Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ziqifansAvatar border
TS
ziqifans
Xi Jinping Keras, Apple Jadi Raksasa IT AS Terakhir di China?
Xi Jinping Keras, Apple Jadi Raksasa IT AS Terakhir di China?

Nisatul Umah, CNBC Indonesia
TECH 23 October 2021 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memiliki raksasa-raksasa teknologi di China. Namun pada pekan lalu Microsoft yang saat ini masih operasi di China mengumumkan akan menutup jaringan sosialnya, LinkedIn, di sana.
Pihak perusahaan beralasan aturan di negara China yang harus dipatuhi semakin menantang. Melansir dari BBC, Sabtu, (23/10/2021) Apple sendiri memiliki masalah sensor di negara ini.


Pekan lalu dua aplikasi keagamaan populer telah dihapus dari App Store Apple. Belakangan diketahui bahwa Audible milik Amazon dan aplikasi Yahoo Finance juga telah dihapus.

Tindakan keras pada raksasa teknologi di China memunculkan beberapa pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi di balik China.

Akan tetapi yang nampak jelas adalah bahwa Apple dan Microsoft terlibat dalam pertempuran domestik antara pihak berwenang dan industri teknologi China.

Sementara China juga memiliki teknologi sendiri seperti Tencent, Alibaba, dan Huawei. Semuanya merupakan perusahaan global yang sangat besar.

Tetapi pemerintah China semakin khawatir tentang kekuatan yang mereka miliki. Sehingga perusahaan-perusahaan Amerika pun tidak luput dari penumpasan.

"Tindakan keras menunjukkan bahwa Apple dan Microsoft sangat sadar bahwa posisi mereka lebih lemah daripada beberapa tahun terakhir. Mereka tahu bahwa mereka harus berjalan dengan hati-hati," kata James Griffiths, penulis The Great Firewall of China.

Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi (Personal Information Protection Law/PIPL) yang akan diterbitkan 1 November mendatang oleh pemerintah China membuat Microsoft harus mematuhi lebih banyak peraturan.

Berbeda dengan Microsoft, Apple memiliki serangkaian prioritas yang berbeda di China. Pada kuartal terakhir, Apple menghasilkan pendapatan hampir US$ 15 miliar di China dan Taiwan.

Rantai pasokan globalnya juga bergantung pada manufaktur China. Untuk bisa terus bermain di China, Apple menyadari harus bermain dengan aturan negara tersebut.



©2021 CNBC Indonesia,


https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...akhir-di-china



Agak aneh sih, ko bisa Apple dari Amerika laris dan jadi rebutan di China.
Pantes... tidak lama setelah itu langsung di blokir...!!
Guna melindungi pasar dalam negeri...setelah itu terjadi denda besar besaran kepada perusahaan dalam negeri nya...yg semula terkaya se Asia hingga menurun tajam jatuh kebawah!! Bukan cinta produk dalam negeri...ini sih tindakan otoriter mengekang kebahagiaan warga nya!!!
0
1.4K
30
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan