Pengadaan lahan untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 98,95 persen. Di sisi lain, progres konstruksi sudah mencapai 32 persen dan ditargetkan pada akhir tahun ini konstruksi mencapai 50 persen.


Hal itu terungkap pada penyerahan dokumen hasil pengadaan tanah pembangunan trase dan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari Kantor Pertanahan (BPN)Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi pada PT PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia). Penyerahan dokumen ke delapan itu dilakukan di Trans Hotel Bandung Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Sabtu, 21 September 2019.


Direktur Utama PT PSBI, Natal Argawan Pardede, mengatakan, penyerahan hasil pengadaan lahan tersebut merupakan bagian dari sembilan kantor pertanahan yang dilewati kereta cepat. Dokumen pengadaan tanah diserahkan pada PSBI sebagai pihak yang memohon pengadaan tanah untuk kereta cepat.


"Kami laporkan pengadaaan tanah 98,95 persen. Tinggal satu persen, tapi sesuai arahan Ibu (Dirjen pengadaan tanah) , pengadaan dokumen penyerahan tanah bisa bertahap. Ini mudah-mudahan selesai lebih baik. Selanjutnya kami siapkan diri untuk proses permohonan sertifikasi yang merupakan tahapan selanjutnya," kata dia.


Direktur Human Resource, Legal Acquisition & Aset KCIC, Puspita Anggraeni, menyatakan, progres pekerjaan konstruksi di lapangan terus dikejar bersamaan dengan progres pembebasan lahan yang telah dicapai. Berdasarkan pengawasan dan evaluasi, progres pembebasan lahan yang signifikan tersebut dapat mempercepat pekerjaan konstruksi.


"Memasuki 2020, mempersiapkan proses persiapan operasional kereta cepat. KCIC tidak hanya kerjakan tenaga kerja lokal. Tenaga di sini tidak hanya untuk mengerjakan proyek tapi untuk mengoperasikan. Kita konsesi 50 tahun mengerjakan dan membutuhkan tim sekitar 2.000 orang," tutur Puspita.


Dikatakannya, saat ini, pihaknya sudah memberikan pendidikan terhadap lulusan API dan STTD. KCIC juga akan melakukan percepatan pembangunan di lapangan supaya segera terwujud kereta cepat pertama di Asia Tenggara.


Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna, yang juga hadir dalam penyerahan dokumen, mengatakan bahwa pihaknya mendukung proyek strategis nasional tersebut. Namun, di sisi lain, ia berharap PT KCIC sebagai pelaksana pembangunan kereta cepat tersebut melibatkan warga Cimahi dalam proses pembangunan maupun pengoperasiannya nanti.


"Oke, Cimahi sekarang lahannya sudah beres. Cimahi ini enggak besar kotanya, yang banyak manusianya 600 ribu dan banyak masyarakat yang berharap bekerja. (KCIC) Jangan ngotorin aja, inshaallah kami punya tenaga-tenaga yang diinginkan. Pihak kadisnaker sudah bertemu dengan Pak Natal,” katanya.


Ditambahkannya, keberadaan kereta cepat pasti akan berdampak pada perekonomian. Keberadaannya akan melipatgandakan pendapatan asli daerah.***




Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN, Arie Yuriwin, mengatakan, pihaknya mengharapkan proses pengadaan lahan kereta cepat bisa rampung akhir tahun 2019. Apalagi, pengoperasian kereta cepat ditargetkan dimulai pada tahun 2021. Adapun lahan yang dibebaskan sepanjang 143,36 km.


"Masih ada satu persen hanya tanah-tanah sisa terdampak dan ada yang masih proses konsinyasi," ucap Arie.


Ia mengatakan, proses pengadaan lahan ini sudah sesuai dengan target awal. Masa waktu dua tahun dianggap cukup untuk pengadaan lahan bagi kereta cepat.


"Alhamdulillah waktu itu Juli 2017, jadi dua tahun sudah luar biasa, dua tahun bisa menyelesaikan 99 persen. Dengan sisa satu persen, tidak akan menghalangi proses kontruksi. Sekarang juga sudah jalan, diharapkan tahun 2021 sesuai rencana kerta cepat bisa beroperasi," katanya.

[url]https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2019/09/21/pengadaan-lahan-tinggal-satu-persen-pembangunan-jalur-kereta-cepat-jakarta-bandung-diharapkan-mencapai-target-waktu [/url]


thread resmi kereta cepat jakarta-bandung di kaskus

mengupdate segala perkembangan pembangunan kereta cepat jakarta-bandung

Nama Proyek (belum resmi): high speed railway / Kereta Cepat Jakarta Bandung
Panjang jalur : 140,9 kilometer
Dasar Hukum : Peraturan Presiden No. 107/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Api Cepat antara Jakarta dan Bandung
Jenis proyek : Kerjasama China dan Indonesia
Pendanaan : 100% Swasta
Biaya Proyek : +/- 70 T idr
Pihak Pembangun : PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)
Kontraktor pelaksana : PT WIKA
Waktu pembangunan : 36 Bulan
Target Operasional : 2019
Jumlah Stasiun : 4 (empat stasiun) Halim, Karawang, Ciwalini, Tegal luar Bandung
Rencana Jam Operasional : 18 jam /hari
Kebutuhan listrik Operasional : 75-100 megawatt (MW)