Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
Guru Di China Dipaksa Masuk Ke Rumah Sakit Jiwa Karena Sosial Media
Guru Di China Dipaksa Masuk Ke Rumah Sakit Jiwa Karena Sosial Media
Guru di Tiongkok.


Seorang guru dari Tiongkok Selatan dilaporkan dipaksa masuk ke rumah sakit jiwa. Mengapa?

Karena menunjukkan dukungan untuk seorang guru yang menentang narasi resmi Beijing tentang sebuah peristiwa bersejarah, pada masa Perang Dunia II.

Selama akhir pekan, guru SD, Li Tiantian dari Provinsi Hunan mengirim pesan SOS kepada teman-temannya.

Dalam pesan itu dia menjelaskan bagaimana polisi setempat mengancam dan memaksanya ke rumah sakit jiwa, meski saat itu dia sedang hamil.

Itu karena dia memposting di media sosial Tiongkok, Weibo, menunjukkan dukungannya kepada seorang guru perguruan tinggi di Shanghai, bernama Song Gengyi.

Song mempertanyakan apakah jumlah kematian resmi dari Pembantaian Nanjing, seperti yang diakui oleh Partai Komunis Tiongkok atau PKT, kekurangan dukungan sejarah.

Dia menyarankan bahwa untuk subjek yang sangat kontroversial dalam historiografi Tiongkok dan Jepang, identitas para korban harus diverifikasi dan dicatat dengan cara yang lebih serius.

Pembantaian Nanjing terjadi selama perang Jepang dan Tiongkok pada tahun 1937.

Pembantaian itu secara luas dimasukkan dalam apa yang disebut Kampanye Pendidikan Patriotik Partai Komunis Tiongkok.

Secara khusus kekejaman Jepang, secara luas tercakup dalam pengajaran anak-anak sekolah Tiongkok daratan, dan mengipasi sentimen anti-Jepang.

Di bawah kurikulum itu, PKT sering digambarkan telah memainkan “peran inti” dalam melawan Jepang dan menyelamatkan Tiongkok.

Meskipun banyak sejarawan percaya bahwa kaum Nasionalis Tiongkok-lah, bukan Komunis, yang melakukan sebagian besar pertempuran.

Guru perguruan tinggi itu dipecat karena apa yang dia katakan.

Insiden itu menarik perhatian orang-orang dari semua lapisan masyarakat, dengan Li Tiantian sebagai salah satu pendukungnya.

Li berkomentar untuk Song selama akhir pekan bahwa:

“Song tidak menghasut siswa atau memprovokasi masalah di kelas, dia juga tidak menentang atau melenyapkan fakta Pembantaian Nanjing. Dia hanya mengusulkan untuk menghormati nyawa, dan orang yang mati. Apakah ini salah?”

Tapi Minggu malam, Li mengirim pesan kepada temannya, mengatakan bahwa polisi memaksanya ke Rumah Sakit Jiwa Kabupaten Yongshun.

Li adalah seorang guru dan penulis.

Pada 2019, dia menulis artikel tentang pendidikan di pedesaan Tiongkok, dan membagikannya di akun Wechat pribadinya.

Artikel tersebut menjelaskan bagaimana kelas harian di sekolahnya terlalu sering terganggu karena seringnya kunjungan pejabat tingkat tinggi.

Ketika itu terjadi, anak-anak di sekolahnya harus menghentikan kelas mereka dan membersihkan seluruh sekolah untuk menyambut para pejabat tersebut.

Artikel itu menjadi viral di dunia maya.

Pejabat pendidikan setempat memanggilnya semalaman.

Setelah itu, sekolah memotong setengah dari pelajaran yang dia ajar, dan dia dipaksa untuk melaporkan keberadaannya kepada otoritas.

https://www.google.com/amp/s/ntdindo...akit-jiwa/amp/
Diubah oleh User telah dihapus 07-01-2022 15:09
0
601
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan