Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alas904Avatar border
TS
alas904
Pemilu Jangan Lagi Jualan Isu SARA dan Politisasi Identitas
Pemilu Jangan Lagi Jualan Isu SARA dan Politisasi Identitas


Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional Siti Zuhro usai menjadi nara sumber dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertema Menebar Nilai Kepahlawanan dalam Kontestasi Politik Nasional di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/11).


Wowsiap.com – Pemilihan Umum Presiden dan Pemilihan Umum Legislatif diharapkan diharapkan tidak lagi berjualan isu SARA serta politisasi identitas. Sebab, selain konyol, hal itu juga berdampak luar biasa menyakitkan.

“Karena antar suku dan agama diadu domba serta diacak-acak. Jangan pula mencari sosok yang menimbulkan polemik, namun tetap dicalonkan. Jadi kalau sudah terstigma negatif dan punya cacat yang luar biasa, ya sudah. Kita harus betul-betul tegas untuk mengatakan itu,” kata Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional Siti Zuhro di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/11).

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertema Menebar Nilai Kepahlawanan dalam Kontestasi Politik Nasional.

Menurutnya, masyarakat harus diajarkan dalam demokrasi participatory untuk ikut mengawal. Sehingga ada nuansa bottom up dan tidak didikte oleh konglomerat maupun oligarki.

Dikatakan, semakin banyak calon presiden, merepresentasikan penduduk yang majemuk. Hal itu juga meminimalisir ancaman terjadinya disharmoni masyarakat. Oleh karena itu, biarkan bila ada sosok yang berasal dari berbagai daerah.

“Jangan hanya didominasi capres dari Indonesia Barat saja, agar lebih terasa keindonesiaan muncul. Sudah saatnya memunculkan sosok calon yang sarat dengan nilai kepahlawanan dan keberpihakan kepada NKRI,” tegasnya.

Hal itu juga bisa memutus sedikit demi sedikit mata rantai vote buying, yang merupakan penyakit. Sebab sekali saja mentoleransi praktek vote buying dan praktek transaksional, maka muncul distorsi yang akhirnya berpengaruh terhadap munculnya pemimpin yang bukan terbaik.

“Jangan lagi kita diberikan hanya dengan dua pasangan calon. Biarlah sesuai dengan kemajemukan kita, muncul beberapa pasangan calon seperti Pilpres 2004 dan 2009. Sudah saatnya kompetisi kontestasi politik nasional 2024 diisi dengan sehat, betul-betul berkualitas, berintegritas. Akhirnya, siapapun yang menang, tidak perlu lagi seperti kemarin,” tandasnya.



Sumber: Wowsiap.com


extreme78
areszzjay
pakisal212
pakisal212 dan 4 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan