- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
HORROR [Real Story]Kisah Kelam Penjagaku Kuntilanak Kembar


TS
princebanditt
HORROR [Real Story]Kisah Kelam Penjagaku Kuntilanak Kembar
![HORROR [Real Story]Kisah Kelam Penjagaku Kuntilanak Kembar](https://s.kaskus.id/images/2020/06/01/2657924_202006011150570449.png)
Spoiler for Deskripsi:
Cerita ini adalah Cross Story dari "Tangisan Ibuku Menjadi Kematian Mereka"
membahas tuntas awal kehidupan Mirna dan Murni arwah yang menjaga Aryo.
mereka gadis kembar, yang mati penasaran menuntut balas dendam yang teramat dalam.
Mampukan mereka membalaskan dendam tersebut?
membahas tuntas awal kehidupan Mirna dan Murni arwah yang menjaga Aryo.
mereka gadis kembar, yang mati penasaran menuntut balas dendam yang teramat dalam.
Mampukan mereka membalaskan dendam tersebut?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
![HORROR [Real Story]Kisah Kelam Penjagaku Kuntilanak Kembar](https://s.kaskus.id/images/2020/06/01/2657924_202006011150190744.png)
Quote:
“Mirna... Murni... ayo sayang makan dulu” teriakan Ratna terdengar dari arah dapur.
“Iiiyaaaa bu..” Jawab mereka kompak.
Mirna berlari menuruni anak tangga disusul oleh Adiknya dari belakang. “Kakak tunggu aku ih!” Murni mengeluh melihat Ia tidak bisa mengejar Mirna.
“Duhh manja nya kamu dek” sahutnya lalu berhenti menunggu adik kesayangannya itu menghampiri dengan wajah cemberut.
Setelah berhasil melewati Mirna, ia pun berlari meninggalkan kakaknya. “Yang sampe duluan ke Ibu menang ya Kak!!”
“Ihhh kamu curaanggggg” keluh Mirna berteriak mengetahui murni berhasil menipunya.
“Hhmm kalian ya, mau makan aja selalu ribut deh” tegur Ibu melihat kedua anak kembarnya berlarian mengelilingi meja makan.
“habis Murni curang bu” jawabnya gemas sambil terus mengekori langkah Mirna yang bersembunyi dibelakang Ibu nya.
“Ayo makan dulu, Ibu udah masakin kesukaan kalian nih” ucapnya sambil membawa semangkuk Sup Daging.
“Wahhh Ibu masak Sup Daging..” lagi-lagi mereka jawab bersamaan. Saling lirik lalu tertawa “Kan kami kembar Bu” ucap mereka, Ibu menggelengkan kepala melihat kelakuan anak kembarnya.
Ratna seorang Yatim Piatu dan sebagai istri Rendi. Cantik, Putih, sholehah, sabar dan penyayang.
Tinggal bertiga dengan Putri Kembarnya Mirna dan Murni, setelah setahun sebelumnya kehilangan Suami tercintanya Rendy. Sejak saat itu Ratna harus mengurus kedua putrinya sendirian.
Beruntung Mirna dan Murni sudah beranjak dewasa, jadi tidak terlalu repot mengurusnya, coba bayangkan klo mereka masih pada kecil, duh pasti lebih pusing. Sambil mengingat tingkah kedua putrinya itu.
Sebenarnya mereka lahir bersamaan, tapi berhubung Mirna keluar lebih dahulu akhirnya dia menjadi Kakak untuk menjaga adiknya Murni. Mereka mempunyai banyak kesamaan yang membuatnya susah untuk dibedakan, hanya panggilan yang bisa membedakan mereka.
“Aku kangen Ayah, Bu..” Ucap Murni terlihat tidak semangat memainkan sendok dinasinya.
“Murni! kebiasaan kamu mah” Bisik mirna menyenggol kaki adiknya.
“Aduh.. Hhmm Ibu mau nambah lagi nasi nya?, sini biar aku ambilin ya” tanya mirna mengalihkan ucapannya yang tadi.
Ratna hanya menggeleng pelan, lalu dia terdiam menatap piring nasinya.
Mirna berdiri menghampiri Ibunya, terlihat air mata mulai mengembang dan menetes bawah di pipi orang tua itu.
“Maafin Murni ya Bu” lalu memeluk Ratna dari samping.
Murni pun sudah berdiri disamping Ibu nya, lalu ikut memeluk Mirna dan Ratna, “Maafin aku Bu” ucap Murni pelan, tangis haru mereka pecah sore itu. “Gpp sayang, Ibu juga kangen dengan Ayah kalian, besok kita tengokin Ayah ya. Biar dia ga kesepian disana” jawab Ratna sambil mengusap kepala mereka berdua. Mirna dan Murni mengangguk tanda setuju “Iya Bu..”
Mirna dan Murni adalah murid di SMA Pelita, termasuk murid yang pintar, cantik, aktif, menarik, dan ramah.
menjadi idaman murid laki-laki sekolah karna keramahannya.
mereka ga pernah memilih dalam berteman, termasuk penjaga sekolah dan tukang sapu sangat mengenal Mirna dan Murni.
Mirna sebagai Kakak, selalu diberi nasehat oleh Rendi untuk selalu menjaga dan menyayangi Murni. Sudah tugas seorang kakak untuk mengayomi adiknya. Maka dari itu Mirna selalu berusaha selalu ada untuk adik kesayangannya itu.
Murni sebagai Adik termasuk beruntung memiliki Mirna, semua permintaannya selalu dipenuhi walau kadang dengan rengekan manja. dan Mirna belum pernah memarahinya sampai sekarang.
Sedangkan Rendi, sosok Ayah yang sempurna dimata Istri dan Anak-anaknya. Sikapnya yang lemah lembut, dewasa, sabar, dan penyayang. Sukses membuat mereka tidak ingin kehilangannya.
Dibalik kesempurnaan sosok Ayah, Ia terserang kelainan penyakit langka yang membuatnya semakin hari semakin lemah. Hingga semangat tidak lagi bisa menahan kuasa takdir, harus rela meninggalkan Istri dan Anak-anak tercintanya.
Pesan terakhir Rendi sebelum wafat “Kalian bertiga harus terus rukun sampe akhir hayat, keluarga adalah orang yang paling dekat yang bisa kalian percaya untuk membantu kesusahan kalian kapanpun dan dimanapun”.
Itu yang masih dipegang teguh oleh Ratna, Mirna dan Murni sampai hari ini.
“Ayo kita lanjutin makan dulu, masa mau makan malah nangis gini sih” canda Ratna mencoba mencairkan suasana walau hatinya terus menangis mengenang suami tercinta.
Mirna dan Murni mengusap kasar bekas air mata yang mengalir dipipinya lalu tersenyum menatap Ratna.
Mereka menyantap makanan sore itu sambil bercerita berbagi kebahagiaan.
“Bagaimana sekolah kalian? Ibu ga pernah denger kalian deket sama cowo disekolah deh? apa ga ada yang mendekati kalian?” tanya Ibu melirik kedua putrinya.
“Apaan sihh Ibu, aku mau jagain Ibu sama Murni ga sempet mikirin cowo Bu!” jawab mirna dengan wajah cemberut.
“Kakak ada yang deketin Bu, tapi kakaknya cuek” sahut Murni menggoda Mirna dengan lirikannya.
“Kamu apaan sih Dek, pinter ngegosip ya sekarang!” sanggah Mirna terus menatap tajam adiknya yang usil.
“Sudah jangan bertengkar mulu dong, Kak kamu juga harus mikirin diri kamu sendiri, Ibu sama Murni bisa jaga diri kok. Tuh lihat adikmu sudah besar seperti itu” ucap Ratna dengan nada lembut.
“Aku udah besar kakak sayang, jangan selalu anggep aku anak kecil dong” ucapnya sambil menyenderkan wajar imutnya dibahu Mirna.
“Kamu masih kecil ya!!” balas Mirna mengacak-acak rambut adiknya itu.
Mirna memang tau adiknya sudah besar tapi berat rasanya untuk meninggalkan Murni demi kepentingannya, apalagi dia sudah berjanji dengan Almarhum Ayahnya.
“Sampai kapanpun kamu tetep jadi adik kecil kesayangan kakak” batinnya sambil tersenyum manis kepada Murni.
Rahman teman sekolah mereka di SMA Pelita beruntung bisa dekat dengan Mirna dan Murni saat ini.
dari sekian banyak siswa yang mendekati mereka, baru Rahman yang mampu membuat kedua gadis itu nyaman.
Rahman juga anak dari Kepala Sekolah SMA Pelita, mempunyai wajah yang rupawan, pintar, sopan, mengerti akan ilmu agama dan cuek terhadap wanita. sikapnya itu membuat semua siswi berlomba-lomba mendapatkan hatinya.
dari sekian banyak wanita di sekolahnya, Rahman hanya tertarik dengan Mirna dan Murni saja.
“Iiiyaaaa bu..” Jawab mereka kompak.
Mirna berlari menuruni anak tangga disusul oleh Adiknya dari belakang. “Kakak tunggu aku ih!” Murni mengeluh melihat Ia tidak bisa mengejar Mirna.
“Duhh manja nya kamu dek” sahutnya lalu berhenti menunggu adik kesayangannya itu menghampiri dengan wajah cemberut.
Setelah berhasil melewati Mirna, ia pun berlari meninggalkan kakaknya. “Yang sampe duluan ke Ibu menang ya Kak!!”
“Ihhh kamu curaanggggg” keluh Mirna berteriak mengetahui murni berhasil menipunya.
“Hhmm kalian ya, mau makan aja selalu ribut deh” tegur Ibu melihat kedua anak kembarnya berlarian mengelilingi meja makan.
“habis Murni curang bu” jawabnya gemas sambil terus mengekori langkah Mirna yang bersembunyi dibelakang Ibu nya.
“Ayo makan dulu, Ibu udah masakin kesukaan kalian nih” ucapnya sambil membawa semangkuk Sup Daging.
“Wahhh Ibu masak Sup Daging..” lagi-lagi mereka jawab bersamaan. Saling lirik lalu tertawa “Kan kami kembar Bu” ucap mereka, Ibu menggelengkan kepala melihat kelakuan anak kembarnya.
Ratna seorang Yatim Piatu dan sebagai istri Rendi. Cantik, Putih, sholehah, sabar dan penyayang.
Tinggal bertiga dengan Putri Kembarnya Mirna dan Murni, setelah setahun sebelumnya kehilangan Suami tercintanya Rendy. Sejak saat itu Ratna harus mengurus kedua putrinya sendirian.
Beruntung Mirna dan Murni sudah beranjak dewasa, jadi tidak terlalu repot mengurusnya, coba bayangkan klo mereka masih pada kecil, duh pasti lebih pusing. Sambil mengingat tingkah kedua putrinya itu.
Sebenarnya mereka lahir bersamaan, tapi berhubung Mirna keluar lebih dahulu akhirnya dia menjadi Kakak untuk menjaga adiknya Murni. Mereka mempunyai banyak kesamaan yang membuatnya susah untuk dibedakan, hanya panggilan yang bisa membedakan mereka.
“Aku kangen Ayah, Bu..” Ucap Murni terlihat tidak semangat memainkan sendok dinasinya.
“Murni! kebiasaan kamu mah” Bisik mirna menyenggol kaki adiknya.
“Aduh.. Hhmm Ibu mau nambah lagi nasi nya?, sini biar aku ambilin ya” tanya mirna mengalihkan ucapannya yang tadi.
Ratna hanya menggeleng pelan, lalu dia terdiam menatap piring nasinya.
Mirna berdiri menghampiri Ibunya, terlihat air mata mulai mengembang dan menetes bawah di pipi orang tua itu.
“Maafin Murni ya Bu” lalu memeluk Ratna dari samping.
Murni pun sudah berdiri disamping Ibu nya, lalu ikut memeluk Mirna dan Ratna, “Maafin aku Bu” ucap Murni pelan, tangis haru mereka pecah sore itu. “Gpp sayang, Ibu juga kangen dengan Ayah kalian, besok kita tengokin Ayah ya. Biar dia ga kesepian disana” jawab Ratna sambil mengusap kepala mereka berdua. Mirna dan Murni mengangguk tanda setuju “Iya Bu..”
Mirna dan Murni adalah murid di SMA Pelita, termasuk murid yang pintar, cantik, aktif, menarik, dan ramah.
menjadi idaman murid laki-laki sekolah karna keramahannya.
mereka ga pernah memilih dalam berteman, termasuk penjaga sekolah dan tukang sapu sangat mengenal Mirna dan Murni.
Mirna sebagai Kakak, selalu diberi nasehat oleh Rendi untuk selalu menjaga dan menyayangi Murni. Sudah tugas seorang kakak untuk mengayomi adiknya. Maka dari itu Mirna selalu berusaha selalu ada untuk adik kesayangannya itu.
Murni sebagai Adik termasuk beruntung memiliki Mirna, semua permintaannya selalu dipenuhi walau kadang dengan rengekan manja. dan Mirna belum pernah memarahinya sampai sekarang.
Sedangkan Rendi, sosok Ayah yang sempurna dimata Istri dan Anak-anaknya. Sikapnya yang lemah lembut, dewasa, sabar, dan penyayang. Sukses membuat mereka tidak ingin kehilangannya.
Dibalik kesempurnaan sosok Ayah, Ia terserang kelainan penyakit langka yang membuatnya semakin hari semakin lemah. Hingga semangat tidak lagi bisa menahan kuasa takdir, harus rela meninggalkan Istri dan Anak-anak tercintanya.
Pesan terakhir Rendi sebelum wafat “Kalian bertiga harus terus rukun sampe akhir hayat, keluarga adalah orang yang paling dekat yang bisa kalian percaya untuk membantu kesusahan kalian kapanpun dan dimanapun”.
Itu yang masih dipegang teguh oleh Ratna, Mirna dan Murni sampai hari ini.
“Ayo kita lanjutin makan dulu, masa mau makan malah nangis gini sih” canda Ratna mencoba mencairkan suasana walau hatinya terus menangis mengenang suami tercinta.
Mirna dan Murni mengusap kasar bekas air mata yang mengalir dipipinya lalu tersenyum menatap Ratna.
Mereka menyantap makanan sore itu sambil bercerita berbagi kebahagiaan.
“Bagaimana sekolah kalian? Ibu ga pernah denger kalian deket sama cowo disekolah deh? apa ga ada yang mendekati kalian?” tanya Ibu melirik kedua putrinya.
“Apaan sihh Ibu, aku mau jagain Ibu sama Murni ga sempet mikirin cowo Bu!” jawab mirna dengan wajah cemberut.
“Kakak ada yang deketin Bu, tapi kakaknya cuek” sahut Murni menggoda Mirna dengan lirikannya.
“Kamu apaan sih Dek, pinter ngegosip ya sekarang!” sanggah Mirna terus menatap tajam adiknya yang usil.
“Sudah jangan bertengkar mulu dong, Kak kamu juga harus mikirin diri kamu sendiri, Ibu sama Murni bisa jaga diri kok. Tuh lihat adikmu sudah besar seperti itu” ucap Ratna dengan nada lembut.
“Aku udah besar kakak sayang, jangan selalu anggep aku anak kecil dong” ucapnya sambil menyenderkan wajar imutnya dibahu Mirna.
“Kamu masih kecil ya!!” balas Mirna mengacak-acak rambut adiknya itu.
Mirna memang tau adiknya sudah besar tapi berat rasanya untuk meninggalkan Murni demi kepentingannya, apalagi dia sudah berjanji dengan Almarhum Ayahnya.
“Sampai kapanpun kamu tetep jadi adik kecil kesayangan kakak” batinnya sambil tersenyum manis kepada Murni.
Rahman teman sekolah mereka di SMA Pelita beruntung bisa dekat dengan Mirna dan Murni saat ini.
dari sekian banyak siswa yang mendekati mereka, baru Rahman yang mampu membuat kedua gadis itu nyaman.
Rahman juga anak dari Kepala Sekolah SMA Pelita, mempunyai wajah yang rupawan, pintar, sopan, mengerti akan ilmu agama dan cuek terhadap wanita. sikapnya itu membuat semua siswi berlomba-lomba mendapatkan hatinya.
dari sekian banyak wanita di sekolahnya, Rahman hanya tertarik dengan Mirna dan Murni saja.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Spoiler for Kunjungi Thread Lainnya,:
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian MerekaHot Thread
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
[SHARE]Bangkitkan Kesadaran, Maksimalkan Kecerdasan Manusia
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
[SHARE]Bangkitkan Kesadaran, Maksimalkan Kecerdasan Manusia
Bersambung..
![HORROR [Real Story]Kisah Kelam Penjagaku Kuntilanak Kembar](https://s.kaskus.id/images/2020/06/02/2657924_202006021204430773.png)






bukhorigan dan 37 lainnya memberi reputasi
36
14.3K
Kutip
89
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan