Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani
Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani
Jumat, 7 Mei 2021 13:39 Reporter : Nur Habibie

[url=https://twitter.com/share?text=Dulur%20Ganjar%20Pranowo%20'Sikut'%20Gema%20Puan%20Maharani%20%7C%20merdeka.com&url=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fpolitik%2Fdulur-ganjar-pranowo-sikut-gema-puan-maharani.html&via=merdekadotcom][/url]
81SHARES

Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani Ketum DGP Suroto. ©2021 Merdeka.com/nur habibie
Merdeka.com - Ketua Umum Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Suroto menegaskan, gerakan yang dibuat murni atas kehendak masyarakat. Bahkan, dia mengklaim tidak ada instruksi dari Ganjar Pranowo untuk membentuk relawan ini.
Suroto pun menyatakan DGP juga tidak terafiliasi dengan PDIP sebagai partai yang mewadahi Ganjar Pranowo. Dia malah menyinggung, PDIP telah membentuk Gema Puan, untuk mendukung Puan Maharani.
"Mereka bikin Gerakan Puan 'Gema Puan', Puan Maharani, beliau kan mau nyalon. Tapi kan enggak laku, masyarakat enggak pada senang. Kalah dengan DGP," kata Suroto saat diwawancarai merdeka.com, Kamis (6/5).
Suroto mengakui, banyak pihak yang gerah melihat gerakan yang dilakukan oleh DGP ini. Namun atas dasar kesukaan pada Ganjar, masyarakat yang tergabung dalam DGP ini rela mengeluarkan uangnya untuk urunan biaya operasional.
"Duluan DGP, dia muncul karena di Semarang di setiap desa ada gardu DGP. Gema Puan baru ada 2 bulan ini lah," kata dia.
Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani
©jatengprov.go.id
Suroto mengakui bahwa bukan perkara mudah Ganjar mendapatkan tiket untuk maju di Pilpres 2024. Terlebih, saingannya adalah Puan Maharani.
Tapi dia menekankan, DGP merupakan gerakan relawan khusus untuk Ganjar Pranowo. Meskipun, dia mengakui, nasib Ganjar tergantung pada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tetapi ini adalah gerakan rakyat mengulang Bara JP kemarin, Pak Jokowi itu di injury time (jadi capres), detik-detik terakhir. Kalau Pak Jokowi itu, targetnya 1 juta KTP, kalau sekarang 2 juta KTP, dinaikan. Lebih berat sekarang daripada kemarin, karena di sini sudah jelas-jelas Bu Puan mendeklarasikan calon," tutur dia.
Meski paham dengan kondisi itu, DGP memutuskan untuk tetap jalan terus. Menurut dia, hal ini karena dukungan murni dari masyarakat.
Sekalipun harus melawan PDIP sebagai partai Ganjar, DGP tidak khawatir. Sebab, DGP memilih pribadi calon, bukan dari partai politiknya.
Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani
©istimewa
Suroto bahkan cerita, Gema Puan malah menggunakan orang-orangnya untuk mendukung saat melakukan deklarasi beberapa waktu lalu.
"Saya bilang saya ketawa saja, karena yang dipanggil itu orang-orang saya, DPD-DPD itu (untuk dukung Gema Puan) iya. Terus saya bilang, saya demennya Pak Ganjar kok gimana. Terus ditanya duit darimana, duit dari rakyat, rakyat yang seneng kok. Temen-temen saya bilang begitu yang DPD, kan dia bingung bisa bikin spanduk, bikin baju, mereka iuran," jelas Suroto.
Sementara itu, Menanggapi DGP, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan, relawan tersebut bukan dibentuk PDIP.
"Bukan, enggak ada," ujar Bambang di DPR, Kamis (6/5).
Nama Ganjar memang salah satu yang moncer di survei elektabilitas calon presiden. Ganjar bersaing dengan nama besar lainnya seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Namun, Bambang tidak masalah jika sudah ada relawan yang mendukung Ganjar. Dia hanya menegaskan, setiap kader PDIP harus tunduk terhadap perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Apalagi jika bicara tiket capres 2024.
"Lagi saya tidak merendahkan kalau orang punya mau saya anggap biar saja. Tapi kader partai tegas lurus perintah pimpinan," ujar Bambang.
Menurutnya, hasil survei elektabilitas calon presiden hari ini belum bisa bicara banyak. Ganjar di sejumlah survei kerap menempati urutan teratas. Bambang bilang survei hanya memotret satu kurun tertentu.
Bambang membandingkan ketika Ganjar menjadi bakal calon gubernur pada 2013. Elektabilitasnya hanya 3 persen pada awal-awal tahun. Namun, mendekati Pilgub angkanya naik.
Anggota DPR ini menyebut, survei hanya peperangan udara. Belum tentu memastikan kemenangan, karena ada peraturan di darat dan sebagainya.
"Begitu berita dishare, dimention, kemudian terhadap jangkauan, jangkauan inilah yang kemudian menaikkan popularitas dan kemudian elektabilitas dimana pertempurannya. Ya cuma di situ apakah itu membuat pertempuran akan menang? Ya belum, itu baru udara bos,” tegasnya. [rnd]

https://www.merdeka.com/politik/dulu...-maharani.html
the.commandosAvatar border
gmc.yukonAvatar border
indoheadlinesAvatar border
indoheadlines dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan