Semua orang memiliki ayah yang terbaik, pengertian, dan sangat menyayangi. Tapi tidak denganku yang selalu saja berdebat dengannya, diantara kami tidak ada lagi kasih sayang.

Dulu aku masih memaklumi dirinya yang mudah marah, setiap ocehannya yang menusuk hati aku masih bisa menerima. Aku selalu memperbaiki setiap pekerjaan rumahku, agar terlihat sangat rapi. Tetapi tetap saja semua akan terlihat tidak sempurna di matanya.

Hari demi hari terus berlalu tetapi kata-kata itu semakin melukaiku, memang dia mengucapkan dengan nada lembut, tetapi maknanya sungguh menyakitkan hati. Aku yang sabar sudah tidak bisa lagi menahan. Aku sering bertanya, kenapa ayah hanya seperti ini kepadaku?
Kesalahan kecilku selalu diperbesar, tetapi jika saudara laki-laki-ku yang melakukan kesalahan, dia selalu sabar dan mungkin hanya mendesah kasar. Tetapi ketika aku melakukan kesalahan, dia selalu marah, paling buruk mungkin dia akan memukulku.

"Aliya, tolong letakkan piring ini," ucapnya.

Aku tidak menyahut, hanya diam dan fokus pada ikan yang aku cuci, bahkan aku tidak menerima piring kotor itu. Aku sangat kesal, setiap yang ia lakukan sudah membuatku menjadi gadis dingin dan ketus. Aku merasa muak dengan semua yang dia lakukan.

"Aliya!" bentaknya.

"IYAAA!" ketusku.

Tiba-tiba tangannya memukul kepalaku, aku terkejut karena itu, sakit? Itu pasti, hatiku terluka, tapi aku berusaha bersikap biasa saja. Memang aku yang salah karena membentak balik ayahku, tapi itu adalah bentuk kekesalan ku selama ini. Aku kesal terus disalahkan, bahkan untuk hal yang tidak kuperbuat. Aku lelah, aku sakit, tidak hanya hati tapi juga fisik.
Setiap hal dia selalu menanggapi dengan hal berlebihan, apakah benar dia membenciku? Sekarang aku selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindari pembicaraan dengannya, setiap dia memanggilku aku langsung datang tanpa menjawab, entah kenapa tapi bibir ini begitu malas menjawab panggilannya.

Sekian:')

assalam mualaikum warah matulohi wabarokatu.

maaf yah kalau ada salah-salah kata atau tulisan