ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Update: Kasus Kematian Gilang Endi Di Diklat Menwa UNS


Kasus kematian Gilang Endi yang tewas saat mengikuti Diklat Menwa Universitas Sebelas Maret ternyata masih belum menemui titik jelas. seperti yang kita tahu kasus kematian Gilang menjadi sorotan nasional dikarekanan adanya kemungkinan kekerasan yang dilakukan senior dengan berkedok diklat.

Kekerasan saat diklat atau ospek memang sudah bukan berita baru bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari mahasiswa baru yang harus memakai kalung pete hingga disuruh berenang di kolam lumpur semuanya dilakukan oleh para murid dan mahasiswa malang dengan kedok solidaritas. Meski demikian ospek yang sampai merenggut nyawa sudah masuk ke dalam tahap yang tak bisa dianggap candaan lagi, ini sudah masuk ranah kriminalitas.



Versi pertama (versi dari para senior) yang beredar mengenai kematian Gilang adalah bahwa Gilang mengalami kesurupan saat mengikuti diklat dan tiba-tiba saja meninggal saat hendak dibawa ke rumah sakit. Kendati demikian Ibu dari Gilang menyebutkan hal yang aneh mengenai kondisi putranya. Dia menyebutkan bahwa di tubuh Gilang terdapat bekas luka bakar, lebam di wajah, tangan gosong hingga mata dan hidung yang mengeluarkan darah saat dimandikan.

Luka-luka di jasad Gilang ini jelas merupakan sesuatu yang aneh karna sepengetahuan saya yang namanya setan tak pernah melukai fisik manusia. Karna itulah berkembang dugaan yang lain bahwa Gilang meninggal karna dianiaya oleh seseorang. Dugaan ini didukung dengan pengakuan Ibu gilang yang menyebutkan bahwa tak ada pihak panitia diklat yang menyambut mereka saat tiba di rumah sakit dan juga (yang paling miris) para panitia tersebut langsung pergi begitu saja usai mengantar jenazah Gilang ke rumah duka.



Karna beritanya viral akhirnya kasus Gilang pun diselidiki lebih lanjut oleh polisi dan menetapkan beberapa tersangka seperti sesama peserta diklat dan beberapa panitia. Usut punya usut ternyata kasus kematian selama menjalani diklat di UNS ternyata pernah terjadi pada tahun 2008 dan 2013. Sayangnya kasus ini tidak terungkap ke publik dan diselesaikan secara kekeluargaan demi menjaga reputasi universitas (waktu itu internet belum semarak sekarang jadi beritanya tak bisa viral).

Fakta lain yang tersebar di media sosial adalah diklat jurusan teknik di UNS berlangsung selama 3 minggu. Di minggu pertama diklat berjalan dengan normal namun di minggu kedua para panitia mulai menggunakan kekerasan seperti ditendang dan disuruh push up sehingga banyak peserta mengalami luka lecet dimana-mana. Sayangnya ini hanyalah rumor yang beredar di sosmed, kebenarannya masih belum diketahui.



Anggota DPR Hetifah Sjaifudian amat menyayangkan kejadian ini. Dia menyembutkan bahwa bila kejadian yang sama pernah terjadi maka seharusnya tidak terulang lagi di masa yang akan datang. pemerintah perlu mengambil langkah serius dalam penanganan bully berkedok senioritas ini.

Saya sendiri merasa ngeri mengikuti perkembangan cerita Gilang Endi Saputra. Apakah dia benar-benar mengikuti diklat atau pelatihan atlet MMA? Bila kekerasan seperti itu memang terjadi di lingkup universitas maka kenapa tak ada yang bicara? Bukankah internet bisa memviralkan sebuah kejadian hanya dengan rekam dan upload? Dan jika diklat UNS sudah pernah menelan korban jiwa maka kenapa tetap dibiarkan tanpa pengawasan? Apakah seluruh pukulan dan tendangan para panitia bisa ditolerir dengan alasan "jaman kami lebih parah"?

Sekian dari saya dan mari kita doakan yang terbaik untuk Gilang. Semoga jiwanya bisa tenang dan pelaku pembunuhnya menapat hukuman yang setimpal.

sumur sumur
jhony.markus137
cicitcuwicit
screamo37
screamo37 dan 42 lainnya memberi reputasi
41
12.1K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan