Kaskus

Story

anakucilAvatar border
TS
anakucil
Hal kecil yang kita punya
Hi para pejuang lamaran....

Sekelumit harapan di gantungkan tinggi untuk sebuah balasan dari lamaran yang di submit atau cek job post dengan harapan tinggi akan ada lowongan dan mendandani CV secara apik dengan bahasa kias tingkat dewa dicampur dengan bahasa inggris yang kadang nyomot dari google translate 😁...
Yups, kehidupan para pencari pekerjaan yang rumit, penuh ketidak pastian dan harapan, sebuah realitas yang kadang membuat aku dan sahabat ku Joni tertekan dan merasa menjadi orang yang sangat tidak beruntung, dan disinilah cerita kami dimulai...

"mbok ya di bales gitu kalau ga di terima" celetuk si Joni kesal merasa di php setelah interview.
"sabar aja rejeki ga kemana" jawab ku acuh tak acuh.
Sebuah jawaban klise tetapi memang menjadi realitas, nyari kerja sama dengan mencari jodoh,
"gw ada freelance mau ga bro ?" tanya ku
"males ahh, gw cari yang pasti dan safety, elo aja gerutu mulu" jawab Joni, sambil membakar rokok dan mulai ritual gerutu sambil membuka beberapa job posting, sebuah perkataan yang membuat ku, tersadar kalau aku harus mencari pekerjaan lain.
"kenapa gini dan kenapa gitu" gerutu nya lagi..
"take it or leave it" cetus ku yang ikutan pusing karna gerutuan nya...
"bro, gw tau loe dah pengalaman, tapi kondisi sekarang kan beda, ambil yang elo rasa bisa or nyaman, jangan jadiin beban" ujar ku sambil tersenyum bak orang tua yang memberi nasehat kepada seorang anak...
"loe abis tapa di mana bro ?" tanya Joni sambil tertawa.
"gimana kita bisa sukses bro" sambungnya.
"bahagia, duit banyak" sambung ku, disambut anggukan Joni
"besok jadi yah, kita urus BPJS, mayan duitnya" ujar ku
"ok jam 9 pagi gw jemput" ujar Joni sambil sibuk browsing job posting.
"dah sore gw cabut dulu yahh" ujar ku sambil menutup laptop dan pulang kerumah...

"assalamualaikum" ujar ku masuk pintu rumah..
"walaikum salam" ujar ibu ku
"kamu dah makan ?" tanya ibu ku.
"belum, ngemil aja tadi di rumah joni" jawab ku
"mandi dulu sana, terus makan" jawab ibuku sambil sibuk mempersiapkan makanan..
"ya" jawab ku singkat.

Joni dan aku adalah teman seperjuangan kita teman satu perumahan dan kerja di satu perusahaan yang sama, selama beberapa tahun.
Yups kita adalah berdua pengangguran akibat pengurangan karyawan. Secara ekonomi Joni lebih baik dari ku, seorang "parlente melankolis" dengan segala fasilitas yang lengkap membuat ku kadang nebeng fasilitas di rumah Joni.
Tidak lama dari pengurangan karyawan aku mendapatkan pekerjaan freelance, membuat design mekanis dari kawan kawan ku untuk perusahaan tempat mereka bekerja, walaupun kadang dengan berat hati "lebih sering gerutunya" setiap perkerjaan datang karna bayarannya tidak setimpal.

"Assalamualaikum" suara cempreng Joni di depan pintu, sambil nyengir lebar..
"Pagi bunda" sapa nya ke ibu ku, sambil geloyor ke meja makan..
"masak apa bunda" sambil menarik kursi dan mengambil piring
"nasi goreng, makan nak, itu kerupuknya sama tempe gorengnya" sahut ibu ku..
"ehh, ada mas Joni" ucap bapak ku yang baru keluar kamar..
"pagi pak" jawab Joni sambil sibuk, menyuap nasi goreng kemulutnya..
"jadi ke BPJS fatmawati ?" tanya bapak ku..
"Jadi pak, tuh si ibo, bilang katanya di sana sepi" sambil melihat ke arah ku..
"ya" jawab ku, sambil merebut sepotong tempe goreng yang diambil Joni
"bagi gw dul, elo udah makan 2 biji" ucap ku, di sambut cengiran kuda ala Joni...

Sebuah kelakuan yang mungkin di nilai sebagian orang kurang sopan, tapi itulah Joni dan aku, cerminan sebuah kelakuan yang sama kalau aku di rumah nya...
Ya, kedua orang tua kami juga akrab dan saling kenal dengan baik.
Selepas sarapan dan tertawa kami pun pergi dengan mobil Joni..

"bro, loe dah ngitung dapet berapa ?" tanya Joni
"itungan gw sekitar 3 jutaan lebih lah" jawab ku,
"dikit yakk dah kerja ampe begitu kemarin" sambung ku sambil tertawa bersama Joni
"abis dapet duit, nongkrong yuk, makan sambil liat liat bosen gw" ujar Joni
"ayuk" jawab ku

kita berdua pun menyusun rencana untuk seminggu kedepan sambil tertawa tawa

"loe lagi ga ada gawean emang bro ?" tanya Joni
"ada seh, males ahh, bayaranya kecil besok aja, ehh itu tempatnya abis lampu merah" ujar ku
"iya gw tau" cetus Joni sambil membelokan stir dan masuk ke pekarangan kantor BPJS dan di sambut tukang parkir
"sebatang dulu bro" ujar Joni
"ayuk" jawab ku

Kami pun bercakap cakap sambil memesan starling..

"sabar ya nak" suara seorang ibu, menangkan anak nya yang terlihat menarik narik baju nya minta di belikan sesuatu dengan raut muka yang sedikit serius sedang berdiskusi dengan suami nya
"main dulu, sama kak Tina, nanti ayah beliin" sambung suaminya dengan senyum hangat..
"asik" jawab sang anak berlari di halaman parkir dengan penuh semangat kearah kakak nya yang sedang asik bermain main..

"yuks" ujar Joni, sambil berdiri
"bentar gw bayar dulu" ujar ku
"sekalian punya gw yah" ujar Joni
"ok" jawab ku

Kami pun masuk ke dalam kantor BPJS dan mengurus administrasi yang sudah kita persiapkan sebelumnya, sambil sesekali berdiskusi ataupun melihat HP.
Selang beberapa lama, Joni terlihat sedang berbicara dengan bapak yang tadi berbicara dengan anak nya.

"urus BPJS juga pak" suara cempreng Joni sayup terdengar
"iya mas" jawab sang bapak dengan senyum
merekapun melanjutkan berbicara, walaupun tidak terlalu terdengar, akupun memperhatikan penampilan si bapak, sedikit lusuh dengan muka yang terlihat was was.
"ayah" suara sang anak membuat ku dan Joni berpaling dan memperhatikan keluar, ternyata sang istri dan anaknya terlihat duduk di dekat pintu masuk sambil memperhatikan ayah nya.
"iya mas" jawab pelan sang ayah sambil melambai dan tersenyum.

Baju mereka terlihat sedikit kusam, dan wajah sang istri sangat terlihat cemas.

"Nomor antrian 30, 31, 32 silahkan ke meja 1, 2 dan 3" suara dari pengeras suara menggerakan aku dan Joni ke counter pembayaran.
"Total 3 juta ya pak, kita transfer, 5 hari kerja" suara penjaga counter sambil menyerahkan dokumen untuk di tanda tangani.
"Total 4 Juta ya pak" suara dari counter sebelah sayup terdengar
"alhandulillah" suara sedikit lirih dan serak dari sebelahku, yang ternyata adalah suara bapak yang tadi.

Akupun berdiri setelah tanda tangan dan menunggu Joni yang tampak sedang tanda tangan berkas tanda terima.
"udah bro" ujar ku ke Joni yang berdiri, terlihat sedikit keanehan di wajahnya
"udah" ujar Joni
"kenapa loe, beres kan ?" kejar ku, yang sedikit aneh dengan muka Joni yang berbeda.
"aman sob, beres ko, ayuk" ajak Joni sambil melangkah menuju pintu keluar.

Didepan pintu keluar BPJS terlihat sang ayah tadi berjongkok, dan berbicara dengan tersenyum ke sang istri dan kedua anaknya, sambil menunjukan berkas serah terima, terlihat istrinya memperhatikan isi kertas tersebut dengan senyum, sang ayah pun memeluk mereka semua dan terlihat begitu bersyukur, membuat ku tertegun.

"ayuk bro" ujar Joni pun mempercepat langkahnya ke parkiran.
"kita pulang aja ya bro" ujar Joni dengan sedikit serak.
"ok" ujar ku

Dari dalam mobil aku perhatikan sang bapak dengan senyum lebar menggendong anak laki laki nya dan menggandeng istrinya menuju parkiran motor.

"bapak tadi itu buruh bro, kerja jauh lebih lama dari kita" ujar Joni dalam perjalan pulang
"dia kena PHK, mau pulang kampung dan usaha" sambung nya.
"loe liat kan baju yang mereka pake, kusem dan kucel, tapi mereka bahagia banget bisa dapet uang segitu, buat hidup dan modal usaha" sambungnya dengan suara serak.
"iya gw ko jadi malu ya bro" ujar ku termenung.

Gak kerasa dah seminggu berlalu semenjak kejadian itu, membuat sikap kita berubah, aku lebih bersyukur dan fokus dengan freelance ku jarang menghubungi Joni, demikian juga dengan Joni dia terlihat begitu terpukul saat itu.

"Assalamualaikum" suara cempreng khas Joni membuat ku beranjak dari meja kamarku.
"walaikum salam" sahut ku, sambil membuka pintu.
"bantuin gw bro, ehh bunda mana, gw mau minta doa neh" ujar Joni, sambil berdiri di depan pekarangan ku, dengan gerobak dagangan, membuat ku sangat terkejut.
"elo mau dagang bro" ujar ku sambil melihat gerobak dagangan baru yang kinclong dengan tulisan "JJ cool"
"iye, keren kan gerobak jus gw" ucapnya.
"mana bunda" tanya Joni lagi
"ga ada lagi kerumah kakak gw ama bokap" ujar ku.
"wait bentar gw kirim email kerjaan dulu" sambung ku dengan semangat dan penuh pertanyaan di kepala ku, "Joni parlente dagang pake gerobak ?"
"ok" saut Joni sambil membakar sebatang rokok dan duduk di bangku pekarangan

"ehh, elo mau dagang di mana bro, gw mau bawa laptop neh, biar bisa update kalau ada gawean" ujar ku sambil membawa tas dan mengunci pintu.
"depan komplek, kan ada food court baru, gw sewa di situ" ucap Joni sambil membereskan beberapa barang di gerobaknya.
"oh, deket cucian mobil yahh" ujar ku
"iya, ayuk bantuin lama amat geraknya dah mulai sore neh" sahutnya dengan cengiran khas Joni
"sial, dah gw bantuin dorong gerobak, ngomel aja loe" sahut ku sambil membantu Joni mendorong gerobak dan tertawa.
"elo beneran mau dagang sob" tanya ku.
"iya bro, gw mau dagang aja, dari pada gerutu mulu".
"gw ga mau jadi orang yang ga bersyukur" sambungnya dengan mantap
"bokap sama nyokap gw dukung banget, mereka support gw dan seneng banget liat gw berubah"...
"bokap sempet nanya, gw salah makan atau abis kesambet setan, abis gw ceritain mau dagang" ujar nya membuat kita berdua tertawa.
"bokap nanya kabar elo juga, gw bilang elo fokus ngerjain freelance" ucap Joni.
"iya kejadian kemarin bikin gw berubah bro, mensyukuri hal kecil yang gw punya" ucap ku.

"btw bokap loe mau jual rumah ya bro, elo mau pindah kata bokap gw" tanya Joni.
"iya bro, bokap di rotasi ke makasar" gw kan masih bujang rapuh jadi ikut induk, ucap ku di sambut tawa Joni.
"bokin loe gimana sob, liat elo mau dagang" tanya ku penuh penasaran, karna pacar Joni adalah wanita yang sedikit berbeda dengan orang kebayakan.

"putus lah bro" ujarnya santai
"oohh" sahut ku
"baru kemarin, dia ga mau gw dagang gerobakan, mau nya gw kerja or buka cafe, dia bilang bokap gw kan pasti bisa modalin" ujar Joni.
"gw ga mau lah, gw mau usaha pake uang yang gw punya dulu, gw mau nikmatin setiap langkah yang gw bangun, mumpung masih muda, dan ga punya tanggungan, ga peduli sama omongan orang lain" sambung Joni
"iya bener, bokap loe bro, elo salah makan or kesambet setan" ucap ku sambil tertawa.
"sial lo" ucap Joni sambil tertawa.

"halo tante" sapaku ke ibu Joni yang ternyata sudah menunggu di food court
"mas ibo, makasih yah, dah bantuin bawa gerobak" ucap ibu joni
"iya tante, ga masalah" ucap ku, sambil bergegas membantu persiapan warung kawan ku.

Perubahan Joni membuat ku tambah semangat, seorang Joni yang berlatar belakang orang berada mau berubah sedemikian rupa untuk tidak berkeluh kesah. Keluarga ku pun pindah ke makasar, aku pun terus menekuni freelance yang telah aku jalani, dan terus berusaha mendapatkan pekerjaan tetap yang seperti orang lainnya, Joni dan aku masih suka berkirim kabar, concall atau chatting di waktu senggang.

drrrttt, drrrrtttt...hp ku bergetar dan kulihat tampang Joni di layar HP, nyengir kuda as always, senyum pede kawan ku yang sudah lama tak kulihat..

"hallo bro, apakabar loe" ucap ku menjawab panggilan telfon
"ooiiiiii, brooo, elo jadi balik ke jakarta kan" suara cempreng khas Joni
terdengar sangat khas
"iye jadi balik gw, 2 minggu lagi kan acaranya" ucap ku
"yoii, bini loe sama anak bawa yakk" ucap Joni.
"pasti bro, gw kan jadi pindah wilayah kerja di jakarta, sekalian menyaksikan bujangan tua kimpoi" ucap ku sambil tertawa
"sial loe, gw baru 32 setan" ucapnya sambil tertawa.
"ya sut, sampe ketemu di jakarta yah, itu hotel dah gw pesenin buat elo sekeluarga, plus bokap dan nyokap" sambungnya.
"ga usah repot repot bro, gw pesen sendiri aja, sekalian mau cari tempat tinggal di sana" ujar ku
"udah gw pesenin bawel, mentang mentang gaji dolar merendahkan pedagang gerobak" ucap Joni sambil tertawa
"sompret, gedean juga elo sisanya" ujar ku tertawa.
"thank ya bro, salam buat bini loe" sambung ku.
"calon bro" ucap Joni tertawa.

Gak kerasa dan hampir 8 tahun aku dan Joni menjalani kehidupan masing masing, Joni telah berhasil membuka banyak cabang warung gerobak, sederhana tapi sangat fantastis menurut ku. Joni pun berfikir hal yang sama tentang ku, freelance membawa ku keluar negri, bekerja di perusahaan asing selama beberapa tahun, hingga menikah dengan wanita bule dengan gaji dolar yang menurutnya fantastis.

Tapi kami setuju akan satu hal, bahagia tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya, uang banyak, punya bisnis, punya karir, rumah, mobil dan lain lain, tapi cara kita menikmati hal hal kecil dan apa yang kita punya.

Aku dan Joni sudah berubah, tidak lagi banyak berangan angan, bukan kami tidak memiliki tujuan, tapi kami ingin menikmati setiap langkah dalam mencapai tujuan kami.


Note: seorang ayah, istri dan kedua anaknya di BPJS fatmawati adalah kejadian sebenarnya yang penulis lihat dan alami.
Terimakasih telah membuat saya mengerti dan belajar banyak saat itu.
Diubah oleh anakucil 23-10-2021 12:55
bukhoriganAvatar border
MFriza85Avatar border
MFriza85 dan bukhorigan memberi reputasi
2
384
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan