Partai Komunis China Bikin "Resolusi Sejarah". Xi Jinping Bisa Berkuasa Seumur Hidup? | Narasi Newsroom



Dipublikasikan 4 menit lalu • Narasi

Partai Komunis China baru saja mengesahkn "Resolusi Sejarah" pada kamis (11/11/2021)

Itu dokumen penting yang menegaskan pencapaian partai berusia 100 tahun ini dan menentukan kearah mana politik China ini berlayar.

Seperti dua resolusi sebelumnya. [Resolusi ini] bakal memainkan peran penting dalam menyatukan teori, kehendak, dan kerja partai-untuk mencapai pertumbuhan masa depan dan mewujudkan tujuan partai seabad kedepan serta mimpi besar pembaruan China.

Beberapa analis membaca resolusi ini sebagai akal akalan presiden Xi Jinping untuk mengukuhkan kekuasaan nya di negeri tirai bumbu.

Karena, dalam satu abad, resolusi serupa cuma dikeluarkan tiga kali.
Yang pertama di keluarkan Mao Zedong pada 1949. Saat itu Mao, mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China.
Pada 1981, Deng Xiaoping mengeluarkan resolusi serupa. Ini menandai babak baru reformasi ekonomi China yang lebih terbuka. Deng junga mengkritik Revolusi Kebudayaan ala Mao yang mengorbankan jutaan nyawa dalam kurun 1966-1976.

Kini, Xi Jinping dipandang seolah setara dengan dua tokoh Partai Komunis China itu.

Seorang analis China dari Tinghua University bernama Wu Qiang berpendapat "Posisi Xi di Partai Komunis China kini tak tergoyahkan. Ini berkat stabilitas yang terbangun dalam sembilan tahun terakhir. Kampanye anti-korupsi, dan meningkatnya dukungan masyarakat sipil, opini publik, dan kehadiran internet."

Tiga tahun silam, parlemen China menghapus batas masa jabatan presiden 2 x 5 tahun.
Batas masa jabatan presiden ini dirumuskan pada masa pemerintahan Deng Xiaoping.

Setelah batas ini dihapus, Xi bisa saja berkuasa selama ia mau sepanjang partai dan parlemen merestui. Pada 2023 nanti, masa jabatan Xi berakhir. Ia mesti memastikan restu partai kalau mau lanjut menjabat. Nah, resolusi sejarah yang baru saja dirilis dianggap akan memutuskan langkah Xi untuk berkuasa diperiode mendatang.

Seorang peneliti China di Australia National University ikut berpendapat "yang tersirat dalam resolusi ini adalah tahun depan, apakah kita akan memberikan Xi masa jabatan ketiga. Kalau iya, ini akan jadi yang pertama sejak Mao Zedong berkuasa. Jadi, alasan Xi membutuhkan legitimasi dari partai, adalah agar dia tidak menghadapi oposisi."

Penulis : Setya Adhi
Editor : Ayuna
Manajer Redaksi : Maulida Sri Handayani
Pemimpin Redaksi : Zen RS

Artikel terkait :
Seoul, Korea Selatan, Akan Jadi Kota 'Metaverse' Pertama. Gimana Wujudnya? | Tech It Easy

Narasi.com





Mengingat ngingat tentang komunisme, jadi teringat era Soeharto, jadi teringat sejarah suram masa lalu.
Terlihat creepy.... menyeramkan!! Mirip mirip propaganda ala Korea Utara. Suram, tidak ada kebebasan.

Tidak perlu diikuti di Indonesia yah tentang diktaktorisme ala komunisme nya!!! Bisa semakin terbelakang tuh Indonesia.

China berhasil melalui ekonomi nya yang maju berkat kebijakan nya Deng Xiaoping yang lebih terbuka perekonomian nya kepada dunia, serta terbuka pemerintahan nya.
Deng Xiaoping pula lah yang membuat kebijakan pemerintah yang anti diktaktorisme, yaitu menerapkan masa jabatan presiden secara terbatas.
Banyak pihak yang menuduh Deng adalah penganut faham liberal, penghianat komunis. Dan PKC sekarang rupanya menghapus kebijakan Deng Xiaoping tentang masa jabatan.

Jika China murni menerapkan komunisme ala Mao Zedong dari dulu hingga sekarang, mungkin tidak ada China yang sekarang, bisajadi China negara komunis miskin dengan populasi banyak, ekonomi tertutup, ekonomi dikuasai pemerintah, tidak ada perusahaan swasta, tidak ada Jack Ma, tidak akan ada angka GDP tinggi, tidak ada pengusaha kaya, tidak ada selebriti, tidak ada internet (WeChat dll adalah hasil buah kreativitas warga nya karena China yang menerapkan usaha swasta, ekonomi bebas, semua warga berhak kaya, berhak punya usaha. Bayangkan jika usaha/perusahaan di China dikuasai pemerintah, apakah ada orang orang Pemerintah yang punya tingkat kreativitas untuk membuat sosial media??)