- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BNPT Dukung Usul Buya Syafii Polri Rekrut Santri Hadapi Kelompok Radikal


TS
ranzho
BNPT Dukung Usul Buya Syafii Polri Rekrut Santri Hadapi Kelompok Radikal
Jakarta - Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii Maarif mengusulkan institusi Polri untuk merekrut santri berkualitas untuk bergabung dalam pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol). Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nur Wahid mendukung usulan tersebut.
"Yang disampaikan Buya itu ide yang bagus yang bernilai strategis, dan memang kalau tidak salah polri juga sudah melakukan upaya untuk ke arah itu termasuk kebijakan kapolri yang sekarang itu kan bagaimana polisi belajar kitab kuning. Artinya polisi untuk dekat dengan kiai dan santri, artinya bukan semata-mata belajar kitab kuning harus bisa baca kitab kuning, tapi maknanya supaya belajar agama itu secara moderat tidak tekstualisitk ataupun belajar sembarang ustad," kata Nur Wahid, kepada wartawan, Selasa (30/11/2021).
Nur Wahid yakin masuknya santri dalam institusi polri akan membantu mengatasi radikalisme dan terorisme. "Kami sangat mendukung ide Buya itu karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dalam konteks ini yang mengatasnamakan Islam akar masalahnya adalah ideologi kafiri, yaitu ideologi yang mengkafirkan mereka yang berbeda, baik itu beda agama, bahkan sesama muslim pun hanya beda kelompok dan paham mereka kafirkan," ucapnya.
"Ide untuk merekrut taruna akpol diambil dari santri berkualitas itu akan sangat membantu dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama," lanjut Nur Wahid.
Nur Wahid menegaskan BNPT siap membantu jika Polri melakukan hal itu. Dia mengatakan BNPT akan membantu untuk profiling.
"Kami sangat mendukung dan kami siap untuk dilibatkan dalam proses rekrutmen, kami akan membantu dalam profiling, kenapa profiling, karena anak-anak muda sekarang itu mayoritas hampir semua memegang gadget dan bermedia sosial, dan kebanyakan dari mereka itu terkoneksi ke kelompok atau tokoh agama yang intoleran dan radikal," tuturnya.
Sebelumnya, usulan Buya yang berupa video itu diunggah oleh akun Twitter @budhihermanto. Dalam video itu, Buya menilai rekrutmen santri menjadi polisi akan mempermudah menangani radikalisme.
"Saya Ahmad Syafi'i Ma'arif Salah seorang warga negara yang sudah berusia 80-an. Dengan ini berharap kepada pihak kepolisian terutama Kapolri dan jajarannya untuk merekrut para santri menjadi Akpol," kata Buya dikutip dari video tersebut, Selasa (30/11/2021).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menilai tidak perlu banyak santri yang dimasukkan ke dalam Akpol. Tapi yang masuk Akpol harus benar-benar berkualitas. Ia menilai hal dapat mempermudah Polri menumpas kelompok radikal.
"Tidak usah banyak-banyak. Tujuannya apa? Untuk mendampingi polisi menghadapi kelompok-kelompok yang menyimpang ini. Kelompok-kelompok yang anti Pancasila, kelompok-kelompok radikal. Itu kalau polisi mengerti agama, mengerti bahasa mereka, akan lebih mudah," ucapnya.
Menurutnya Polri harus proaktif untuk mencari santri yang layak masuk Akpol.
"Polisi harus proaktif untuk ini. Dicari betul-betul berkualitas, sama seperti yang lain. Sampai nanti mereka menjadi perwira, tapi mereka mengerti kitab kuning mengerti kitab-kitab agama, seperti yang dipahami kelompok radikal ini," imbuhnya.
Sumber
hmmmmm
"Yang disampaikan Buya itu ide yang bagus yang bernilai strategis, dan memang kalau tidak salah polri juga sudah melakukan upaya untuk ke arah itu termasuk kebijakan kapolri yang sekarang itu kan bagaimana polisi belajar kitab kuning. Artinya polisi untuk dekat dengan kiai dan santri, artinya bukan semata-mata belajar kitab kuning harus bisa baca kitab kuning, tapi maknanya supaya belajar agama itu secara moderat tidak tekstualisitk ataupun belajar sembarang ustad," kata Nur Wahid, kepada wartawan, Selasa (30/11/2021).
Nur Wahid yakin masuknya santri dalam institusi polri akan membantu mengatasi radikalisme dan terorisme. "Kami sangat mendukung ide Buya itu karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dalam konteks ini yang mengatasnamakan Islam akar masalahnya adalah ideologi kafiri, yaitu ideologi yang mengkafirkan mereka yang berbeda, baik itu beda agama, bahkan sesama muslim pun hanya beda kelompok dan paham mereka kafirkan," ucapnya.
"Ide untuk merekrut taruna akpol diambil dari santri berkualitas itu akan sangat membantu dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama," lanjut Nur Wahid.
Nur Wahid menegaskan BNPT siap membantu jika Polri melakukan hal itu. Dia mengatakan BNPT akan membantu untuk profiling.
"Kami sangat mendukung dan kami siap untuk dilibatkan dalam proses rekrutmen, kami akan membantu dalam profiling, kenapa profiling, karena anak-anak muda sekarang itu mayoritas hampir semua memegang gadget dan bermedia sosial, dan kebanyakan dari mereka itu terkoneksi ke kelompok atau tokoh agama yang intoleran dan radikal," tuturnya.
Sebelumnya, usulan Buya yang berupa video itu diunggah oleh akun Twitter @budhihermanto. Dalam video itu, Buya menilai rekrutmen santri menjadi polisi akan mempermudah menangani radikalisme.
"Saya Ahmad Syafi'i Ma'arif Salah seorang warga negara yang sudah berusia 80-an. Dengan ini berharap kepada pihak kepolisian terutama Kapolri dan jajarannya untuk merekrut para santri menjadi Akpol," kata Buya dikutip dari video tersebut, Selasa (30/11/2021).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menilai tidak perlu banyak santri yang dimasukkan ke dalam Akpol. Tapi yang masuk Akpol harus benar-benar berkualitas. Ia menilai hal dapat mempermudah Polri menumpas kelompok radikal.
"Tidak usah banyak-banyak. Tujuannya apa? Untuk mendampingi polisi menghadapi kelompok-kelompok yang menyimpang ini. Kelompok-kelompok yang anti Pancasila, kelompok-kelompok radikal. Itu kalau polisi mengerti agama, mengerti bahasa mereka, akan lebih mudah," ucapnya.
Menurutnya Polri harus proaktif untuk mencari santri yang layak masuk Akpol.
"Polisi harus proaktif untuk ini. Dicari betul-betul berkualitas, sama seperti yang lain. Sampai nanti mereka menjadi perwira, tapi mereka mengerti kitab kuning mengerti kitab-kitab agama, seperti yang dipahami kelompok radikal ini," imbuhnya.
Sumber
hmmmmm






muhamad.hanif.2 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan