Cerita YouTuber Tajir Asal Banyumas Dikira Pesugihan dan Buat Kelompok Kriminal

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Cerita YouTuber Tajir Asal Banyumas Dikira Pesugihan dan Buat Kelompok Kriminal

hyiper

05-12-2021 23:40

Cerita YouTuber Tajir Asal Banyumas Dikira Pesugihan dan Buat Kelompok Kriminal

ilustrasi video

Mungkin, beberapa dekade lalu pekerjaan idaman mertua hanyalah PNS, dokter, dan insinyur.

Tetapi, di masa sekarang mengikuti jejak para [color=var(--primary-red-color)][url=YouTuber terkaya di Indonesia]YouTuber terkaya di Indonesia[/url] menjadi impian banyak anak muda untuk menyongsong masa depan gemilang dan banyak uang.[/color]

Sayangnya, nggak semua orang tahu bahwa YouTube bisa jadi pundi-pundi rupiah yang sangat menguntungkan. Kaya raya berkat YouTube malah bisa jadi bumerang!

Itulah yang dirasakan Siswanto, seorang warga Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Ia adalah pemilik saluran YouTube Siboen Chanel yang saat ini sudah memiliki 1,24 juta subscriber. Kebanyakan konten video yang dibagikan adalah seputar aktivitas reparasi di bengkel motor, geng.

Sumber foto: Pikiran Rakyat

Tak cuma menjadi seorang YouTuber, Siswanto juga membagikan ilmunya dengan merintis Kampung YouTuber di desanya.

Enam bulan merintis YouTube, pria berusia 38 tahun tersebut mampu membeli rumah dan kios seharga Rp450 juta.

Kesuksesan tersebut bukannya menginsipirasi warga desa - ia justru dituduh melakukan pesugihan dan tergabung dalam organisasi kriminal oleh warga desanya sendiri, geng.

Hal itu karena warga desa tak habis pikir bahwa ada anak muda di desanya yang hanya membuka bengkel kecil-kecilan dan bermain HP mampu membeli rumah seharga ratusan juta rupiah.

ilustrasi video

"Ada praduga saya itu pesugihan di desa saya. Kan saya kerjanya cuma bengkel kecil, kok bisa beli rumah semahal ini, ini kan Rp 450 juta. Waktu itu pendapatan saya sudah mencapai Rp 50 jutaan," ungkap Siswanto dalam wawancaranya dengan detikINET.

Warga desa benar-benar serius mengira Siswanto melakukan pesugihan sampai-sampai mereka melarang para pemuda desa untuk dekat dengan Siswanto dan main ke bengkel miliknya agar tak dijadikan tumbal.

Gerah dengan tuduhan warga, pria yang bergabung dengan YouTube sejak Februari 2017 tersebut akhirnya berusaha meluruskan prasangka yang terlanjur meresahkan warga desa.

Sumber foto: Detik

Saat para tokoh masyarakat, pemuda, dan Ketua RT melaksanakan rapat di Balai Desa, ia datang sembari menjelaskan bahwa dirinya selama ini melakoni bisnis di dunia maya melalui platform bernama YouTube.

"Orang kampung Kasegeran itu masih buta, saya menjelaskan di kantor Balai Desa kalau itu namanya YouTube, video apa saja bisa jadi konten," jelasnya.

Tak hanya berusaha meluruskan pandangan warga desa terhadapnya, di akhir rapat tersebut ia bahkan menawarkan kesempatan jadi jutawan dengan YouTube kepada para warga.

Siswanto menyampaikan bahwa ia siap membimbing anak atau saudara para warga untuk menggeluti dunia YouTube.

Namun, bukanlah hal mudah untuk menggaet warga desa untuk bergabung dengan bisnis yang terhitung masih baru bagi mereka.

"Sejak itu pun masih tidak ada yang datang, tidak ada yang tertarik, mulailah datang satu-dua, langsung saya diklat di sini," kata Siswanto.

Ternyata tuduhan yang dialamatkan kepadanya masih ada, tepatnya kala muridnya untuk belajar YouTube sudah mencapai 10 orang.

Bukan lagi pesugihan, Siswanto dianggap membentuk kelompok organisasi kriminal, geng.

Saat itu, warga masih tidak tahu kegiatan apa yang ramai-ramai dilakukan mereka hingga suaranya terdengar lantang dan mengganggu masyarakat.

Sumber foto: Detik

Setelah mendapat teguran dari Ketua RT, Siswanto dan murid-muridnya mencari tempat lain untuk belajar dan berdiskusi.

"Saya cari tempat lain, nah jadilah di taman yang kebun dulunya, buat nongkrong ngajari mereka. Di tengah kebun di pinggir sawah, akhirnya sekarang saya ubah jadi taman yang asyik nyaman buat belajar bersama," simpul Siswanto.

Kerja keras Siswanto tak sia-sia lantaran puluhan warga di desanya sudah bergabung untuk sama-sama membangun channel YouTube yang menghasilkan banyak uang.

Kampung YouTuber yang dirilisnya sejak tahun 2019 itu mampu mendulang penghasilan stabil di rentang Rp50 juta hingga Rp150 juta per bulan, loh.

Seluruh channel yang dimiliki mereka juga telah mendapatkan silver play button, bahkan channel utamanya telah diganjar dengan gold play button. Kurang keren apa coba?