mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Bentak Emak, Banting Pintu, Kabur dari Rumah. TS Langsung Kena Azab ini
Berderet nilai 9di rapor bukan berarti gampang tembus Perguruan Tinggi Negeri idaman. Sebab hampir semua murid di SMA kami juga mempunyai nilai tidak jauh beda. Persaingan jadi ketat. Faktor keberuntungan sangat menentukan. Di kelas 12 nilai dikatrol sedemikian rupa, kunci jawaban juga bertebaran, tujuannya tidak lain dan tidak bukan agar sekolah Unggulan itu tetap terlihat hebat di mata publik. Lulusannya banyak yang diterima di PTN dan sekolah kedinasan. TS akui sebenarnya murid di sekolah kami punya IQ di atas rata-rata, tapi sayang demi mempertahankan standar yang tinggi, kami generasi bangsa terpaksa ikut sistem cara main yang gak bener. 

Awal mula perdebatan TS dengan orang tua berasal dari nilai rapor ini. "Nilaimu loh tinggi masa gak tembus PMDK. 2 kampus nolak ya kelewatan." Begitu ucapan emak memulai perang. Sudah TS jelaskan kalau persaingan di internal sekolah saja sudah ketat belum dari sekolah favorit dari kabupaten-kabupaten lain, ditambah dari siswa luar provinsi yang ikut daftar. Jumlah kursi untuk mahasiswa baru itu sedikit dibanding dengan jumlah lulusan SMA. Peluangnya kecil. Emak masih sulit memahami. Terus meracau dan bilang gak usah kuliah kalau bukan di negeri, biaya mahal.

Teman-teman sudah banyak yang diterima di PTN ternama, ada juga yang diterima di sekolah kedinasan. Iri betul. Sementara nasib TS masih gak jelas. Berharap lulus PMDK di kesempatan terakhir di PTN terbaik di Jawa Timur. Jelas hampir tak mungkin lolos. Di dua kampus sebelumnya yang punya grade lebih rendah saja TS gak lolos, lah apalagi yang ini. Oh ya kami dulu diberi kesempatan (jatah) 3x ikut jalur PMDK.

TS gak putus asah, ada jalur tes tulis. Gak tanggung-tanggung, langsung target jurusan ber-passing grade tinggi di PTN Jawa Timur itu. "Gak waras kamu. Sadar diri. Bersaing sesama orang kampung saja sulit. Sok-sokan mau masuk kampus jawa. Sudahlah. Pusing orang tuamu mikir biaya. Kalau luluspun nanti biaya kuliah di jawa itu mahal. Gak usah kuliah!" Lebih kurang seperti itu ucapan emak, yang TS ingat pasti adalah kata-kata 'Gak usah kuliah!'

TS sangat emosi direndahkan dan terus didoktrin pesimis seperti itu. Sampai keceplosan membentak emak. "Aku harus kuliah!" Disertai membanting pintu kamar sampai lepas engselnya. Ayah sama sekali gak bereaksi dengan keributan yang terjadi. Asyik nonton KDI.

Malam itu TS kabur, ngengkol motor, bawa baju secukupnya. Berharap dicegah kayak drama-drama gitu. Tapi emak gak ada menunjukan tanda-tanda pergerakan melarang. Benar-benar seperti sudah tidak peduli. Ayah cuma bilang, "Mau pergi? Makan dulu. Bisa mati kalau gak makan." Aneh, orang lagi marah disuruh makan. Tidak TS hiraukan.

TS makin membulatkan tekad. Kabur ke ibu kota provinsi. Bukan sembarang pergi, sudah ada rencana mau ngekos di sana dan cari bimbel terbaik untuk ambil jalur seleksi tes tulis.

Di tengah perjalanan yang memakan waktu 5 jam itu pikiran TS berkecamuk. Sekali-sekali menghitung tabungan bakal kuat berapa minggu. Untung ada tabungan dari  lomba karya tulis, cerpen, puisi dan lomba-lomba lainnya. Kalau ditotal cukuplah bertahan sekitar sebulan termasuk untuk bayar bimbel.

Mamasuki jalanan basah bekas hujan, TS memelankan laju motor. Ban depan sudah gundul soalnya. Saat melintas di turunan yang terkenal rawan kecelakaan itulah sebuah mobil menyambar TS dari belakang, nyerempet, TS terpental ke tepi jalan yang di sana banyak kerikil.  TS terkapar di tepi jalan yang tidak ada lampu penerangan jalan.


Telinga berdenging, sekujur badan dingin, lemas, tercium bau darah, tapi tak tahu pasti mana yang terluka. Badan sudah tidak bisa lagi diperintah bergerak. Mati rasa. Teringatlah kejadian saat membentak emak dan membanting pintu. Kejadian itu seperti diputar ulang. Ada rasa sesal belum sempat mengucap maaf andai ini adalah 'waktunya'. Alangkah menyedihkannya hidup bila berakhir dalam kondisi kena azab karena sudah berbuat kasar kepada orang tua.

Itu pertama kali TS merasakan pingsan. Hilang kesadaran. Bangun-bangun sudah pagi dan di kamar rumah sakit. Kaki diperban, tangan, kening, punggung.Ya ampun sakitnya luar biasa. Terutama pinggang. Mau tidur miring saja gak bisa. Tidak ada tulang yang patah, organ dalam sudah diperiksa aman semua, cuma luka-luka luar karena badan bergesekan dengan aspal dan kerikil.

TS ternyata diselamatkan oleh orang yang nabrak. katanya lepas kendali, rem blong. Untung orangnya bertanggung jawab semua biaya pengobatan dia yang nanggung. Termasuk biaya perbaikan kerusakan sepeda motor.

TS nelpon ayah menceritakan semuanya. Ayah gak marah. Nanya lokasi dimana dan nanya kondisi, tapi terdengar samar-samar suara yang tidak asing. Emak sepertinya sedang ngomel sambil mencak-mencak.

Orang yang nabrak sampai mau mencium tangan orang tua TS meminta maaf. "Gak usah minta maaf pak, anak ini emang pantas kena azab." Kata emak. Njiir sakit luka-luka di badan tak ada artinya dibanding dikatain kayak gitu oleh emak. Kayaknya nada tinggi TS dan aksi banting pintu sampai sebegitunya menyakiti hati emak.

Singkat cerita, TS masih pada tekat awal, ikut bimbel, kejar jalur tes seleksi tulis. Baru dua minggu ikut bimbel eh dapat info ternyata TS diterima di kampus yang jauh lebih baik dari 2 kampus yang sebelumnya nolak TS. Ternyata biaya hidup di sana murah, biaya kuliah juga terjangkau. Berbekal skill nulis, ngajar les, dan beberapa beasiswa TS bisa kuliah tanpa mengharapkan kiriman dari orang tua. Sejak saat itulah emak jadi kayak berubah sifat, jadi sayang banget dengan TS. Sering ditelponi nanya ini itu, ngalah-ngalahi frekuensi telponon orang pacaran saja. Apalagi saat TS kasih kabar sudah transfer.
Ada uang anak disayang, gak ada uang anak ditendang.  emoticon-Leh Uga

Sekian dulu ya, di thread ini TS mau menyampaikan sebagai saksi hidup, jangan sekali-kali berbuat kasar kepada orang tua, azab itu nyata, kualat itu benar-benar ada. Sekalipun orang tua kita salah, cara atau sikap kita kepada mereka wajib tetap sopan.
 
Ada yang punya pendapat lain?

gErOnImO2008
rinandya
satyagilang
satyagilang dan 19 lainnya memberi reputasi
20
5.2K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan