- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
The Door "Pintu Dunia Lain"
TS
papahmuda099
The Door "Pintu Dunia Lain"
"Perkenalkan, namaku GATOT, seingatku..."
"Kalian ingin tahu usiaku ?"
"Hmmm...entahlah, akupun sudah tak ingat lagi sudah berapa tahun usiaku. Yang pasti...aku masih HIDUPdiantara alam semesta ini. Masih termasuk makhluk bernyawa sama seperti kalian...Para Manusia
"Baiklah, langsung saja ke inti permasalahan yang hendak aku sampaikan kepada kalian. Aku sengaja masuk kedalam mimpi orang ini, untuk bisa membagikan sebuah kisah. Kisah tentang LARANGAN ADAT."
"Inilah kisahku"
Spoiler for Awal Mula:
Pagi pada hari jumat bulan desember tahun 20xx.
Cuaca nampak kurang bersahabat ketika itu. Awan kelabu nampak menggantung diatas sana. Menghalangi hangatnya sinar pagi sang surya yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan tubuh manusia.
Gatot, seorang guru SMA itu tampak menahan kantuk akibat semalam suntuk membantu bapaknya membetulkan genting atap rumah yang bocor, ketika semalam terjadi hujan deras didesa tempat tinggalnya.
Sesekali gatot menyeka matanya yang keluar air ketika ia menguap agak lebar.
"lho, pak gatot belum berangkat ke kelas ?"
Sebuah suara yang gatot kenali menegurnya.
Gatot nyengir, "sebentar lagi pak. Sedang menyiapkan bahan-bahan dulu,"gatot mencoba ngeles didepan kepala sekolah tempat ia mengajar.
"ya sudah, tapi jangan lupa. Sebelum ke kelas, mbok yo cuci muka dulu," ujar kepala sekolah dengan tersenyum. Ia lalu berjalan kembali menuju ruangannya.
"heleh, ketahuan juga," desah gatot.
Ia kemudian segera mempersiapkan buku-buku pelajaran yang nanti akan ia ajarkan. Tapi, sebelum berangkat, tak lupa gatot mengikuti pesan dari kepala sekolah, cuci muka.
Setelah dirasakan kantuk mulai menghilang, gatot mulai melangkahkan kakinya menuju ruang kelas 2b.
Sambil berjalan, gatot memperhatikan langit yang masih diselimuti awan kelabu.
Lagi-lagi ia mendesah, "waduh, bisa-bisa liburanku batal nih karena hujan terus menerus."
Gatot memang tengah berencana untuk berlibur sejenak ditengah-tengah padatnya rutinitas pekerjaannya sebagai seorang guru. Juga dari ucapan-ucapan ibunya tentang kapan nikah kapan nikah itu.
"kowe iki mikir apalagi tho, nak. Pekerjaan sudah ada, PNS pula. Mau dijodohin sama anaknya temen ibu, gak mau. Maunya nyari sendiri. Tapi sampe sekarang gak ada hasilnya. Ibu iki uwis kepengen gendong cucu, nak."
"emang dikira nikah itu gampang apa. Segampang ibu memilih sayuran dipasar," jawab gatot ketika itu sambil berlalu masuk kamar. Tak betah mendengar cerewetnya sang ibu.
Gatot ingin berlibur bersama beberapa teman-teman sekolahnya dulu.
Mereka sudah memboking tempat, sudah menyiapkan berbagai acara dan tempat-tempat yang asyik untuk dikunjungi.
"mudah-mudahan gak batal," desahan terakhir gatot sembari masuk kedalam kelas yang masih ramai karena belum dimulainya pelajaran.
*
Jumat siang dibulan Desember.
Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Gatot masih duduk disebuah terminal kecil dikotanya. Ia tengah menunggu kedatangan teman-temannya. Sebuah tas cukup besar berada disampingnya. Sudah hampir 30 menit ia duduk sendiri disana. Tapi, belum tampak satupun batang hidung teman-temannya muncul.
Sesekali gatot menghela nafas.
Ia menyenderkan kepalanya dibangku tempat ia duduk. Lagi-lagi matanya kembali tertuju kepada gumpalan awan kelabu diatas sana.
Baru saja ia hendak mendesah, sebuah teriakan terdengar dikejauhan.
GATOOOTTTT....!!!"
Gatot menoleh kesumber suara itu. Ia lalu tersenyum senang ketika ia melihat kedatangan 3 orang temannya.
"widih, udah lama, tot ?"sapaan sekaligus pertanyaan, keluar dari mulut seorang laki-laki bertampang lumayan yang bernama Indra.
"gatot pasti udah lama disini, ndra." kata Yusuf, pemuda bertubuh kurus itu yang menjawab.
"Iyalah, gatotkan selalu on time kalau datang. Gak kaya kita-kita ini, hahaha" ucap Inas. Gadis manis yang menjadi incaran dari sejak sekolah dulu, gatot ini ikutan nimbrung dan tertawa.
Sebuah tawa yang sangat manis, dimata gatot.
"kita juga gak telat-telat amat kali. Kan bis juga berangkatnya jam setengah 4," kata indra.
Gatot hanya bisa tersenyum melihat canda tawa teman-temannya itu. Yah...beginilah suasana yang ia inginkan. Cair, apa adanya, saling ejek, dan bercanda.
"udah...udah, kalian ini ribut terus. Santai aja kali, lagian ini juga udah jadi kebiasaanku. Yang penting kalian semua sudah sampai disini." kata gatot.
"siap pak guru..," jawab ketiga temannya kompak.
Kembali mereka berempat tertawa.
Indra, pemuda ganteng ini bekerja disebuah BUMN dikota tempat mereka tinggal. Otaknya yang encer membawanya dengan cepat menduduki sebuah jabatan yang lumayan diperusahaannya. Banyak rekan wanita dikantornya yang mendekatinya. Tapi gatot tak bisa mengerti, kenapa indra selalu menolak cinta mereka. Indra diperjalanan ini ditunjuk sebagai ketuanya. Selain otaknya yang paling encer, indra juga jago berantem. Jadi, doi bisa diandelin kalo ada apa-apa.
Yusuf, laki-laki bertubuh kurus ini adalah teman sebangku gatot sewaktu sekolah dulu. Rumah mereka masih satu desa. Tapi setelah mereka berempat lulus, mereka berempat kuliah di universitas yang berbeda. Dan kini, yusuf sudah menikah dan tinggal di kota yang berbeda. Yusuf memilih untuk membuka usaha sendiri dari pada bekerja ditempat orang lain.
Inas, atau Nasyiah nama lengkapnya. Adalah primadona ketika mereka berempat masih satu sekolah. Selain karena cantik, inas juga selalu ramah kepada orang lain. Dan faktor inilah kenapa gatot jatuh cinta kepada inas. Lalu, kenapa gatot tidak berani untuk menyatakan perasaannya ? Itu karena gatot tidak ingin hubungan pertemanannya dengan inas rusak gara-gara sebuah cinta. Inas sekarang bekerja disebuah showroom mobil dikota. Ia sudah memiliki jabatan sebagai supervisor. Tapi, sekali lagi gatot juga tak mengerti dengan temannya ini. Cantik ? Iya. Mapan ? Sudah. Tapi, inas ternyata masih betah menyendiri diusia matangnya. Entah apalagi yang ia cari. Gatot tak tahu.
"sambil menunggu keberangkatan, ayo sekali lagi kita periksa barang-barang perlengkapan kita. Takutnya nanti ada barang yang kelupaan jadi enak, tinggal beli disini." kata indra.
Ketiga temannya segera mengikuti instruksi indra. Setelah mereka mengecek dan yakin tidak ada barang yang tertinggal, mereka lalu kembali mengepak barang masing-masing.
Jam setengah 4 sore, mereka berempat sudah duduk di bis yang akan mengantarkan mereka ketempat tujuan yang telah direncanakan.
Awalnya gatot ingin sebangku dengan Inas, tapi apa daya. Yusuf sepertinya ingin bernostalgia dengan gatot. Jadinya ya,mereka berdua duduk bersama.
Inas akhirnya duduk dengan indra dikursi didepan kursi yang gatot dan yusuf duduki.
"gengs, sebelum berangkat, kita berdoa dulu yuk." Inas berkata sambil menengok kebelakang.
"yoi, agar kita berempat bisa sampai dengan selamat. Dan pulang dengan lengkap juga," yusuf berkata sambil tersenyum.
Mereka berempat mulai berdoa. Dan selesai bertepatan dengan jalannya bis yang mereka tumpangi ini.
joewan dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.1K
Kutip
11
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan