- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
China Protes Pengeboran Migas di Natuna, Kemlu: Hubungan Kami Baik Kok


TS
LordFaries3.0
China Protes Pengeboran Migas di Natuna, Kemlu: Hubungan Kami Baik Kok
Jakarta, IDN Times - Pejabat Kementerian Luar Negeri, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan hubungan Indonesia dengan China baik-baik saja. Pernyataan itu disampaikan setelah muncul kabar China memprotes pengeboran minyak di kawasan yang mereka klaim sebagai Laut China Selatan (LCS).
“Hubungan kami baik-baik saja, buktinya hari ini Menko Marves (Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi) ada di China,” kata pejabat tersebut, Senin (6/12/2021).
1. Menko Marves Luhut berkunjung ke China
Dilansir ANTARA, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di Provinsi Zhejiang pada Minggu (5/12/2021).

Pada kesempatan itu, atas nama pemerintah Indonesia, Luhut menyampaikan terima kasih kepada Beijing yang telah memberikan dukungan vaksinasi dan obat-obatan dalam menanggulangi pandemik COVID-19.
Luhut juga menyatakan, Indonesia tetap berpegang teguh pada rezim one-China policy.
2. China sebut hubungan dengan Indonesia semakin dekat
Indonesia bersama China bertekad mempercepat realisasi proyek-proyek dalam kerangka kerja sama Belt and Road Initiatives (BRI). Keduanya juga sepakat mendorong inisiatif pembangunan global.

Sementara, Wang Yi mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko “Jokow” Widodo, hubungan kedua negara mengalami peningkatan signifikan.
Ada banyak kesepakatan yang telah disepakati, mulai dari bidang politik, ekonomi, kemasyarakatan, dan kemaritiman.
"China akan sekuat tenaga mendukung Indonesia dalam menyelenggarakan KTT G20 tahun depan," kata Wang.
3. Kronologi China protes soal pengeboran minyak di Natuna
Sekadar informasi, anggota Komisi I dari fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, menjelaskan awal mula Indonesia menerima surat protes dari China terkait pengeboran minyak di Laut Natuna Utara. Ia mengklaim kronologi tersebut disampaikan secara langsung Kementerian Luar Negeri saat rapat dengan Komisi I.
Effendi menyampaikan, surat protes itu merupakan respons atas komunikasi diplomatik tertulis yang lebih dulu dikirimkan Indonesia ke China. Indonesia memprotes aksi kapal riset China yang pada awal 2021 terlihat wara-wiri di sekitar area eksplorasi di Blok Tuna di Laut Natuna Utara.
"Eksplorasi itu dilakukan oleh Harbour Energy asal Inggris dan perusahaan Rusia. Di saat itu lah kita justru yang menyurati Kemenlu China untuk memprotes kehadiran kapal survei China. Bahkan, kapal perangnya juga sempat masuk," ungkap Effendi ketika berbicara pada program CrossCheck yang tayang di YouTube MedcomID, Minggu (5/12/2021).
Surat protes mendapat tanggapan dari Duta Besar China di Indonesia. Dalam surat tanggapan tersebut, Beijing mengklaim area pengeboran di Laut Natuna Utara masuk dalam klaim sepihak mereka yang kerap disebut Sembilan Garis Putus-Putus.
"Mereka (China) meminta agar proses eksplorasi dihentikan atau mereka mengajak Indonesia bekerja sama untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi hingga produksi," kata Effendi.
Usai diprotes China, Kemenlu RI memutuskan tidak menanggapi surat yang dilayangkan diplomat Negeri Tirai Bambu tersebut. Effendi juga menyebut bukan kali pertama China melayangkan protes.
"Tapi, ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kita tidak beririsan dengan ZEE China," tutur Effendi.
https://www.idntimes.com/news/world/...-kami-baik-kok

“Hubungan kami baik-baik saja, buktinya hari ini Menko Marves (Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi) ada di China,” kata pejabat tersebut, Senin (6/12/2021).
1. Menko Marves Luhut berkunjung ke China
Dilansir ANTARA, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di Provinsi Zhejiang pada Minggu (5/12/2021).

Pada kesempatan itu, atas nama pemerintah Indonesia, Luhut menyampaikan terima kasih kepada Beijing yang telah memberikan dukungan vaksinasi dan obat-obatan dalam menanggulangi pandemik COVID-19.
Luhut juga menyatakan, Indonesia tetap berpegang teguh pada rezim one-China policy.
2. China sebut hubungan dengan Indonesia semakin dekat
Indonesia bersama China bertekad mempercepat realisasi proyek-proyek dalam kerangka kerja sama Belt and Road Initiatives (BRI). Keduanya juga sepakat mendorong inisiatif pembangunan global.

Sementara, Wang Yi mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko “Jokow” Widodo, hubungan kedua negara mengalami peningkatan signifikan.
Ada banyak kesepakatan yang telah disepakati, mulai dari bidang politik, ekonomi, kemasyarakatan, dan kemaritiman.
"China akan sekuat tenaga mendukung Indonesia dalam menyelenggarakan KTT G20 tahun depan," kata Wang.
3. Kronologi China protes soal pengeboran minyak di Natuna
Sekadar informasi, anggota Komisi I dari fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, menjelaskan awal mula Indonesia menerima surat protes dari China terkait pengeboran minyak di Laut Natuna Utara. Ia mengklaim kronologi tersebut disampaikan secara langsung Kementerian Luar Negeri saat rapat dengan Komisi I.
Effendi menyampaikan, surat protes itu merupakan respons atas komunikasi diplomatik tertulis yang lebih dulu dikirimkan Indonesia ke China. Indonesia memprotes aksi kapal riset China yang pada awal 2021 terlihat wara-wiri di sekitar area eksplorasi di Blok Tuna di Laut Natuna Utara.
"Eksplorasi itu dilakukan oleh Harbour Energy asal Inggris dan perusahaan Rusia. Di saat itu lah kita justru yang menyurati Kemenlu China untuk memprotes kehadiran kapal survei China. Bahkan, kapal perangnya juga sempat masuk," ungkap Effendi ketika berbicara pada program CrossCheck yang tayang di YouTube MedcomID, Minggu (5/12/2021).
Surat protes mendapat tanggapan dari Duta Besar China di Indonesia. Dalam surat tanggapan tersebut, Beijing mengklaim area pengeboran di Laut Natuna Utara masuk dalam klaim sepihak mereka yang kerap disebut Sembilan Garis Putus-Putus.
"Mereka (China) meminta agar proses eksplorasi dihentikan atau mereka mengajak Indonesia bekerja sama untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi hingga produksi," kata Effendi.
Usai diprotes China, Kemenlu RI memutuskan tidak menanggapi surat yang dilayangkan diplomat Negeri Tirai Bambu tersebut. Effendi juga menyebut bukan kali pertama China melayangkan protes.
"Tapi, ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kita tidak beririsan dengan ZEE China," tutur Effendi.
https://www.idntimes.com/news/world/...-kami-baik-kok

0
1.9K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan