Sewajarnya disuatu wilayah akan ada catatan jumlah penduduk berdasarkan gender. Misalnya berapa jumlah laki-laki dan perempuan. Tapi tahukah kalian terdapat sejumlah tempat yang didalamnya hanya ada dan didominasi oleh perempuan. Pertanyaannya benarkah mereka sudah tidak membutuhkan keberadaan laki-laki? Pasti membutuhkan dong. Cuma di daerah berikut justru memperlihatkan hal sebaliknya.
Let's talk about it.
Quote:
1. Noiva dor cordeiro, Brazil
Pada akhir abad ke-19 ada seorang perempuan bernama maria senyorina delima dipaksa menikah dengan seorang pria pilihan orang tuanya. Singkat cerita ia dikucilkan akibat dicap sebagai pezina. Ia akhirnya pergi ke suatu daerah pada tahun 1891. Daerah itulah yang kemudian dikenal sebagai kota noiva dor cordeiro. Ia menamainya sendiri dan tinggal di sana bersama dengan perempuan lajang lainnya yang ia rangkul.
Suatu ketika ada seorang laki-laki yang menikah dengan salah satu perempuan di sana. Laki-laki tersebut selalu mengatur apa yang harus dilakukan oleh istrinya. Sehingga ketika ia meninggal para perempuan di noiva memutuskan bahwa mereka tidak lagi harus menuruti semua perintah laki-laki. Mereka bahkan berkeyakinan dapat hidup dan membangun kota tanpa bantuan kaum adam.
Quote:
2. Jinwar, Suriah
Pada sebuah wilayah otonomi di Suriah Utara, terdapat sebuah desa khusus untuk perempuan dan anak-anak. Mereka ini adalah korban konflik yang memilih melarikan diri dari kekacauan untuk selanjutnya menetap di wilayah bernama jinwa. Pembangunannya pun terhitung baru yakni dimulai pada 25 November 2016. Beberapa tahun lalu sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, seluruh wilayah itu ada dalam bayang-bayang negara islam irak dan syam atau ISIS.
Para pria dibantai lalu ribuan perempuan diculik untuk dijadikan budak seks. Setelahnya perempuan-perempuan kurdi melakukan aksi angkat senjata demi melawan kelompok ekstremis. Para pendiri jinwar pun melihat desa mereka sebagai kelanjutan dari revolusi perempuan yang mana kisah mereka kemudian menarik perhatian dunia. Perempuan jinwa itu mengaku tidak butuh lelaki. Mereka hidup dengan bertani dan menjual hasil panen, memasak di dapur umum dan makan bersama, serta merawat hewan ternak yang dimiliki. Selain para janda korban perang, ada pula perempuan yang bercerai serta mereka yang memilih untuk hidup jauh dari laki-laki.
Quote:
3. Umoja, Kenya
Pada tahun-tahun yang panjang, budaya patriarki mengancam dan dapat membunuh perempuan kenya sewaktu-waktu. Keadaan pun diperparah dengan keberadaan tentara inggris disana. Berdasarkan data yang dirilis oleh tirto.com, pada awal tahun 90-an ada lebih dari 600 laporan perempuan kenya yang dirudapaksa oleh tentara inggris. Bukannya mendapat dukungan moral, mereka yang notabenenya adalah korban justru dianggap mencoreng nama keluarga dan diusir dari rumah. Kayak di indo aja hmm.
Pengusiran juga didasarkan atas takutnya penularan penyakit seksual. Seorang korban pelecehan dan KDRT bernama rebecca lolosoli bertemu dengan perempuan lainnya dengan kasus serupa. Keluhannya juga bertemu 13 perempuan korban pemerkosaan tentara inggris dan saling berbagi cerita. Akhirnya mereka sepakat membentuk sebuah desa bernama umoja dengan bantuan kementerian kebudayaan warisan dan pelayanan sosial kenya.
Perempuan yang diusir karena dirudapaksa atau kabur, karena dipaksa kimpoi, kena KDRT atau jadi korban perang dapat membangun kembali kehidupan nya di desa umoja dengan damai melalui sistem matriarki.
Oke segitu dulu untuk thread ane kali ini, thread ini sifatnya entertainment yang bersumber dari keresahan ane saat observasi sosial media aja ya. kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Kalau menyinggung ya mohon maaf. Terimakasih udah baca. Jumpa lagi di thread ane selanjutnya.