[Thread Review Film] The Last Film You Saw - Good/bad/Biasa? MASUK!!
Selesai nonton film, terus ingin berbagi kesan-kesan dan review filmnya? Biar bisa jadi rekomendasi buat foviers lainnya, atau cuma ingin cari wadah ngumpat karena filmnya jelek banget? Silahkan di share dimari, tenang, syaratnya gak susah kok.
1. NO SPOILER, kalaupun harus, jangan lupa pake tag spoiler.
2. No SARA, Personal Insult dan Pornografi.
3. Debat boleh tapi jangan berkelahi.
4. Jangan pake poster / gambar yang sizenya besar. Kasian yang fakir bandwith.
5. No multiple post. Gunakan multiquote jika ingin menquote beberapa postingan sekaligus.
6. Dilarang share link download dan request link download
7. Melanggar salah satu peraturan di atas siap-siap kena bata merah / banned
Note: Usahakan kalau review film tidak hanya berisi sinopsis/jalan ceritanya saja. Dan harus diberi rating/penilaian pribadi.
Belakangan ini makin banyak post review yang menjurus kepada promosi suatu blog/web.
Jadi mulai hari dan seterusnya post yang isinya ada link menuju ke blog/web bakal gw hapus.
Ini dilakukan demi kenyamanan kaskuser lainnya. Karena mereka ingin membaca review di thread ini, bukan di web lain.
Terima kasih atas perhatiannya.
*Berlaku juga di thread-thread lain di forum movies
Baru rilis minggu kemarin di netflix lupa hari apa tapi semalam baru kelar nonton film pertamanya yang keluaran tahun 2019. Film ini adaptasi manga dengan judul yang sama, dulu gw udah bikin thread manga The Fable di kaskus tapi sepi .
Ceritanya tentang pembunuh bayaran jenius dalam membunuh, dia disuruh istirahat sama bosnya selama setahun dengan cara menjalani hidup normal seperti orang pada umumnya. Tapi ya namanya juga orang di dunia kriminal, si The Fable malah dikirim/dititipkan ke keluarga Yakuza di Osaka bersama partnernya yg dibuat samaran menjadi adiknya.
The Fable diberi nama Akira Sato dan partner cewenya diberi nama Yoko Sato, mereka tinggal di rumah milik Yakuza buat jalanin hidup normal. Inti cerita nya sih tentang slice of life gitu, tapi ada beberapa konflik yang cukup menarik kaya Misaki teman kerja Akira Sato yang diintai stalker dan diperas Yakuza dll.
Filmnya cukup oke lah, lucu dan actionnya lumayan. Tapi kekurangan film ini banyak banget detail cerita di manga yang kena potong sana-sini. Menurut gw sih mending baca manganya juga kalau abis atau mau nonton film ini. Lucu banget manganya
Sequel nya udah ada juga di netflix tapi belom sempet nonton
film tentang otobiografi john larson yg dibumbui dengan drama musikal. gimana nggk musikal wong john larson sendiri seorang songwriter
seperti film biopic kebanyakan. departemen acting selalu jadi andalan. andrew garfield bener2 bagus disini. best actor oscar tahun ini?
selain biopic film ini juga bergenre drama musical. kalau diadu2 dengan film2 drama musikal lainnya, jatuhnya di rata2. apalagai tema musik yang broadway. kuping yang sering denger koplo ini nggk kebiasa mungkin musikal pas acara pesta dan ordinary sunday yg masih ngena di kuping.
Baru sempat nonton kemarin, walau sebelumnya sudah sempat membaca beberapa reviewyang menarik tentang film ini di forum. Menceritakan tentang "kesulitan" seorang remaja yang tumbuh diantara keluarganya yang semuanya tuli kecuali dia sendiri. Filmnya sendiri ringan, cenderung lebih mengarah ke drama keluarga dengan sedikit intrik.
Dari bayi hingga remaja, Ruby tinggal dengan keluarga yang bisu dan menjadi translator untuk keluarganya. Kebayang bagaimana repotnya ketika kendala absennya suara yang menjadi salah satu cara berkomunikasi. Konflik mulai timbul ketika Ruby ingin mengejar mimpinya sebagai penyanyi dengan kuliah di Berkley, atau lebih memberatkan untuk terus tinggal bersama keluarga yang membutuhkan bantuannya.
Kebayang sih dilema seorang remaja yang punya mimpi atau harus melepaskan mimpinya dengan embel embel mementingkan keluarga. Walau sebenarnya berat, tapi di film CODA ini terasa dimudahkan dengan hadirnya guru musik yang membantu Ruby, dan juga tentunya dukungan keluarga yang menyayanginya.
sebuah film yang cocok ditonton bareng keluarga, ringan tapi cukup menyenangkan. Bonusnya tentunya sepanjang film dihiasi dengan wajah Ruby yang menawan
Damn Entertaining. plotnya fresh lagi, meskipun film lama. peralihan holywood dari film bisu ke film yg ada dialognya.
la la land dengan sangat jelas terinspirasi dari film ini. sejauh drama musical yg pernah gw tonton, ini yg paling bagus. rasa ingin belajar tap dance meningkat
Setelah dibuat terkejut dengan kabar kalau seri anime legendaris akan dibuat versi live action, akhirnya kesampean jg buat nonton ini.
Cowboy Bebop Live Action dibuat dengan plot yang mirip dengan aslinya, namun ditambah dengan hal2 baru dan kombinasi beberapa cerita di anime yg digabungkan. Suasana jazz yang kental berpadu dengan drama antar karakter yg menarik, meski mereka hanya muncul di 1 atau 2 episode, cukup untuk membangkitkan nostalgia dari Cowboy Bebop yang orisinal.
Akting para pemeran patut diacungi dua jempol, mengingat beban mereka untuk tampil mewakilkan anime yang dicintai banyak penggemarnya dalam bentuk live action. Keraguan akan apakah sebagian aktor cocok atau tidak dalam memerankan karakter sesuai dengan versi orisinalnya terhapus seiring makin mendalamnya hubungan antar karakter dan interaksi yang hidup di antara para pemeran utama. Pemeran pendukung jg masing2 memainkan bagian mereka dengan pas, menonjolkan keunikan khas Cowboy Bebop sendiri.
Perseteruan antara Spike Spiegel dan Vicious dilengkapi dengan Julia sebagai objek cinta mereka berdua tetap menjadi inti dari seri televisi ini, diikuti dengan Jet yang mencoba untuk mengambil hati dari keluarganya kembali, juga Faye yang mencari jati diri aslinya, semua terjadi di luar angkasa yg bergejolak dengan masalahnya masing2.
Meski tidak memberikan sesuatu yg benar2 berbeda, namun Cowboy Bebop Live Action setidaknya mencoba untuk berdiri sendiri dengan keunikannya. Dan nilai nostalgia bagi para penggemar animenya tetap memberikannya daya tarik tersendiri.
Rotten Tomatoes 47%
IMDb 6.7/10
Nilai pribadi 7/10
Dua pencuri barang seni kelas wahid (Ryan Reynolds dan Gal Gadot) yang bersaing memperebutkan telur cleopatra yang sangat-sangat bersejarah. Di tengah persaingan keduanya, ada spesialis agen profiler FBI John Hartley (Dwayne Johnson) yang terpaksa terlibat karena dijebak oleh si pencuri.
Film bergenre heist yang gak istimewa-istimewa amat. Begitu liat castnya ada si The Rock ya emang ane gak punya ekspektasi apa-apa, udah bisa dilihat dari film-filmnya dia sebelumnya soalnya, yang ya...begitu-begitu aja.
Tapi kekuatan utamanya emang di tiga cast utamanya, yang semuanya aktor-aktris papan atas. Humor2 Ryan Reynolds masih menyelamatkan film ini lah, ya..masih enjoy dinikmati. Dan... Gal Gadot... Ane bukan fans atau pengagummnya, tapi jujur Gal Gadot ini emang cakepnya kebangetan.
Sisanya gak ada yang luar biasa baik dari action atau cerita, dan twist... yang menurut ane sih dipaksakan, kenapa?
Spoiler for warning!:
Kalo emang si Hartley ternyata dari awal kerja sama dengan Gal Gadot, ngapain pula di bali di mobil brimob pas ngasih telur cleopatranya, pake mindik2 seolah-olah ada penjahat yang lagi ngumpet. Padahal saat itu posisinya lagi mereka berdua doang (Hartley sama Gal Gadot), gak ada siapa-siapa. Sopirnya pun gak curiga apa-apa. Pengen nipu penonton tapi maksa ujungnya .
Rate 2,5/5
Venom: Let be The Carnage (2021)
[
Lanjutan dari venom yang pertama. Masih ada Eddi Brock yang kini kembali lagi disusupi symbiot venom di tubuhnya. Kali ini keduanya ketemu symbiot jahat yang hinggap di tubuh seorang penjahat dan dinamakan Carnage.
Seenggaknya masih lebih baik dari yang pertama lah. Waktu nonton yang pertama dulu, sempet bingung, ni venom kok gini amat, terlalu mementingkan persahabatannya dengan si Eddie.
DI sequelnya ini, antara venom dan Eddie terjadi konflik internal tapi bisa dikemas dengan jokes-jokes segar yang gak gagal bikin ketawa. Ditambah musuhnya juga baru, si carnage. Jadi secara story lebih enak ditonton ini ketimbang yang pertama.
Dan tentu aja, seperti biasa, after creditnya yang jadi kejutan.
Kaget dengan film ini
Melihat pemeran² di negeri ini yang termasuk papan atas, beberapa veteran malah
Tapi kok aktingnya kaku², setiap scene durasi mimik wajah para karakter dishoot lama, malah terlihat aneh ini film
Dialognya seperti orang membaca teks
Ceritanya pun generik untuk film horor, awal nonton dah bisa nebak pelaku dan penyebabnya
Film action yang dibintangi Jacky Chan, sudah lama juga saya tidak nonton film Jacky Chan. Kali ini ia berperan sebagai Quan, veteran mantan pasukan khusus yang telah berusia 60 tahun. Quan tinggal dengan damai bersama putri satu-satunya sebagai warga negara Inggris, sampai suatu saat ada pemboman oleh teroris yang menyebabkan putrinya tewas. Penuh dendam kusumat Quan berniat balas dendam untuk putri kesayangannya tersebut dengan segala cara.
Filmnya serius, kelam dan penuh konspirasi, jadi bukan film Jacky Chan yg lucu dan ceria bahkan terlalu serius nyaris tanpa setitik komedipun di dalamnya. Lambat di awal terutama dalam penekanan konflik dan keadaan internal IRA (Irish Republican Army), mungkin untuk menambah kesan serius dan ketegangan dalam film ini. Aksi bom yang dilakukan oleh teroris juga bukan pemboman biasanya, tapi ternyata lebih rumit, mengajak kita untuk membuka mata bahwa aksi bom dan terorisme ternyata bisa jadi penuh intrik dan politik serta rekayasa. Aksinya sendiri cukup baik walaupun Jacky Chan terlihat sangat tua di sini, dan dalam aksinyapun disesuaikan bahwa dia berumur 60 tahun jadi ga selincah dan setahan pukul seperti dia waktu muda.
Gimana ya, saya merasa ada yang kurang dalam eksekusinya sehingga kurang terbawa ke dalam filmnya, bagi yang mengharapkan aksi Jacky Chan yang memukau seperti dulu, yah ini kurang tapi terasa lebih real sih, cuma ya jadi agak capek harus menonton orang tua dengan sisa-sisa kekuatannya di film ini.
Sebenernya perampokan di season 3-5 lebih bagus (menurut ane pribadi ) daripada season 1-2 tapi terlalu banyak plot hole , dan filler2 ga penting, dan ya ane dibuat takjub dengan cerita perampokannya yg menarik tp ya itu udah terlalu bertele2 jdnya kaya hambar. dan itu keulang lagi di season 5b(menurut ane ceritanya bisa selesai dalam 2-3 episode) , banyak plot ga penting , dan cerita yg kesannya dipaksakan untuk nambah durasi , contohnya beberapa :
-gandia (jd bikin film ini kaya film action yg biasa dan film india banyak peluru meleset)
-alicia siera(bagus awal2, tapi lama2 annoying dan di 5b kejar2 an sekali lagi cape de, dan makan lebih dari 1 episode)
-flashback berlin(yang sebenernya dihilangkan pun ga masalah, apalagi di akhir fungsinya bener2 ga penting)
-cerita denver dan manilla (ga guna sama sekali)
-arturo (kepanjangan dan bertele2 dan ga sesuai harapan penonton lagi)
-ada beberapa flashback baru yg terkesan dipaksakan (contoh :flachback tokyo)
-nyelamatin lisbon hampir satu season
episodenya kalo cuma fokus di perampokan dan hal2 yg penting gakkan makan sampe season 3a-b , 4a-b ,5a-b ,paling cuma 10 episode , tapi di luar itu semua tetep worth too watch kok
7,5/10 karena kebanyakan filler , kalo fokus fi perampokan bank spanyol mungkin ga kurang dari 9/10
memang sudah harus selesai , daripada kepanjangan jadi opera sabun
Seperti film kelas B pada umumnya, semuanya buruk banget kalau CGI ancur, kualitas akting jelek itu sudah hal biasa, kualitas kamera yang dipakai syuting itu baru luar biasa buruk bikin efek bokeh yang parah banget seolah semuanya CGI.
Kualitas jalan ceritanya wow seperti naskah buatan anak TK, sound efek aja yang masih oke disini
yang lebih mengejutkan lagi ini film buatan 2021yang kualitas gambar+CGI jauh lebih buruk dari film sejenis buatan 2000 awal (mxp, cats &dogs, Airbud, spy kids dkk )
Sebuah film dokumenter yang tayang di Netflix, mengambil cerita seorang Nepal yang berhasil mendaki 14 puncak 8000 meter dalam waktu 6 bulan. Sebuah pendakian yang memecahkan 6 rekor dunia di tahun 2019.
Saya sendiri juga baru tahu kisahnya setelah menonton film ini, sebelumnya malah belum dengar ada berita pendaki Nepal yang berhasil membuat rekor tercepat ini. Mungkin kurang update juga sih sama beritanya, kalah sama berita covid yang membuat hampir semua pendakian di Nepal ditutup.
Memang agak sulit mengemas pendakian 14 gunung epic menjadi film berdurasi 1 jam 40 menit seperti film 14 peaks ini. Dari satu puncak gunung ke puncak gunung cuma terlihat dalam beberapa frame. Padahal kalau melihat film film pendakian gunung lain seperti Everest, Into thin Air, kita bisa merasakan bagaimana perjuangan hampir seluruh team untuk bisa mencapai puncak puncak tertinggi. Bagaimana mendaki gunung bukan hal yang mudah.
Tapi di film ini, kalau belum pernah naik gunung bersalju bakalan menganggap naik gunung everest itu mudah, kayak habis nonton film 5 cm dan setelah itu berduyun pada ke Semeru (tapi sepertinya semeru ditutup dalam waktu cukup lama karena meletus).
Film ini memang terasa lebih mencoba mengutamakan sisi manusiawi dan superpowernya seorang Nimjai. Bagimana hubungan dengan ibunya, bagaimana seorang Nepal yang bisa menjadi pasukan khusus Inggris dan mencoba mengambil sisi pendakian gunung dari sherpa Nepal yang biasanya hanya disebut sherpa tanpa menyebut nama.
Bagus sih, tapi terasa seperti terburu-buru. Saya tidak merasakan sulitnya perjuangannya mencapai puncak, karena sepertinya semua berjalan mudah untuk team mereka. Mungkin kalau dibikin berseri lebih bisa membuat pengalaman pendakian di masing-masing gunung yang pastinya banyak yang bisa diceritakan.
Di bagian credit juga sepertinya untuk pengambilan video selama pendakian di gunung dilakukan oleh team mereka sendiri (kecuali di beberapa gunung tertentu) jadi mungkin tidak banyak footage yang terambil, kecuali footage di puncak.
Film ini cukup ok sih utk yg kangen film serem. Set rumah nya serem. karakter nenek nya jg creepy banget wkwkwk.
Scoring nya sangat ok. Jump scare nya ga gt banyak, tipis2 lah.
alur cerita utama nya cukup bagus tp ada beberapa hal yg menurut gw ga penting yg ga mendukung atau ga berhubungan dgn cerita utama nya sama sekali.
misal nya soal video si pim di kamar mandi yg selesai gt aja. ga ada yg istimewa di situ.
dan film ini, twist nya berlapis2.. jadi ketika sudah mendekati ending, ketika seakan2 twist nya sudah dibuka.. ternyata masih ada twist nya lagi.. kaya kalo lu berhubungan badan, terus uda orgasme, tp masih dipaksa goyang tp uda ga bs orgasme lagi..
itu sih yg gw rasain..
karna apa? karna twist 1 ke yg lain nya jg tipis2 doank.. fundamental cerita nya ga tebel..
beda dengan misal nya handmaiden yg juga twist nya berlapis2 tp karna cerita nya kuat, jadi orgasme berkali2
Nonton film ini entah kenapa berasa bernostalgia film2 polisi Hong Kong jaman dulu. Plotnya standar film polisi, simple, tapi cara penyampaiannya menarik.
Kurangnya, karakter yang diperanin Donnie Yen (Bong) terlalu beruntung. Konsekuensi dia sebagai polisi baik gak diganjar dengan kenyataan pahit kalau dia bisa kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti buat dia. Seandainya dia dapet konsekuensi ini dan dia survive dari keterpurukannya, mungkin ceritanya akan lebih baik lagi. Karena bisa jadi ini yang bakal ngebedain Bong sama Ngo, karakter yang diperanin Nicholas Tse.
Overall menghibur, berantemnya keren, koreonya bukan koreo Donnie Yen yang jago martial arts, lebih ke polisi jago berantem yang kadang suka asal lempar pukulan kayak orang tawuran.
Saya bingung ngeriview ni film tanpa spoiler langsung to the point aja, warning review dibawah mengandung spoiler
Spoiler for spoiler:
Gampangnya sebenarnya ini film mirip Interstellar, kalau film ini tidak berusaha keras menjadi film hantu diawal-awal dan tidak berusaha memperumit alurnya sendiri film ini berpotensi sebagus Interstellar.
Ada beberapa keanehan juga di ni film sampai filmnya selesai alhasil filmnya selesai tapi misterinya masih ada diantara:
1. Sang nenek bisa berkelana ke tahun 1992 cukup lama+sering bahkan sebelum waktu yang ditentukan, bisa memperingatkan anak dan dirinya sendiri sebelum kejadian
2. Orang yang "menghilang" di tahun 1942 dan 1967 tetap menghilang sampai filmnya habis
Kemaren siang, gabut ga kemana-mana, akhirnya nonton tanpa liat trailer, cuma modal sinopsis doank..
scene awal2 langsung dan baru tau kalo pemeran utama nya om liam, dan inget2 sinopsis nya anak dibunuh, lgs dalem otak ane, wah uda pasti ini bales dendam tema nya.. keren ini kaya taken gt dah.
tapi koq gini
dari sisi action, sangat kurang.. iya sih om liam uda tua..
dari sisi cerita, ga ada emosi nya disitu.. karna anak nya si kyle jg cuma nongol 2x.. sekali pas pulang kerja, minim dialog.. dan sekali pas uda jadi mayat..
ga ada kedekatan antara dia dan orang tua nya, yg membuat kita mengerti perasaan om liam betapa sedih nya ketika anak nya mati.,
dan memang, ga ada adegan sedih nya juga wkwkwk
adegan bales dendam nya jg quick n clear aja gt..
paling kzl gw sama eskimo guy.. ga jelas..
film ini cuma berasa agak mending ketika suku indian nya muncul..
dan ketika anak nya viking diculik sama om liam..
uda sampe situ aja..
ending nya pun culun..
uda gt kenapa pula bini nya om liam musti acara kabur dr rumah, better dari awal dibikin aja dia duda..
pokoknya film ini fail se fail fail nya..
hebat bisa dpt rating 68%++ di RT
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.