Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tantegirang.xyzAvatar border
TS
tantegirang.xyz
Cinta Untuk Bara
Cinta untuk bara

Part 1

Sesampainya Shira di kantin, ia mendapati Bara sedang duduk berdua dengan seorang wanita.

Yap, itu adalah wanita yang sedang diperjuangkan oleh Bara. Namun Bara tak ingin menjadikannya pacar, mungkin karena ia tak ingin wanita itu putus hubungan dengannya.

Namun hal itu tak membuat shira goyah, ya walaupun hatinya sedikit tergores melihat pria yang ia cintai duduk berdua dengan wanita lain.

Shirapun menghampiri mereka.

"Hai semuaa, aku duduk di sini ya. Boleh dong, kan ini kantin untuk umum," ujar Shira seraya duduk di tengah-tengah diantara kedua insan itu.

Tentu saja antara Bara dan Laura Syifanazia Thufaila. Siswi yang tersohor karena ia adalah ketua OSIS.

Bara memasang mata malas untuk melihat kekonyolan Shira, tapi Laura hanya tersenyum saja kepada Shira.

"Bara mau aku pesenin makanan gak?" tawar Shira dengan sangat antusias.

Bara tak menggubris Shira yang menatapnya penuh harap.

"Gue gak ditawarin nih?" sela Laura seraya tertawa.

"Gak, Shira kan nawarin Bara bukan Laura," celetuk Shira memasang wajah cemberut.

Saat baru saja Shira menoleh ke arah Bara dan ingin berbicara lagi, Bara sudah pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

Shira tak memilih menyusul Bara, karena kini perutnya sangat lapar. Lebih baik ia mengisi tenaga dulu untuk mengejar Bara nanti, setidaknya ia akan kuat menghadapi keadaan dan masalah apapun nantinya.

***

Seusai Shira menyelesaikan makannya, ia bergegas pergi menuju ke kelas.

Saat ia berjalan, ia bersenandung dengan merdu alias merusak dunia. Tak jadi masalah, itu membuat dirinya senang dan terhibur walaupun Bara kini tak kunjung datang untuknya.

"Hai Shira," sapa Alvan Pramana.

Alvan Pramana adalah sosok pria yang tampan, sopan, ia salah satu sahabatnya Shira. Bohong jika dalam persahabatan antara lawan jenis, tak ada satupun diantara mereka menyukai satu sama lain? Yap, Alvan menyukai gadis konyol ini. Sikap ceria dan lucu dari Shira membuatnya terpesona.

"Hai Alvan."

"Lo mau kemana Ra? Kok gak ngajak gue sih haha," canda Alvan.

"Gue mau ke kelas nyusul Bara, ngapain Alvan ikut. Ganggu tau gakk," serka Shira.

"Gak kapok-kapoknya ya lo ditolak sama Bara? Apa sih yang lo liat dari Bara? Gantengan juga gue haha," ucap Alvan dengan pedenya membanggakan dirinya.

"Ya tentu ganteng Baralahh, dahlah Shira mau pergi. Babayyy," pamit Shira seraya melambaikan tangannya, lalu pergi begitu saja.

Alvan hanya menyinggungkan bibirnya saja, tak tau sampai kapan Shira akan terus mengejar Bara dan sadar bahwa Alvan mencintainya dengan tulus.

Tibalah Shira di kelas, tapi tak terlihat batang hidungnya Bara. Ia pun menelusuri sekolah, dan terakhir di koridor. Akhirnya Shira menemukan cinta sejatinya di sana.

"Baraa," teriak Shira. Namun, tak diacuhkan oleh Bara.

"Bara kenapa? Kok sedih gitu? Shira ada di sini, Bara bisa cerita kok sama Shira," imbuh Shira sangat bersemangat.

"Bisa gak sih lo diem, gak usah ganggu-ganggu hidup gue?" cetus Bara.

"Shira kan cuma mau bantu Bara aja, jadi tempat curhat Bara. Shira gak ganggu Bara kok, justru Shira mau tenangin hati Bara," celoteh Shira.

"Halahh bacot aja lo," balas Bara seraya menendang meja yang ada di dekat mereka.

Shira hanya terdiam, matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Gak, Shira gak boleh cengeng," ucap Shira menyemangati dirinya.

Part 2.

"Dor," serka Alvan mengagetkan Shira.

"Eh kodok nyemplung. Ih Alvan suka banget deh ngagetin Shira kek gitu," imbuh Shira sebal lalu memanyunkan bibirnya.

"Ahaha ya maaf, gue sengaja. Jelek amat tau gak muka lo kek gitu," ejek Alvan tertawa dengan puas.

"Ihh nyebelin deh Alvan, dahlah Shira gak mau ngomong sama Alvan titikk," ujar Shira membalikkan tubuhnya membelakangi Alvan seraya menangkupkan tangannya di depan dada.

"Princess cantik gak boleg ngambek, ntar cantiknya dicuri sama monyet lhoo," rayu Alvan seraya mencolek hidung Shira.

Shira tak bisa jika berlama-lama ngambek sama Alvan, pasti ada saja kelakuan ataupun perbuatan Alvan yang membuatnya tersenyum dan tertawa. Shira tak menyadari bahwa Alvan benar-benar tulus menyayanginya, bermain seperti teman, bercanda seperti kakak beradik, melindungi seperti seorang ayah. Itu yang dilakukan oleh Alvan untuk Shira.

Waktu istirahat telah usai, kini para siswa masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran di kelas.

Bahkan di kelaspun Shira sering sekali tidak fokus memperhatikan guru yang menjelaskan, dia sibuk sendiri menatap pujaan hatinya Bara. Bara sendiripun tak menghiraukan gadis konyol itu.

"Baiklah anak-anak sampai di sini paham? Atau ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya guru di kelas itu.

"Paham bukk," sorak seluruh siswa kecuali Shira yang terfokus dengan ketampanan Bara, sehingga hanyut dalam khayalnya.

"Shiraa, kamu paham?" tanya guru itu yang melihat Shira tersenyum-tersenyum sendiri.

Shira tak menjawab pertanyaan guru, ia sekarang berada di dalam alam khayalnya.

Karena geram, guru itu menjewer telinga Shira hingga memerah. Salah sendiri kan siapa suruh tak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, akibatnya kena sendiri deh batunya.

"Awwhhh, sakittt," lirih Shira.

"Kamu dari tadi melamun? Tak mendengarkan ibu yang sedang menjelaskan?" serka guru itu.

"Shira tuh sebenernya denger Bu, tapi karena Shira melamun, ya hilang suara Ibu di telinga Shira," ucap Shira memberikan alasan yang tak masuk akal.

"Gak usah banyak alesan, sekarang kamu keluar dari jam pelajaran saya sekarang," titah guru itu.

"T-tapi Bu, kalau Shira keluar ntar Shira gak bisa menatap keindahan di dalam kelas," balas Shira.

Shira ini sudah tau sedang dimarahi, tapi tetap saja berbicara melantur seperti itu. Tak terpikirkan sama sekali kalau ia dihukum oleh guru yang sedang ada di hadapannya saat ini.

"SHIRAA, KELUAR SEKARANGG," murka guru itu.

"Iya Bu, iya Bu hehe."

Entah apa yang ada di pikiran gadis itu, sedang dimarahi gurupun ia masih bisa bercanda. Gak ngerti lagi dahh...

"Mending Shira ke koridor aja melihat alam semesta," gumam Shira.

Shirapun berjalan menuju koridor, saat ia ke koridor, ia melewati kelasnya Alvin. Alvin melihat Shira dari dalam kelas dan sebuah ide muncul dalam benak Alvan.

"Permisi Pak, saya mau ke UKS, tiba-tiba kepala saya pusing banget Pak," ucap Alvan beralasan.

Alvanpun diizinkan keluar kelas dan ia langsung saja bersemangat menyusul Shira ke koridor.

"Shiraa, I'm cominggg."

Seperti tak merasa berdosa sedikitpun, Alvan kini kegirangan untuk menemui pujaan hatinya itu. Tak mengerti apa yang membuat Alvan ingin bolos dari jam pelajarannya dan lebih memilih menemani Shira di koridor sekolah.

Shira menatap lekat langit yang biru di atas, ia mencoba mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

Lega, itu yang ia rasakan saat ini. Menghilangkan sedikit beban yang ada dalam hati dan pikirannya.
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
1
386
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan