Tingkat perceraian dari berbagai negara. Kira-kira Indonesia berada diurutan keberapa ya?


Well, membahas tentang rumah tangga atau pernikahan pastinya perceraian adalah momok yang selalu melekat pada mahligai rumah tangga. terlebih Akhir-akhir ini kan lagi viral tuh web series yang bertemakan pernikahan dan perselingkuhan. Kali ini ane akan membahas tentang persentase perceraian dari berbagai negara. Dari yang tertinggi hingga yang terendah.

Menurut sumber yang saya baca, dari tahun ke tahun dimana angka pernikahan yang semakin menurun, tapi alangkah mengejutkannya angka perceraian justru semakin meningkat.




Bisa lihat kan dari gambar diatas, dari tahun 1960 hingga 2017 jumlah pernikahannya semakin turun tapi anehnya perceraiannya semakin meningkat hingga mencapai 44% ini adalah angka yang cukup besar memingat memang semakin maraknya perceraian disekitar kita.

kenapa perceraian bisa terjadi?

faktanya perselingkuhan atau ketidak setiaan bukanlah masalah terbesar atau utama yang melandasi para pasangan untuk mengakhiri pernikahan mereka.
Ada banyak alasan kenapa perceraian itu bisa terjadi, namun umumnya ada 4 masalah yang membawa pernikahan keujung jalan.


Berdasarkan study yang dilakukan ke 4 alasan itu meliputi :
1. Tidak Rukun

rupanya ketidaksetiaan bukanlah issu utamanya melainkan ketidak cocokan dan sering timbulnya cekcok yang bahkan mencapai 40%. Masalah ini bisa muncul dari mana saja, bisa karena masalah sepele mulai dari pandangan hidup yang berbeda, cara mengurus atau mendidik anak, quality time yang buruk, kesibukan masing-masing dan masih banyak lagi. masalah finansial juga akan selalu membawa kepercekcokan tiada habisnya hingga membawa pasangan keakhir perceraian.

2. Ketidak Setiaan

berkaca kepada sinetron yang sering membawakan tema tentang perselingkuhan. Memang hal ini lah salah satu penyebab angka perceraian semakin meningkat bahkan mencapai 18%. Perselingkuhan ini tidak hanya dilakukan oleh pria saja tetapi dikalangan wanitapun sudah marak terjadinya perselingkuhan. Kebanyakan pasangan akan mengakhiri hubungannya ketika mengetahui pasangannya tidak setia walaupun masih ada juga yang mencoba memaafkan dan membuka kesempatan lain. Hal ini sangat disayangkan terlebih jika ternyata pasangannya yang berselingkuh masih tetap tidak berubah yang justru akan membawa rasa sakit untuk kedua kalinya. Jadi berhati-hati lah!!

3. Kebiasaan mabuk-mabukan atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang

pasangan yang alkoholic atau pecandu biasanya punya sifat abusif apabila sedang dalam pengaruh kedua hal tersebut dengan persentase mencapai 9%. Banyak wanita yang tidak tahan menghadapi pasangannya yang mabuk-mabukan setiap hari. hidup dengan pasangan yang alkoholic tentu akan sangat beresiko dikemudian hari.

4. KDRT
banyak orang akan mengatakan "saya tidak akan mentolerir pasangan saya melakukan kekerasan fisik atau mental dan juga perselingkuhan". Well, ternyata KDRT menduduki posisi paling bawah alasan pasangan bercerai yaitu sebanyak 6%. Pasangan yang tempramental dan tidak bisa mengontrol diri membuat pasangannya ogah untuk bertahan dan memilih untuk bercerai. tapi ada juga wanita yang masih memilih bertahan dengan beberapa alasan yang tidak bisa dibenarkan. KDRT ya KDRT dan tak bisa dibiarkan begitu saja.

5. Alasan lain-lain sebanyak 23%

Alasan-alasan lain yang tidak disebutkan sebelumnya masuk kedalam ranah ini. angkanya cukup tinggi sih 23% tapi ini tidak spesifik dimana disini memuat 1001 alasan lain kenapa perceraian itu bisa terjadi.

Berikut Ini Negara dengan angka perceraian tertinggi di Dunia



ditahun 2017 posisi teratas diduduki Oleh Luxemburg sebanyak 87%. angka yang fantastis untuk negara kecil dengan penduduk 500.000 jiwa ini. Sangking maraknya pemerintah disana membuat aturan khusus, dimana pasangan yang bercerai masing-masing harus sudah berusia diatas 23 tahun dengan durasi pernikahan tidak kurang dari 2 tahun.

Ditahun 2021 negara dengan perceraian tertinggi justru dipegang oleh maldives. Negara yang dijukuki surga dunia ini justru memiliki catatan buruk dalam pernikahannya yang mencapai 10% disetiap 1,000 pasangan.

Lalu Negara mana yang paling sedikit Angka perceraiannya ?

Negeri Vrindavan atau dikenal dengan INDIA justru memiliki angka perceraian yang sangat rendah yaitu hanya 1% menurut sensus 2017. Jika dirata-ratakan hanya 13 pasangan yang akan bercerai dari 1000 pasangan tiap tahunnya. sungguh angka yang sangat kecil. Lalu kenapa India bisa memiliki perceraian yang sangat rendah? Masalah budaya dan kepercayaan adalah fakor utama yang membuat angka perceraiannya sangat kecil sekalipun pernikahan itu adalah hasil perjodohan keluarga. Pertama, disini laki-laki dan perempuan dituntut untuk menikah sekali seumur hidup. Kedua, acara pernikahan yang sangat runyam, merepotkan, dan memakan waktu yang cukup lama bahkan katanya disana acara pernikahan dilangsungkan selama 7 hari 7 malam? ketiga, pernikahan bukan hanya antara lelaki dan wanita tetapi ini lebih menyatukan 2 pihak keluarga, jadi perlu berpikir panjang jika ingin bercerai. keempat, stigma negatif untuk wanita bercerai. di India hidup menjadi janda bukanlah hal yang mudah. Menjadi janda karena ditinggal mati suami saja adalah kutukan apalagi hasil perceraian?

lalu Bagaimana dengan Indonesia?

Well, Di Indonesia angka perceraian lebih tinggi dari India. sekalipun tidak masuk dalam 20 besar angka perceraian tertinggi atau terendah. di Indonesia untuk tahun 2020 angka perceraiannya mencapai 6,4% dari 72 juta pasangan atau sekitar 4,7 juta pasangan bercerai ditahun 2021. Angka ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya mungkin karena faktor Kopit juga kali yaa..


Itulah yang bisa saya bahas kali ini. Semoga bermanfast

sumber : https://www.unifiedlawyers.com.au/bl...es-statistics/