- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahli UGM Beberkan Erupsi Semeru Disebabkan Curah Hujan Tinggi


TS
chemical.sapto
Ahli UGM Beberkan Erupsi Semeru Disebabkan Curah Hujan Tinggi
Ahli Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) dan Fakultas Geografi UGM memberikan penjelasan terkait erupsi Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) lalu. Para ahli mengeluarkan pernyataan bahwa erupsi Semeru terjadi disebabkan adanya curah hujan tinggi.
ADVERTISEMENT
Dr. rer. nat. Herlan Darmawan, M.Sc mengatakan secara saintifik, curah hujan yang tinggi belakangan ini bisa menyebabkan ketidakstabilan pada endapan lava. Pada beberapa kasus, memang faktor eksternal, seperti curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan thermal stress dalam tubuh kubah lava dan memicu ketidakstabilan dalam tubuh kubah lava.
“Contohnya pada erupsi Gunung api Soufriere Hills Volcano Montserrat pada tahun 1998, 2000, 2001, dan 2003 dimana hujan lebat dengan intensitas >80 mm/h dan durasi > 2h memicu terjadinya runtuhnya kubah lava. Pada beberapa gunung api dengan lingkungan salju juga bisa menyebabkan melelehnya salju secara cepat juga dapat menyebabkan kubah lava tidak stabil,” ungkapnya pada wartawan, Senin (6/12/2021).
Herlan mengatakan kubah lava yang dipicu tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya luncuran awan panas. Jangkauan awan panas mencapai 11 km (lebih dari rekomendasi jarak aman).
Bersamaan dengan datang musim hujan, endapan material aliran piroklatik yang masih lepas, belum mengalami pengendapan dan proses kompaksi, terbawa oleh air hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan bencana lahar. “Otoritas sempat mengeluarkan peringatan kepada masyarakat akan potensi jangkauan awan panas yang lebih panjang dr 5 km, namun sebelum semua masyarakat meninggalkan area bahaya, awan panas lebih dulu mencapai daerah tersebut.
Hal ini mengindikasikan adanya precursor atau tanda tanda erupsi yang cukup singkat antara waktu kejadian erupsi dengan proses evakuasi sepanjang 2 sampai 11 km ke arah Kobokan di lereng tenggara,” sambung dia.
Dr Danang Sri Hadmoko S.Si., M.Sc menambahkan bahwa masyarakat perlu mewaspadai area di dekat sungai dengan hulu Semeru termasuk menaati himbauan untuk beraktivitas dalam radius bahaya yang sudah ditetapkan oleh otoritas setempat.
Selain itu, masyarakat diminta tetap menggunakan masker untuk menghindari bahaya ISPA akibat abu vulkanik karena abu vulkanik mempunyai kandungan silika dan berukuran mikro, selain itu untuk mencegah penyebaran virus covid 19.
“Material abu vulkanik yang berada diatap rumah segera dibersihkan untuk menghindari bahaya rubuhnya atap rumah yang dapat menyebabkan adanya korban jiwa,” ungkapnya lagi. (Fxh)
https://www.krjogja.com/peristiwa/na...ujan-tinggi/2/
Karena longsor rupanya, makanya laharnya langsung muncrat tanpa peringatan dini
ADVERTISEMENT
Dr. rer. nat. Herlan Darmawan, M.Sc mengatakan secara saintifik, curah hujan yang tinggi belakangan ini bisa menyebabkan ketidakstabilan pada endapan lava. Pada beberapa kasus, memang faktor eksternal, seperti curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan thermal stress dalam tubuh kubah lava dan memicu ketidakstabilan dalam tubuh kubah lava.
“Contohnya pada erupsi Gunung api Soufriere Hills Volcano Montserrat pada tahun 1998, 2000, 2001, dan 2003 dimana hujan lebat dengan intensitas >80 mm/h dan durasi > 2h memicu terjadinya runtuhnya kubah lava. Pada beberapa gunung api dengan lingkungan salju juga bisa menyebabkan melelehnya salju secara cepat juga dapat menyebabkan kubah lava tidak stabil,” ungkapnya pada wartawan, Senin (6/12/2021).
Herlan mengatakan kubah lava yang dipicu tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya luncuran awan panas. Jangkauan awan panas mencapai 11 km (lebih dari rekomendasi jarak aman).
Bersamaan dengan datang musim hujan, endapan material aliran piroklatik yang masih lepas, belum mengalami pengendapan dan proses kompaksi, terbawa oleh air hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan bencana lahar. “Otoritas sempat mengeluarkan peringatan kepada masyarakat akan potensi jangkauan awan panas yang lebih panjang dr 5 km, namun sebelum semua masyarakat meninggalkan area bahaya, awan panas lebih dulu mencapai daerah tersebut.
Hal ini mengindikasikan adanya precursor atau tanda tanda erupsi yang cukup singkat antara waktu kejadian erupsi dengan proses evakuasi sepanjang 2 sampai 11 km ke arah Kobokan di lereng tenggara,” sambung dia.
Dr Danang Sri Hadmoko S.Si., M.Sc menambahkan bahwa masyarakat perlu mewaspadai area di dekat sungai dengan hulu Semeru termasuk menaati himbauan untuk beraktivitas dalam radius bahaya yang sudah ditetapkan oleh otoritas setempat.
Selain itu, masyarakat diminta tetap menggunakan masker untuk menghindari bahaya ISPA akibat abu vulkanik karena abu vulkanik mempunyai kandungan silika dan berukuran mikro, selain itu untuk mencegah penyebaran virus covid 19.
“Material abu vulkanik yang berada diatap rumah segera dibersihkan untuk menghindari bahaya rubuhnya atap rumah yang dapat menyebabkan adanya korban jiwa,” ungkapnya lagi. (Fxh)
https://www.krjogja.com/peristiwa/na...ujan-tinggi/2/
Karena longsor rupanya, makanya laharnya langsung muncrat tanpa peringatan dini
0
702
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan