Manusia terkadang tidak selalu sempurna, kita akan banyak melihat manusia yang hidup terkena gangguan jiwa. Bila keluarga mereka mampu tentu rumah sakit jiwa merupakan tempat yang aman bagi pasien yang mengalami gangguan seperti ini.

Tapi banyak juga mereka yang tak mampu, lantas membiarkan keluarga yang jiwanya terganggu ini berkeliaran hingga terkadang menjadi gembel dan tuna wisma.



Tak jarang dari mereka ada yang wanita dan sering terjadi juga hal yang sangat miris, mereka ODGJ ini menjadi korban rudapaksaan oleh orang-orang dijalanan. Banyak dari mereka yang hamil akibat aksi tak bertanggung jawab tersebut.

Hal ini terekam dalam sebuah kamera pengawas, beritanya bisa dilihat dibawah ini



Pemerintah lewat dinas sosial memang terus menerus melakukan pembinaan terhadap ODGJ yang berada di jalan, namun kok tidak ada habisnya apakah si pasien kabur atau berbeda dari yang disampaikan dalam ranah ini saya sangat kurang info.

Maka dengan maraknya ODGJ di jalanan, tentu membuat para konten kreator akan ada bahan untuk aksi sosial. Tak jarang konten seperti ini tumbuh subur, aksi sosial terhadap ODGJ memang agak berbeda.

Karena mereka tak selamanya bersahabat, bisa saja memberikan makan malah kena hajar. Mau menyalahkan siapa? Lah mereka ODGJ kok! Bahkan konten tanya-tanya terhadap mereka juga membingungkan, apa yang mau ditanya? Mereka saja tidak nyambung dalam bercakap-cakap, lantas memandikan mereka lalu dikamerakan juga agak kurang pantas sebab namanya ODGJ terkadang tubuhnya tidak dilapisi pakaian layak.





Namun dari banyaknya pemburu konten ODGJ mereka tetap memperlakukan pasien itu secara layak, namun agak susah kalau memberikan bantuan baik itu pakaian terlebih lagi uang, kalau makanan masih bisa namun sesudah diberi makan sekali esoknya ia harus bagaimana? Maka banyak pemburu konten yang mengevakuasi mereka yang terkena gangguan jiwa ini untuk di terapi, tentu buat saya hal ini patut di apresiasi.

Karena banyak juga konten yang membawa ODGJ ini untuk diterapi hingga sembuh, jadi sebenarnya konten yang seperti ini tak ragu lagi perlu di appresiasi juga padahal kalau mau membuka Undang-Undang di negara ini kan jelas hal ini bisa dilihat pada Pasal 42 UU HAM yang berbunyi:





“Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara,untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”



Sekarang kalau konten pemburu ODGJ itu tumbuh subur berarti ada yang salah dalam penanganan hal ini oleh pemerintah?





Karena dari banyaknya netizen yang melihat konten sosial seperti ini, penderita ODGJ kerap dipermalukan, karena lucu, menghibur, bahkan banyak orang normal melihat orang gila malah tertawa seakan merendahkan! Kalau konten Baim Wong tentang Pak Suhud saja dianggap melanggar etika bagaimana dengan mereka apakah para konten kreator ini ijin dahulu ke penderita OGDJ.

Hmm, sangat menarik dan menjadi dilema tersendiri patutkah mereka di apresiasi atau tidak tentu menjadi perdebatan. Lantas kamu sendiri bagaimana menilainya tentang hal ini gan? Karena pada dasarnya banyak ODGJ terlantar dan tak sesuai dengan UU negara yang berlaku.





Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google