Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

oppomelawi71941Avatar border
TS
oppomelawi71941
Tak Cuma Sri Mulyani, Luhut sampai BGS Juga Beri Sinyal Seram
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai merasa ada yang tidak beres di Indonesia. Sri Mulyani cukup khawatir di saat kasus aktif Covid-19 melonjak namun bersamaan mobilitas masyarakat di Indonesia sudah kembali normal.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini di berbagai negara kasus aktifnya masih menunjukkan tren peningkatan. Di Inggris setelah adanya penularan varian delta, pasien aktif yang terjangkit virus corona mencapai 30.000 jiwa.

Begitu pun dengan Rusia yang saat ini kata Sri Mulyani tengah mengalami puncaknya lagi. Spanyol meskipun sudah terkendali, namun pada September 2021 kasus aktifnya melonjak lagi.


Prancis juga mengalami hal serupa, kasus aktif di negara dengan icon Menara Eiffel tersebut kembali meningkat. Bahkan Italia, yang baru saja menjadi tuan rumah penyelenggaraan Presidensi G20 juga mengalami kenaikan.

Selanjutnya juga dengan Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat yang juga mengalami peningkatan kasus signifikan.

"Hari ini kita (Indonesia) baik, tapi jangan terlena. Mendekati natal dan libur tahun baru, harus ekstra hati-hati. Karena setiap kali ada kenaikan (dari negara lain) menimbulkan setback (dampak) kepada masyarakat dan perekonomian," ujarnya dalam CEO Networking 2021

Indonesia meskipun saat ini sudah melandai, Sri Mulyani ingin agar masyarakat terus waspada. Apalagi warga negara dari seluruh dunia saat ini sudah mulai melakukan traveling lagi.

"Apalagi masyarakat dunia sudah mulai mobile (beraktivitas) lagi, mulai terbang kemana-mana, mulai mengunjungi antar negara. Ini artinya terjadi kemungkinan mutasi dan penularan masih terus kita waspadai," ujarnya lagi.

Ditambah, saat ini pemerintah melihat bahwa mobilitas masyarakat di Indonesia sudah seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

Sri Mulyani menjelaskan, mobilitas masyarakat pada Kuartal III-2021, terutama pada Oktober 2021 ini sudah melebihi sebelum situasi sebelum pandemi Covid-19 pada Februari 2020.

"Mobilitas masyarakat kita sudah kembali pre pandemi Covid-19, terutama di daerah-daerah, seperti ritel, rekreasi, grocery, itu bahkan sudah sangat pick up (tinggi)," ujarnya.

Kendati demikian, Sri Mulyani mengklaim, pemerintah akan terus mewaspadai kasus pandemi Covid-19 di tanah air. "Setiap minggu kita selalu rapat melihat kasus covid. Termasuk akselerasi dari vaksinasi yang kita lakukan."

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa, pemerintah terus berkomitmen menjalankan kebijakan rem dan gas untuk mendukung efektivitas penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Pemerintah juga terus meningkatkan jumlah testing dan tracing meskipun saat ini kasus covid-19 telah melandai. Hal ini menunjukkan sifat harus tetap waspada terhadap berbagai kondisi.

"Meski covid-19 sudah melandai, namun kita harus tetap waspada, sehingga tetap siaga agar situasi penanganan covid-19 ini tidak meningkat saat liburan Nataru," ujarnya.

Selain Sri Mulyani, jajaran menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo juga memberikan sinyal yang mungkin saja tidak menyenangkan didengar oleh publik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan misalnya. Luhut mengatakan bahwa sat ini tingkat masyarakat yang patuh terhadap protokol kesehatan semakin berkurang.

Berdasarkan catatan pemerintah, terdapat penambahan kabupaten kota yang masuk ke dalam level 2 sebanyak 10 daerah, dan level 1 sebanyak 5 kabupaten/kota,

Luhut mengatakan, saat ini terlihat ada sinyal peningkatan kasus di Jawa dan Bali. Khusus wilayah Jawa dan Bali, terdapat 29% kabupaten kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu, dan 34% kabupaten/kota mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu laku.

"Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa dan Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021," ujarnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga beberapa waktu lalu menyampaikan kabar yang kurang mengenakkan. Budi menyebut, terjadi kenaikan kasus di 126 kabupaten kota di berbagai wilayah Indonesia.

"Berdasarkan observasi Kementerian Kesehatan, ada 126 kabupaten kota yang naik," kata Budi saat memberikan keterangan pers mengenai perkembangan PPKM di Kantor Presiden, awal pekan ini.

Selain itu, catatan otoritas kesehatan juga menunjukkan bahwa subvarian Delta AY.2.3 dan AY.2.4 yang paling dominan menyebar di Indonesia.

Situasi ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Apalagi, varian AY.4.2 sudah ditemukan di negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura. Pemerintah menegaskan akan melakukan antisipasi agar tidak kebobolan lagi dengan masuknya varian baru.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...sinyal-seram/1

Sunggu mengerikan, indonesia segera bangkrut kah?
gabener.edan
scorpiolama
scorpiolama dan gabener.edan memberi reputasi
2
1.2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan