- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Pengakuan Istri Pasien Covid-19 yang Jadi Korban Penganiayaan
TS
tribunnews.com
Pengakuan Istri Pasien Covid-19 yang Jadi Korban Penganiayaan
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Risma Sitorus, istri pasien Covid-19 di Toba yang dianiaya warga, akhirnya beberkan kronologi.
Risma memberikan konfirmasi soal kejadian penganiyaan yang dialami suaminya.
Warga asal Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba itu mengatakan, suaminya Salamat Sianipar memang sempat dibawa ke lokasi isolasi yang jauh dari permukiman pada Rabu (21/7/2021) lalu.
Saat itu, suaminya kabur dari tempat isolasi dan kembali ke rumah dalam keadaan depresi lantaran diasingkan dari kampung.
Sampai di rumah, Salamat Sianipar mulai depresi.
Salamat Sianipar kemudian keluar rumah sambil meludahi tangannya dan mendekati warga.
"Dia mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," kara Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021).
Risma Sitorus, istri dari Salamat Sianipar, pasien Covid-19 yang sempat dianiaya warga kampung memberikan keterangan. (TribunMedan/HO)
Karena warga takut, mereka pun kemudian berkumpul dengan membawa bambu dan kayu pada Kamis (22/7/2021).
Alasan warga, mereka hendak mengamankan Salamat Sianipar.
Namun, yang terjadi justru mengarah pada tindak penganiayaan dan penyiksaan.
Salamat Sianipar yang mestinya mendapat perhatian khusus karena sempat diasingkan dari kampung itu kemudian diseret-seret di jalanan kampung.
Dia diperlakukan layaknya binatang.
"Kemudian pukul 11.00 WIB, Salamat Sianipar berhasil diamankan. Lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit," ungkapnya.
Tepat pada Sabtu 24 Juli 2021 sekira pukul 11.30 WIB, Risma menuturkan Suaminya ditemukan di depan Perumahan Del Sitorus di Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Porsea.
Baca: [url=../../../../2021/07/25/viral-pasien-covid-19-dianiaya-bupati-toba-warga-coba-amankan-korban-karena-ludahi-tetangga]Viral Pasien Covid-19 Dianiaya, Bupati Toba: Warga Coba Amankan Korban karena Ludahi Tetangga[/url]
Baca: [url=../../../../2021/07/25/obat-antivirus]Obat Antivirus[/url]
Hal senada juga disampaikan, Erik Sianipar yakni keluarga dari Salamat Sianipar yang mengaku tidak ada maksud untuk melakukan penganiayaan.
Tetapi ingin mengamankan saudaranya tersebut.
Sebab, kondisi Selamat Sianipar positif Covid-19.
"Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agat tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar," ujarnya
Viral di media sosial
Sebuah video yang menunjukkan seorang pasien positif covid-19 dianiaya massa viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, pasien yang juga jadi korban penganiayaan bergulung di tanah.
Korban terjatuh setelah warga sekitar rumahnya melakukan pemukulan terhadapnya.
Pasien tersebut bahkan diperlakukan layaknya hewan karena terus didorong menggunakan bambu.
Video singkat tersebut pun akhirnya tersebar luas di media sosial pada Sabtu (24/7/2021).
Kerabat korban kemudian membeberkan kejadian tersebut melalui akun Instagramnya, @jhosua_lubis.
Bupati Toba Poltak Sitorusdan dan beberapa pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melihat kondisi pasien di RSUD Porsea, Kabupaten Toba, Sabtu (24/7/2021).
Menurut Joshua, kejadian tersebut terjadi korban yang juga pamannya, pada Kamis (22/7/2021).
"Tulang (paman) saya diikat, diseret dan dipukuli masyarakat seperti binatang," katanya.
Kejadian yang dianggap tak memanusiakan manusia itu berharap mendapat perhatian dari pemerintah untuk diusut kasusnya.
Jhosua menuturkan, mulanya sang paman terpapar Covid-19.
Kemudian, pamannya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun, masyarakat sekitar menolaknya.
"Awalnya karena tulang saya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian isolasi mandiri di rumah, namun ada penolakan dari masyarakat setempat," kata Jhosua.
Jhosua mengaku, pihak keluarga sama sekali tak terima dengan apa yang sudah dilakukan oleh warga sekitar.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah harus melakukan edukasi yang lebih mengenai Covid-19, agar kejadian yang terjadi kepada pamannya tak terulang.
Unggahan Jhosua mengenai kronologi penganiayaan itu pun diunggah ulang oleh akun Lambe Turah.
Postingan tersebut pun dibanjiri ribuan komentar dari warganet yang mendukung adanya tindakan hukum yang tepat.
"Pelaku penganiayaan harusnya dilaporkan kepada pihak berwenang dan Pemda setempat, pasien Covid-19 yang isoman harusnya mendapat bantuan baik medis dan makanan, bukannya diusir dan dianiaya," tulis seorang warganet.
Ada juga yang berkomentar,"Yang dihindari harusnya penyakitnya bukan orangnya,"
Baca: [url=../../../../2021/07/25/pasien-covid-19-di-toba-yang-jadi-korban-penganiayaan-disebut-depresi-karena-diasingkan]Pasien Covid-19 di Toba yang Jadi Korban Penganiayaan Disebut Depresi karena Diasingkan [/url]
Baca: [url=../../../../2021/07/23/isolasi-mandiri]Isolasi Mandiri[/url]
(TribunnewsWiki.com/Rest, Tribun-Medan.com/Goklas Wisely)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengakuan Istri Pasien Covid-19 Soal Suaminya yang Sempat Diseret dan Dianiaya Warga Kampung
Risma memberikan konfirmasi soal kejadian penganiyaan yang dialami suaminya.
Warga asal Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba itu mengatakan, suaminya Salamat Sianipar memang sempat dibawa ke lokasi isolasi yang jauh dari permukiman pada Rabu (21/7/2021) lalu.
Saat itu, suaminya kabur dari tempat isolasi dan kembali ke rumah dalam keadaan depresi lantaran diasingkan dari kampung.
Sampai di rumah, Salamat Sianipar mulai depresi.
Salamat Sianipar kemudian keluar rumah sambil meludahi tangannya dan mendekati warga.
"Dia mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," kara Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021).
Risma Sitorus, istri dari Salamat Sianipar, pasien Covid-19 yang sempat dianiaya warga kampung memberikan keterangan. (TribunMedan/HO) Karena warga takut, mereka pun kemudian berkumpul dengan membawa bambu dan kayu pada Kamis (22/7/2021).
Alasan warga, mereka hendak mengamankan Salamat Sianipar.
Namun, yang terjadi justru mengarah pada tindak penganiayaan dan penyiksaan.
Salamat Sianipar yang mestinya mendapat perhatian khusus karena sempat diasingkan dari kampung itu kemudian diseret-seret di jalanan kampung.
Dia diperlakukan layaknya binatang.
"Kemudian pukul 11.00 WIB, Salamat Sianipar berhasil diamankan. Lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit," ungkapnya.
Tepat pada Sabtu 24 Juli 2021 sekira pukul 11.30 WIB, Risma menuturkan Suaminya ditemukan di depan Perumahan Del Sitorus di Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Porsea.
Baca: [url=../../../../2021/07/25/viral-pasien-covid-19-dianiaya-bupati-toba-warga-coba-amankan-korban-karena-ludahi-tetangga]Viral Pasien Covid-19 Dianiaya, Bupati Toba: Warga Coba Amankan Korban karena Ludahi Tetangga[/url]
Baca: [url=../../../../2021/07/25/obat-antivirus]Obat Antivirus[/url]
Hal senada juga disampaikan, Erik Sianipar yakni keluarga dari Salamat Sianipar yang mengaku tidak ada maksud untuk melakukan penganiayaan.
Tetapi ingin mengamankan saudaranya tersebut.
Sebab, kondisi Selamat Sianipar positif Covid-19.
"Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agat tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar," ujarnya
Viral di media sosial
Sebuah video yang menunjukkan seorang pasien positif covid-19 dianiaya massa viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, pasien yang juga jadi korban penganiayaan bergulung di tanah.
Korban terjatuh setelah warga sekitar rumahnya melakukan pemukulan terhadapnya.
Pasien tersebut bahkan diperlakukan layaknya hewan karena terus didorong menggunakan bambu.
Video singkat tersebut pun akhirnya tersebar luas di media sosial pada Sabtu (24/7/2021).
Kerabat korban kemudian membeberkan kejadian tersebut melalui akun Instagramnya, @jhosua_lubis.
Bupati Toba Poltak Sitorusdan dan beberapa pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melihat kondisi pasien di RSUD Porsea, Kabupaten Toba, Sabtu (24/7/2021). Menurut Joshua, kejadian tersebut terjadi korban yang juga pamannya, pada Kamis (22/7/2021).
"Tulang (paman) saya diikat, diseret dan dipukuli masyarakat seperti binatang," katanya.
Kejadian yang dianggap tak memanusiakan manusia itu berharap mendapat perhatian dari pemerintah untuk diusut kasusnya.
Jhosua menuturkan, mulanya sang paman terpapar Covid-19.
Kemudian, pamannya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun, masyarakat sekitar menolaknya.
"Awalnya karena tulang saya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian isolasi mandiri di rumah, namun ada penolakan dari masyarakat setempat," kata Jhosua.
Jhosua mengaku, pihak keluarga sama sekali tak terima dengan apa yang sudah dilakukan oleh warga sekitar.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah harus melakukan edukasi yang lebih mengenai Covid-19, agar kejadian yang terjadi kepada pamannya tak terulang.
Unggahan Jhosua mengenai kronologi penganiayaan itu pun diunggah ulang oleh akun Lambe Turah.
Postingan tersebut pun dibanjiri ribuan komentar dari warganet yang mendukung adanya tindakan hukum yang tepat.
"Pelaku penganiayaan harusnya dilaporkan kepada pihak berwenang dan Pemda setempat, pasien Covid-19 yang isoman harusnya mendapat bantuan baik medis dan makanan, bukannya diusir dan dianiaya," tulis seorang warganet.
Ada juga yang berkomentar,"Yang dihindari harusnya penyakitnya bukan orangnya,"
Baca: [url=../../../../2021/07/25/pasien-covid-19-di-toba-yang-jadi-korban-penganiayaan-disebut-depresi-karena-diasingkan]Pasien Covid-19 di Toba yang Jadi Korban Penganiayaan Disebut Depresi karena Diasingkan [/url]
Baca: [url=../../../../2021/07/23/isolasi-mandiri]Isolasi Mandiri[/url]
(TribunnewsWiki.com/Rest, Tribun-Medan.com/Goklas Wisely)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengakuan Istri Pasien Covid-19 Soal Suaminya yang Sempat Diseret dan Dianiaya Warga Kampung
0
317
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan