- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KISAH HIDUP : Countess Elizabeth Báthory de Ecsed, Si Bangsawan Haus Darah Perawan!


TS
monkberty
KISAH HIDUP : Countess Elizabeth Báthory de Ecsed, Si Bangsawan Haus Darah Perawan!

Elizabeth Báthory atau Erzsebet Bathory, anak dari Georges dan Anna, bangsawan Transylvania paling kaya di Hungaria kala itu, lahir pada 7 Agustus 1560 di Nyirbator, Hungaria. Erzsebet adalah sepupu raja Polandia kala itu, Stefan Bathory, dan juga merupakan cucu dari Stephen Bathory, ksatria yang memimpin perang kala pasukan Vlad Dracul berhasil merebut Walachia. Kurang lebih selama kurun waktu 25 tahun, Erzsebet sudah menyiksa sampai mati 612 gadis.

Keluarga Bathory, selain terkenal karena kekayaan dan kekuasaannya, mereka juga terkenal dengan sisi gelapnya. Disebutkan bahwa paman Erzsebet adalah penganut satanic dan paganisme, pun sepupunya yang punya kelainan jiwa dan kerap melakukan kejahatan seksual. Erzsebet adalah anak hasil insest yang membuatnya memiliki epilepsi sejak kecil. Ia pun biasa dibawa orangtuanya melihat orang dieksekusi mati. Dipercaya sebagian sejarawan, kegemaran menyiksa dan membunuhnya adalah salah satu cara Erzsebet meringankan epilepsi dan kemarahannya.
Spoiler for Count Ferenc II Nadasdy:
Diusia 15 tahun, kurang lebih tahun 1575, Erzsebet kala itu bahkan tengah mengandung anak dari seorang petani saat ia dijodohkan dengan Count Ferenc II Nadasdy, putra dari Baron Tamas Nadasdy de Nadasd et Fogarasfold dan Orsolya Kanizsai, bangsawan Eropa yang 10 tahun lebih tua dari Erzsebet untuk alasan politik. Mereka menikah di Vranov nad Topl'ou, timur Slovakia pada 8 Mei 1575. Oleh keluarganya Erzsebet dibawa ke kastil untuk melahirkan dan membuang bayi putri tersebut.
Spoiler for Baron Tamas Nadasdy de Nadasd et Fogarasfold:
Pernikahan mereka baru dikaruniai anak ditahun 1585, seorang putri yang diberi nama Anna Nadasdy, yang kelak menjadi istri dari Nikola VI Zrinski, lalu kedua putri lainnya, Orsolya Nadasdy, lahir pada 1590, yang kemudian kelak jadi istri Istvan II Benyo, lalu Katherina Nadasdy, lahir pada 1594. Hingga akhirnya ditahun 1598, Paul Nadasdy, putra pertamanya lahir. Nadasdy memberikan Kastil Csejte, yang terletak di atas pegunungan dekat dengan lembah desa Csejhte, kepada Erzsebet sebagai hadiah pernikahan mereka. Sumber lain mengatakan bahwa mereka memiliki anak lelaki lain bernama Miklos Nadasdy, namun berita ini tak bisa dikonfirmasi.
Spoiler for Anna:
Erzsebet sering ditinggal suaminya sejak 1578 untuk pergi berperang sebagai komandan pasukan Hungaria. Suaminya terkenal dengan julukan Black Hero of Hungary kala bertempur di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman Empire). Selain itu, Erzsebet kerap mengundang banyak lelaki untuk melayaninya ketika suaminya berperang. Bahkan gilanya, Erzsebet pernah suatu ketika kabur dengan kekasih gelapnya tersebut, namun kembali lagi tak lama berselang. Meskipun sudah ketahuan oleh suaminya, bukannya tobat, Erzsebet justru makin menggila nafsu seksnya. Dalam catatan ia bahkan dikatakan adalah seorang bisexual dan pernah berhubungan dengan bibinya, Countess Klara Bathory.

Erzsebet juga mulai tertarik dengan ilmu hitam karena terpengaruh oleh pelayan dekatnya, Dorothea Szentes atau dikenal sebagai Dorka. Erzsebet makin terpengaruh dan mulai menikmati kepuasan seksual melalui penyiksaan terhadap para pelayannya yang masih muda. Kemudian bersama Johaess Ujvari, Iloona Joo, Anna Darvolya atau Darvulia yang juga adalah kekasihnya, ia mengubah kastil sebagai tempat penyiksaan seksual yang mengerikan. Para pelayan gadis ini mengalami berbagai siksaan demi kepuasan Erzsebet, mulai dari diikat, ditelanjangi sambil dicambuk, serta menggunakan alat-alat penyiksaan lainnya.

Yang lebih mengerikannya, menurut sejarah, awal mula kegemarannya mandi dengan darah perawan dimulai ketika Erzsebet memukul pelayan gadisnya lantaran menyisir rambut terlalu keras. Pukulan tersebut naasnya membuat hidung pelayan itu berdarah dan menetes di kulit tangannya. Ia pun merasa kulit yang terkena darah itu seperti nampak lebih muda. Segera setelah itu, ia menyuruh Ujvari dan Dorka menelanjangi pelayan itu, kemudian menarik tangannya ke bak mandi dan dipotong urat nadinya. Mulai saat itu, karena pelayan yang dipukulnya adalah gadis muda, Erzsebet menganggap bahwa darah perawan mampu membuat dirinya awet muda.

Suaminya meninggal pada 4 Januari 1600 diusia 51 tahun, karena sakit akibat luka sehabis berperang. Sepeninggal suaminya, kegilaan Erzsebet makin menjadi-jadi, ia makin ketakutan menjadi tua kala menyadari kecantikannya mulai pudar, kulitnya sudah mulai mengeriput, serta usianya yang udah menginjak 40 tahun. Gadis pelayan tadi menjadi titik awal kebengisan Erzsebet menyiksa dan membunuh para perawan dengan berbagai cara yang keji, dari memukul, menggigit, memutilasi, membakar sampai membiarkan para gadis itu mati kelaparan, kemudian para budak pun diperintahkan untuk mengumpulkan darah para korbannya untuk dimasukan ke kolam untuk mandi, bahkan sesekali ia minum.
Meski kejam, Erzsebet dikenal sebagai keturunan Bathory yang paling cerdas. Namun, dengan kecerdasan dan tipu daya yang ia miliki, Erzsebet jadi dengan mudah menyiksa dan membunuh pelayan gadis yang ada di kastilnya, kemudian melebar menyerang putri para petani. Ia menipu para gadis ini dengan mengundang mereka ke kastilnya dengan rayuan akan diajarkan etika dan sopan santun, sampai membuat lowongan pekerjaan palsu agar menarik minat gadis-gadis desa untuk datang ke kastilnya.

Erzsebet bahkan membuat acara pemakanan dengan agamis untuk menghilangkan kerugiaan. Namun tak lama setelah itu para pendeta menolak untuk memimpin karena makin banyak gadis yang mati tanpa ada penyebab pasti. Penolakan ini akhirnya mengakibatkan banyak korban Erzsebet yang dibuang disembarang tempat.
Merasa tak puas dengan darah gadis biasa, Erzsebet mulai melirik gadis-gadis dari bangsawan rendah untuk diculik guna menjadi korbannya agar ia mendapat darah yang lebih 'berkualitas'. Namun, keputusannya mengincar gadis para bangsawan malah menjadi titik balik terbongkarnya kekejaman Erzsebet. Banyaknya gadis bangsawan yang hilang justru makin membuat perhatian lebih dikalangan bangsawan. Hingga suatu hari, terdapat gadis yang berhasil kabur dari kastil dan langsung melaporkan kekejaman Erzsebet.
Spoiler for Matthias II:
Mendengar berita itu, Raja Hungaria, Matthias II, kemudian menyuruh Gyorgy Thurzo, yang merupakan Palatine of Hungary dan juga sepupu Erzsebet untuk menyelidiki berita tersebut. Thurzo kemudian mengutus András Keresztúry dan Mózes Cziráky untuk mengumpulkan bukti pada Maret-Oktober 1610 dan menghasilkan 52 kesaksian, hingga pada 1611 angka itu melejit sampai lebih dari 300. Dari hasil kesaksian, dikatakan bahwa korban pertama Erzsebet adalah gadis berusaha 10-14 tahun.
Spoiler for Gyorgy Thurzo:
Kastil Erzsebet pun digeledah pada 30 Desember malam tahun 1610, dan mereka langsung disuguhi mayat gadis yang kehabisan darah di meja makan, sedang yang lainnya terikat ditiang dengan di tubuhnya terdapat tusukan benda tajam. Dipenjara kastil, ditemukan belasan gadis yang ditahan menunggu giliran jadi korban. Di basement kastil pemandangan tak kalah mengerikan, mereka menemukan beberapa gadis yang hidup namun tubuhnya sudah dipenuhi tikaman, serta ditemukan pula 50 mayat gadis yang mulai membusuk. Gilanya, Erzsebet enggan menghadiri pengadilan dan berkelit bahwa ia tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, Johannes Ujvary, mengatakan ada 37 gadis belum menikah dibunuh, sedang 6 lainnya dipekerjakan di kastil.
Spoiler for Istvan II Benyo:
Dari berbagai kesaksian dikuak fakta bahwa Erzsebet telah membunuh 80 gadis. Dari hasil pengadilan terungkap bahwa penyiksaan sebagian besar gadis ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Semua cara dilakukan dalam penyiksaan guna tubuh para gadis ini mengucurkan darah, diantaranya menggunakan alat Iron Maiden untuk menyiksa korbannya, memukuli korban sampai mati, ia juga melumuri tubuh gadis korbannya dengan madu agar mereka mati perlahan karena serangga. Ia gemar memotong korbannya dengan gunting, ditusuk bahkan dengan sebuah pin kemudian digantung agar tubuhnya mengucurkan darah. Erzsebet juga suka makan daging korbannya dibagian dada dan wajah.
Ditemukan pula buku harian Erzsebet yang menjelaskan detail penyiksaan yang ternyata sudah menewaskan 612 gadis. Hal ini diungkap oleh Suzannah, salah satu pelayan. Ia mengatakan bahwa buku itu ada pada salah satu pejabat pengadilan. Namun hingga kini, buku itu tak pernah ditemukan. Hal itu berlainan dengan pengakuan salah satu budaknya mengatakan bahwa hanya 40 gadis yang disiksa hingga tewas. Seluruh orang yang terlibat dalam penyiksaan mengerikan tersebut dihukum mati dengan dipenggal lalu dikremasi, kecuali Erzsebet, karena status kebangsawanan yang disandangnya, ia tidak dibolehkan hukum untuk dieksekusi.
Thurzo akhirnya berdiskusi dengan Paul dan dua menantu Erzsebet, Nikola VI Zrinski dan Gyorgy Drugeth, dan memutuskan untuk mengurung Erzsebet dikamar kastilnya selama 4 tahun hingga dia meninggal disana ditahun 1614. Cerita tentang Erzsebet pertama kali dimuat di media pada tahun 1729, karya Jesuit László Turóczi berjudul Tragica Historia. Sampai tulisan ini dibuat, para sejarawan belum mampu menemukan bukti konkrit kebenaran cerita kekejaman sang Countess.




Okutet dan fachri15 memberi reputasi
2
2.8K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan