Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

domshaiAvatar border
TS
domshai
Dia ALLEA
"Mama! Boleh lea makan bareng?" pintanya, sambil tersenyum tipis.

Gadis itu melangkah, ingin menghampiri keluarganya yang tengah makan malam tersebut.

"Kamu Makan kalo kami udah selesai, biasanya juga gitu kan?" ketusnya Rintan, mamanya. Entahlah melihat Anaknya tersebut, selera makannya langsung menjadi hilang.

Allea tersenyum mendengar ucapan mamanya, matanya berkaca menahan tangis. Namun, tetap mencoba untuk tetap tersenyum meski bibirnya bergetar.

"Sekali —— "

"KALO MAMA BILANG ENGGAK YA ENGGAK!"

Bukan.

Bukan Rintan yang membentak, melainkan sang adik kandungnya. Angel. Gadis itu bahkan membanting sendok yang ia pegang membuat Allea terkejut.

"LO TULI?!!"

"Jadi ilang tau gak selera makan gue gara-gara Lo!" kesalnya. Allea menundukkan kepalanya mendengar ucapan adiknya tersebut.

Tak ada pembelaan dari Rintan untuk Allea, seolah membenarkan apa yang diucapkan sang anak bungsu.

"Maaf," lirih Allea.

"Gak berguna, maaf lo. Emang bisa buat gue selera makan lagi?!!" sentak Angel kesal. Gadis itu segera berlalu menyenggol lengan Allea dengan sengaja, segera berlalu menuju lantai atas.

"Ma —"

"Saya juga sudah kenyang. Makan kalo mau Makan! Sekalian sama piring-piring nya kalo perlu!" ketus Rintan sengit.

Mereka berlalu meninggalkan Allea yang terisak dalam diam.

___

Hari ini adalah hari Minggu, seperti biasanya Allea menyirami tanaman yang ada di taman halaman rumahnya.

Gadis berusia 15 tahun itu tersenyum saat melihat seekor kelinci berwarna putih yang tengah melompat. Uci. Nama peliharaannya. Peliharaan yang selalu ia jadikan sebagai temannya.

Suara deru motor membuat pandangannya teralihkan. Pandangan Allea jatuh pada motor besar berwarna hitam yang baru saja memasuki pekarangan rumah ini.

Senyumnya langsung terbit saat melihat siapa seseorang itu. Gerald Faren Carens. Ia adalah kakaknya.

Meletakkan selang yang di gunakan nya untuk menyiram tanaman tadi. Gadis itu lekas menghampiri sang pria.

"Kak Gerald! Mau Allea masakin apa?" tanya Allea, dengan senyuman yang terpatri dibibir tipisnya.

Gerald yang baru saja turun dari motornya hanya memandang gadis itu dengan pandangan datarnya. Ada tatapan Kerinduan di sana, namun entah kenapa tatapan kebencian lebih dominan terhadapnya.

"Kak Gerald —" belum sempat melanjutkan ucapannya, sergahan dingin lawan bicara membuatnya bergeming.

"Pergi."

"Tapi Kak, Lea cuman mau —"

"Pergi!"

Lagi.

Ucapannya terpotong bentakan keras Gerald. Allea menganggukkan kepalanya mengerti. Ia langsung berjalan mundur.

"Kak Gerald!" Dengan jelas Allea mendengar seruan Angel riang.

Allea langsung mengintip di balik jendela melihat Interaksi keduanya. Gerald menyambutnya dengan senyuman hangat, jelas berbeda dengannya tadi.

Senyuman bahagia terpancar di wajah keduanya membuat hatinya kian tersayat.

Apalagi melihat Gerald mengeluarkan sesuatu dari tasnya, berupa sebuah boneka beruang putih sedang. Terlihat jelas interaksi hangat keduanya.

Allea mengalah. Gadis itu berlari kebelakang rumahnya lalu menangis didekat kolam ikan, di bawah pohon mangga yang rindang. Tangisnya pecah.

Lagi.

Setelah kejadian itu, hanya tangis yang menemaninya.

Selamanya mungkin?

___

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jangan lupa untuk jaga kesehatan semuanya
bukhorigan
thedolphin08
thedolphin08 dan bukhorigan memberi reputasi
2
429
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan