Ada saatnya dimana kita mengalami kebahagiaan, namun ada saatnya kita mengalami kesedihan. Begitu juga dengan gue yang sebagai anak “DANUS”. Sebagai pedagang, kita pasti memiliki banyak kekhawatiran . Takut gak laku, takut uang hilang, takut makanan yang dijual rasanya tidak enak, dan lainnya  . Jika hal tersebut terjadi, pastinya kerugian akan datang mengampiri kita. Gue pernah mengalami hal-hal yang memang tidak diinginkan oleh semua anak “DANUS”, tetapi hal ini bisa menajdi bahan introspeksi diri untuk kedepannya

          Musuh utama gue Cuma satu, pencuri uang danus!! Oke gue tahu ini berlebihan, tapi ini benar-benar mengkhawatirkan bagi seluruh umat per’DANUS’an (?). Ceritanya, gue pernah menaruh kotak danus di selasar lantai 5. Kenapa gue menaruh di selasar? Karena gue melihat banyak mahasiswa yang menaruh kotak danusnya disitu dan beberapa dari mereka ada yang memeriksa daganganya dan uang dagangannya. Sebenarnya gue berdagang di waktu yang salah, yaitu hari wisuda. YA! LOE GAK SALAH LIHAT KOK!! HARI WISUDA GUE BERDAGANG???!!! Anehnya, gue merasa biasa aja (tapi ada rasa khawatir juga, sih). Karena pas wisuda banyak mahasiswa yang libur, makanya gue gak yakin dagangan gue bisa habis atau tidak (ya iyalah loe jualan pas wisuda!!!)

        Awalnya gue menjaga kotak danus gue sambil menunggu kedatangan seorang kekasih, eh pembeli maksud gue. Lama menanti kadatangan pembeli yang tercinta (cieee…. ), akhirnya gue memutuskan untuk meninggalkannya (meninggalkan kotak danus maksudnya) untuk mengusir rasa bosan  dengan pergi ke luar kampus. Gue piker uangnya pasti aman karena mahasiswa yang ada di kampus cuma sedikit orangnya. Musibah itu pun mulai terjadi………..
      Ketika gue mengecek kotak danus  gue, mimpi buruk itu mulai menimpa gue……UANG DANUS HILANGGGG!!!!!!!!! AAAARRRRRGGGHHHH!!!!! Gue stress bukan main gara-gara uang hilang!!! Masalahnya ini uang akan dipakai untuk keperluan inagurasi jurusan gue!!! GUE BENAR-BENAR GAK TAU LAGI MAU NGAPAIN!!! Satu-satunya harapan gue hanyalah menjual sisa-sisanya dan Alhamdullillah habis juga sisa-sisanya .

      Sebenarnya banyak banget kisah-kisah asam bin pahit yang gue alami selama menjadi anak “DANUS”. Gara-gara kejadian itu, gue mulai waspada terhadap dagangan gue dan gue juga mengambil uang danus gue kalo ada yang beli dan gue taruh di selasar. Maaf kalo cerita gue terlalu membosankan dan kepanjangan, tapi tolong jadikan cerita gue ini dijadikan sebagai pelajaran kalo kalian akan menjadi anak “DANUS” seperti gue, OK????