga yang ditawarkan bervariatif, mulai Rp. 5000 hingga Rp. 40.000. Cukup terjangkau bagi mahasiswa yang merupakan pengunjung mayoritas Pendopo Lawas. “Kesini sama temen untuk ngopi, ngobrol pintar, ya gitu lah kebiasaan orang ngopi gimana’’, tutur pria berbadan sedang tersebut.
Menu yang ditawarkan pun juga beragam. Mulai dari aneka wedangan, minuman segar, makanan pembuka, snack, gorengan dan bakaran, hingga makanan berat. Pelayanan yang diberikan cukup bagus, karyawannya ramah dan sopan, kebersihan dijaga dengan baik, terdapat juga fasilitas wi-fi yang bisa diakses secara gratis. ”Tempat ini bisa dijadikan rekomendasi tempat untuk ngobrol”, tutup laki – laki beramput pendek tersebut.
Namun saat ramai, pengunjung harus sabar mengantre satu per satu untuk memesan makanan ataupun minuman. Ketika ingin memesan minuman ataupun makanan lagi, pengunjung harus antri lagi karena sistem pembayaran yang diterapkan.