Debu dan awan panas semeru memang meninggalkan duka, rumah-rumah tenggelam oleh lahar dan debu-debu vulkanik yang berterbangan.

Namun ada sebuah cerita yang membuat banyak orang terheran-heran ketika harta benda warga di terjang lahar yang membuat kerusakan, hingga banyak rumah di hujani abu sampai tenggelam tapi ada satu rumah yang tetap kokoh berdiri.





Itulah rumah Wadiman yang sudah berusia 55 tahun, kerap disapa dengan Pak Roh. Pemilik dari rumah yang masih berdiri tegak diantara rumah warga yang rusak ini menjadi buruan para pewarta yang sedang meliput ganasnya semeru. Rumah itu berada di Dusun Kampung Renteng, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Tentu semua bertanya ada apa dibalik fenomena ini?





Apa yang Pak Roh lakukan hingga rumahnya tegak berdiri, dan menjadi pembeda diantara rumah yang lain?

Apakah rumah ini dibangun dengan sistem anti gempa, anti abu dan lahar vulkanik, atau dibangun dengan kokoh dan baik dari material yang bagus sehingga rumah ini tetap kokoh bertahan?

Pastinya penjelasan ilmiah itu ada, tapi melihat banyak rumah warga lainnya hancur jadi agak bingung, karena dari material mungkin sama.





Namun penjelasan non ilmiah lebih mudah ditangkap oleh indera manusia, karena apa yang Tuhan kehendaki terjadi maka akan terjadilah. Jadi tak perlu lagi penjelasan ruwet dan mumet, tentang hal yang berkaitan dengan ilmiah. Seperti aliran lahar peluangnya berapa banding berapa ketika melewati tempat tersebut hingga membuat bangunan tersebut rusak? Tentu hukum peluang bisa bikin kepala kita kusut, lebih simple kalau jawaban itu adalah takdir.

Lantas apa yang dilakukan Pak Roh dengan takdir baik yang terjadi?





Pak Roh menjelaskan dengan lugas, tajam dan terpecaya yaitu membaca surat Al Ikhlas saat Maulid Nabi Muhammad SAW, Membaca Qur'an dan mengamalkan isinya dengan berbuat baik kepada tetangga sekitar, bersedekah yang ikhlas jangan di ingat jangan mengharap balasan apapun itu dari Allah.

Hanya itu saja jawaban Pak Roh tapi dari jawaban itu menampar banyak muka, ketika orang berbuat baik dengan pamrih. Simplenya seperti ini banyak mereka yang diberikan jabatan dari RT, RW, Lurah, Camat hingga Gubernur ketika melakukan eksekusi kebaikan pamrihnya ingin dipilih lagi pemilihan yang akan datang, atau sunat menyunat dana bansos, bahkan ada juga yang ingin minta sekedar uang rokok kepada warganya ketika mendapatkan kartu bantuan dari pemerintah.





Maka tak heran kalau kebaikan semu ini meninggalkan banyak masalah di dalam sistem negara kita saat ini. Bencana pun datang bertubi-tubi bukankah kita harus intropeksi diri? Tentang peringatan dini tanggap bencana, sebab ketika ia datang mau kaya, miskin, punya jabatan atau tidak semua kena hantam.

___________

Sampai disini reaksi dan pembahasan saya tentang berita rumah Pak Roh semoga ada manfaatnya dan terima kasih.

Nona,
Sumber klik