Quote:
Kamis, 9 Desember 2021 07:11 WIB
Ilustrasi: Aktivitas pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (5/6/2021). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus mengebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Hingga kini, progres pembangunan proyek dengan nilai investasi 6,07 miliar dollar AS itu sudah mencapai 74 persen. dan akan mulai menjalankan uji coba pada November 2022 dan beroperasi secara komersial pada 2023 mendatang. Tribunnews/Jeprima
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir warganet dihebohkan dengan video kecelakaan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Video tersebut menayangkan
Dalam video tersebut sebuah pilar proyek kereta roboh, dan menimpa dua ekskavator yang ada di sekitarnya.
Sontak kabar ini viiral dan jadi perbincangan luas di media sosial.
Pada video itu tampak sebuah pilar proyek kereta roboh, dan menimpa dua ekskavator yang ada di sekitarnya.
Merespons hal tersebut, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) langsung memanggil kontraktor yang terlibat dan melakukan investigasi.
Perusahaan juga memberi teguran langsungkepada kontraktor terkait agar kejadian serupa tidak terulang.
"PT KCIC tidak mentolerir adanya kesalahan kontruksi yang melebihi dari toleransi yang dipersyaratkan," ujar Presiden Director PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, dalam keterangannya, Rabu (8/12/2021).
Dwiyana menjelaskan,
kejadian itu berlangsung saat konstruksi pembongkaran pilar atau pier untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Namun, berdasarkan hasil investigasi perusahaan,
proses pembongkaran itu dilakukan tanpa mengikuti standar operasi yang berlaku.
"Kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan," kata dia.
"Kami langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi," tambahnya
Terkait dengan kecelakaan yang terjadi di DK 46, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang itu, Dwiyana memastikan, tidak ada korban jiwa.
Operator di tempat kejadian disebut berhasil menyelamatkan diri.
"Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi Kami. Investigasi mendalam langsung dilakukan dan tinggal menunggu hasilnya," ucap dia. (Rylly M Ramli)
https://m.tribunnews.com/amp/bisnis/...sung-bertindak
===
Komen TS
Titik perlemahan nya udah benar (dibobok bagian dasar), perkiraan TS mereka mau bongkar Pier nya sj nggk sampai Pile Cap.. Kemungkinan space Pile Cap saat ini masih cukup memadai utk dibangun lagi Pier Baru di atasnya meskipun tidak sentris seperti semula thd Pile Cap & Bored Pile karena mengejar pergeseran koordinat (semoga aktual geser nya jg nggk jauh)
Cuman disini kesalahan fatalnya malah mencoba menahan Potongan Pier Utuh dengan Lengan Excavator.. sedangkan Berat Sendiri Pier katakanlah Diameter 1.5 m; Tinggi 6 m beratnya mencapai 0.25*(22/7)*(1.5^2)*6*2.4 = 25.46 ton
Sangat2 Berat utk ditahan oleh Lengan Excavator, apalagi Lengan hanya terbatas menahan area bawah sj
Mungkin ini kedengaran lucu, seharusnya cara Demolition Pier seperti menebang Pohon Kelapa, Beton Bertulang Pier karakternya sangat Daktail karena Prinsip desainnya serupa dgn Kolom Bangunan Bertingkat: "Strong Column - Weak Beam"
Bagian Dasar di-dibobok disaat yg sama Bagian Atas Pier sambil ditarik ke arah jatuh yg aman
Apabila ini memang kesalahan SOP / tidak sesuai prosedur Pekerjaan Pembongkaran spt yg sudah ditetapkan, maka sangat disayangkan Site Supervisor (dari Owner), Site Inspector (dari Kontraktor), hingga Construction Management (Konsultan Pengawas) tidak cepat tanggap membaca potensi kesalahan saat pelaksanaan
