Nama Fuji setelah kematian Vanessa Angel memang sedang naik daun, hal ini juga berkat Gala Sky yang menjadi balita kesayangan netizen ketika ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya.

Fuji nama itu pun semakin disukai netizen ketika membesarkan Gala dengan sepenuh hati, bahkan drama-drama dibalik kehidupan keluarga mereka pun menjadi perbincangan publik.



Dunia maya yang kini dipenuhi oleh emak-emak seluruh Indonesia memang ramai dengan pemberitaan sosok Vanessa yang meninggal karena kecelakaan, terutama dengan nasib Gala yang kini dirawat oleh Fuji.

Hal seperti ini tentu dimanfaatkan oleh para konten kreator yang mengulik kebersamaan Fuji dan Gala, bisa dibilang konten vlog family memang sukses membuat netizen terhibur.



Terlihat kehadiran cantik Fuji di konten The Onsu Family, dengan sebuah podcast sukses naik trending satu dan empat saat ini. Tentu hal ini menjadi pertanyaan kenapa banyak masyarakat suka dengan sosok Fuji?

Padahal kalau mau jujur kehidupan netizen itu juga belum tentu nasibnya sebaik Gala, bisa jadi hidupnya lebih susah dari Fuji dimana banyak anak-anak di usia muda kini sudah membantu orang tua untuk mengurus adiknya yang masih balita, namun mereka bukan artis dan tak terekspose namun sayang tidak menjadi komoditas konten karena memang tidak laku untuk dunia pencitraan entertaint.



Bahkan kohten bagi-bagi rezeki saja tersandung masalah attitude, namanya konten pasti ada fulus, bagi rezeki secara pamrih apa bisa itu dibilang sedekah yang benar? Apa itu mengajarkan tema tentang keikhlasan?

Seperti Fuji yang mengurusi anak kakaknya tentu tidak sendiri, keluarganya pasti membantu dan support penuh kehidupan Gala di masa depan.



Namun lucunya banyak bayi yang kehidupannya lebih pahit dari Gala, lebih pedih dari Gala tidak mendapat perhatian netizen.

Coba bayi yang lahir dari hasil rudapaksaan yang dilakukan Herry Wirawan terhadap 21 santri, dan 9 orang sudah melahirkan dimana bayi itu dimanfaatkan untuk keperluan membuka donasi anak yatim. Bagaimana nasib mereka? Apa netizen peduli?



Anak-anak gadis berusia antara 13 hingga 17 tahun, harus dihancurkan kehidupannya bahkan dari 2016 hingga 2021 hingga banyak pihak menutupi aib ini dengan embel-embel syiah.

Apa reaksi netizen apakah membuat petisi hukuman mati? Bubarkan sistem pondok para santri, diganti dengan sistem sekolah umum saja? Tidak ada, semua diam, hening, suara sumbang ada namun tenggelam. Bahkan algoritma youtube tidak menjadikan daftar berita peristiwa itu menjadi trending! Sebuah hal yang aneh, apakah malu menyebut kalau pondok pesantren itu sebenarnya tidak perlu ada di Indonesia?



Pendidikan cukup sekolah umum dan home schooling itu lebih baik, tidak harus ada embel-embel mondok juga pendidikan bisa baik asal ada uang. Sedangkan untuk kaum miskin sekolah umum harusnya wajib gratis hingga Sekolah Menengah Atas, ketika negara tidak hadir maka akan banyak pondok-pondok mesum yang berdiri dibalik nama pendidikan.

Sayang perhatian netizen lebih besar ke Gala dan Fuji dibandingkan balita lain yang lebih tidak jelas hidupnya dimasa depan, sisi traumatis dari korban dan anak hasil rudapaksaan pasti lebih syok dibandingkan kehilangan kedua orang tua, namun penuh limpahan kasih sayang dari pihak keluarga yang lain sedangkan mereka? Bisa saja korban dianggap aib orang tuanya. Kenapa mereka tidak diangkat sebagai konten? Apakah tidak laku?



Dan anak korban dibully bahkan bisa saja dianggap anak sang predator seks, apa tanggapan kalian dengan hal ini?

___________

Sampai disini reaksi dan pembahasan saya tentang konten Fuji yang banyak apresiasi semoga ada manfaatnya dan terima kasih.

Nona,
Sumber klik, klik