denkusAvatar border
TS
denkus
mencoba mengenal angka satu sampai sepuluh
mencoba memahami makna dibalik angka satu sampai sepuluh, sekaligus belajar posting setelah sekian lama menjadi SR! mohon ijin semuannya.

Angka 1 (satu)

Angka satu ditulis atau digambarkan dengan satu garis lurus dari atas ke bawah (1), sama dengan penulisan atau penggambaran huruf alif (ﺍ).
Angka satu ataupun huruf alif sama-sama melambangkan Allah subhanahu wa ta’ala (Allah yang maha suci lagi maha tinggi) karena itu digambarkan dengan garis lurus dari atas ke bawah, hal ini mengisyaratkan Allah yang  Maha Berdiri Sendiri (mandiri) sesuai Asma-Nya Al Qayyum (Maha Berdiri Sendiri), Dialah Allah yang Maha Tunggal (Al Wahiid) dan Allah Maha Satu (Al Ahad). Juga Dialah Allah yang Maha Tinggi (Al Aliyu)

Angka satu adalah permulaan, sama dengan asma Allah Al Awwalu (Maha Awal) dan inilah keistimewaan angka satu. Dia tidak bisa disusun dari angka lain, atau dibuat dari bilangan lain. Tetapi angka satulah yang menyusun bilangan (angka) lain. Karena itulah angka satu mempunyai sifat sang pencipta, Al Kholiq (Allah sang Maha Pencipta).

Allah subhanahu wa ta’ala  menciptakan mahlukNya semuanya berpasang-pasangan, oleh karena itu setelah angka satu maka selanjutnya adalah angka dua.

Angka 2 (dua)

Angka 2 adalah lambang dari “mahluk ciptaan Allah” yang berpasang-pasangan untuk saling melengkapi.

“Interupsi-interupsi!”

“Maaf Mas Kus! Angka 2 kan bisa diperoleh dengan 1+1=2. Apakah itu berarti Allah menciptakan dirinya sendiri sehingga menjadi 2? Atau Allah membagi dirinya sendiri menjadi dua?”

“Sek yo le, ojo nyelat lek enek wong ngomong. Gorong wayahe kowe tak warahi tambah-tambahan utowo bagi-bagian. Manengo urutane kuwi seng bener “ping poro lan sudo”. Engko yen wes wayahe tak warahi, mung sak iki rungokno ae nganti mari.”

Alih bahasanya kira-kira seperti ini:

“Bentar dulu dek, jangan memotong orang bicara. Belum waktunya kamu belajar penjumlahan atau pembagian. Lagian urutan yang benar itu “perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan”. Nanti jika sudah saatnya akan aku ajarkan, hanya sekarang dengarkan sampai selesai.”

Saya ulangi, angka 2 (dua) melambangan ciptaan Allah yang berpasang-pasangan dan saling melengkapi. misalnya
Terang – Gelap Putih – Hitam
Asam – Pahit Lunak – Keras
Harum – Busuk Wangi – Bau
Ramai – Sunyi Lantang – Merdu
Kasar – Halus/Lembut Panas – Dingin
dan masih banyak lagi, setidaknya itu sudah mewakili.

Dari sini kita bisa melihat bahwa hasil penciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar berbeda dengan Allah itu sendiri. Dan inilah hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala  itu, bahwa mahluknya (ciptaanya) sangatlah berbeda. Ada batas yang jelas antara mahluk dan Sang Pencipta. Ada hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala  yang berlaku atas mahluknya. Setiap mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti tunduk pada hukum itu. Dan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala  akan berpasang-pasangan itu terus menerus saling berganti, membuat siklus perputaran yang melibatkan tiga kelompok besar.

“Sebentar-sebentar, apakah saya baru menyebutkan angka 3?” berarti sudah saatnya kita ke angka selanjutnya.

Angka 3 (tiga)

Selanjutnya kita bisa tahu tiga kelompok besar mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tiga kelompok besar yang saya maksud itu bentuk padat, cair dan gas.

Padat adalah bentuk fisik benda yang keras pejal kebanyakan bentuknya tetap dan mengambil ruang. Maka hal ini mewakili asma Allah Al Qowiyyu (Allah Maha Kuat), Al Matiin (Allah Maha Kokoh) karena itu kita menggunakan benda padat untuk melindungi ataupun membungkus sesuatu biar aman. Juga mewakili asma Allah Al Baari (Yang Maha Melepaskan (membuat membentuk menyeimbangkan)).

Cair merupakan bentuk benda yang menyesuaikan dengan tempatnya (fleksibel) dan diperlukan wadah (padat) untuk menampungnya. Dan asma Allah Al Lathiif (Allah yang Maha Lembut) yang paling pas menggambarkan sifat benda cair ini menurut saya.

Gas adalah wujud dari benda yang tidak terlihat oleh mata kita karena terlalu kecil partikelnya. Gas juga bentuk benda yang menempati semua ruang yang ada. Asma Allah Al Baathin (yang Maha Gaib) yang paling pas untuk menggambarkan sifat benda gas ini menurut saya.

Tiga bentuk padat, cair, dan gas saling berinteraksi dan saling melengkapi membuat siklus. Siklus ini dipicu oleh panas. Panas membantu terbentuk sebuah siklus perubahan. Jadi siklus ini terdiri dari empat unsur padat, cair, dan gas, ditambah panas sebagai pemicu proses perubahan. Salah satu sumber panas itu adalah api. Dalam pembahasan angka selanjutnya yaitu angka empat akan kita ambil contoh dari tiga bentuk umum benda ditambah dengan api.

Angka 4 (empat)

Dari angka tiga yang terdiri dari bentuk zat padat, cair, dan gas, membentuk suatu siklus yang dipengaruhi oleh panas. Kita ambil contoh sebagai wakil dari zat terserbut. Tanah mewakili bentuk padat, air mewakili bentuk cair, udara mewakili bentuk gas, dan api sebagai sumber panas.

Tanah, ya tanah! Ada banyak unsur padatan dalam tanah. Ada banyak materi padat yang tercampur dalam tanah. Dan saya tidak bisa menjelaskan lebih dalam tentang tanah. Saya rasa kamu sudah tahulah, atau lebih tahu. Tanah tempat kita dan mahluk Allah Subhanahu wa Ta’ala (hewan dan tumbuhan darat) berpijak dan berinteraksi. “Wes ngerti dewe lah.”

Air, juga benda yang umum ada disekitar kita seperti tanah. Semua mahluk butuh air dengan kadar yang berbeda-beda. Bahkan bumi sebagian besar terdiri dari air. Mahluk hidup dalam air juga sangat banyak. Ada banyak unsur yang larut dalam air. Ada air tawar dan air asin, yang membedakannya adalah banyak tidaknya unsur garamnya. “Wes ngono ae yo!”

Udara, semilirnya angin bisa kita lihat dengan bergoyangnya daun-daun, atau rasa sejuk yang menerpa tubuh kita. Yaitu adalah udara yang bergerak. Layaknya air dan tanah di dalam udara juga terdapat banyak unsur penyusunnya. Bila kita belajar ilmu alam, kita akan banyak tahu tentang tanah, air, dan udara. Mungkin lain waktu ada teman yang bisa membantu saya menjelaskan tentang tanah, air dan udara. “Tunggu ya! Semoga teman kita itu datang. Hahahha”

Api, adalah sumber panas yang kita gunakan untuk memanipulasi proses alam. Sebelum manusia datang, Allah Subhanahu wa Ta’ala,  telah menciptakan matahari sebuah benda yang terbakar (kita sebut bintang) sebagai sumber panas untuk memicu terjadinya siklus Tanah, Air, dan udara bagi kehidupan mahluk. Kemudian manusia datang dan mampu membuat api sebagai sumber panas untuk memanipulasi benda alam untuk kepentingan hidupnya. Dan Api  ini belum bisa ditentukan unsurnya (menurut keterangan yang sampai saat ini saya ketahui). Karena itu saya percaya bahwa api memang zat tersendiri yang dibawa langsung dari neraka. 

Maksudnya api adalah mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala  yang khas yang bisa mengeluarkan / memancarkan panas.

Angka 5 (lima)

Sekarang kita beralih ke angka lima (5), dan hal yang paling pas mewakili angka lima adalah indra kita yang terdiri dari lima indra atau bisa kita kenal adalah panca indra. Panca indra yang terdiri dari indra penglihatan, indra perasa, indra pencium, indra pendengaran, dan indra peraba. Panca indra ini adalah kemampuan asli milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diberikan atau dianugrakan kepada mahluknya sehingga mahluknya dapat mengenali hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala  tentang penciptaan yang berpasang-pasangan, mengenali benda dan siklusnya. Mari kita bahas kelima indra tersebut.

Indra Penglihatan / Melihat yang berwujud mata, dengan mata kita bisa mengenal terang dan gelap, dimana terang berarti kita bisa melihat adanya cahaya, dan gelap  berarti cahaya hilang atau berkurang intenitasnya sehingga mata tidak mampu melihat / berkurang daya melihatnya. Dengan mata kita juga bisa membedakan antara putih dan hitam, serta masih ditambahkan lagi kita bisa membedakan jutaan warna (katanya sih gitu) sehingga bisa melihat indahnya dunia.

Indra Perasa / Merasa yang ada di lidah, sehingga kita bisa merasakan rasa Asam dan Pahit, asam dan pahit adalah pasangan yang saling melengkapi. Ketika sesuatu terasa terlalu asam makan untuk menetralkan rasanya kita tambahkan sesuatu yang pahit dan juga sebaliknya. Asam cenderung melunakan sedangkan yang pahit cenderung mengeraskan. Selain itu lidah dilengkapi bisa merasakan rasa manis dan asin, dimana penggabungan keduanya ada rasa gurih. Kemudian tanpa semuanya rasanya hambar.

Indra penciuman / Mencium dengan hidung, kita bisa tahu sesuatu beraroma harum dan sesuatu berbau busuk. Dengan hidung kita bisa membedakan antara wangi dan bau. Aroma harum atau wangi ada banyak jenis, harumnya ikan laut yang digoreng atau terasi sudah pasti berbeda. Atau wanginya bunga dengan wanginya bawang goreng tentulah berbeda. Begitu juga dengan bau busuk, bau busuknya bangkai cicak berbeda dengan bau busuknya kentut kita. Antara kentut yang satu dan yang lain saja berbeda kok. Hahahahaha!

Indra Pendengaran / Mendengar menggunakan telinga, sehingga kita bisa membedakan bunyi-bunyian yang ramai atau sesuatu yang sunyi sepi. Kita juga bisa membedakan suara yang lantang Cumiakan atau lagu yang merdu mendayu-dayu.

Indra Peraba / Meraba dengan tangan atau kulit. Kita bisa membedakan sesuatu yang kasar dan sesuatu yang halus atau lembut. Dengan meraba kita bisa tahu sesuatu itu panas atau dingin.

Maka dengan Panca Indra kita bisa melihat sesuatu, misalnya ada benda penuh warna, putih, hitam, merah, biru kuning, lalu kita mencoba menyentuhnya atau meraba dan ternyata benda itu lembut dan kenyal. Kemudian karena kita sentuh maka benda itu bergoyang sehingga terdengar bunyi mendesah merdu. Karena penasaran kita cium aromanya aduhai harum dan hasrat ini memuncak untuk segera memakan sesuatu itu, sejurus kemudian sampailah ke lidah kita, alangkah pahitnya rasanya. Hahahahaha! Bercanda dikit. Biasanya yang seperti itu rasanya manis, kadang-kadang gurih dan hampir mustahil pahit. Ya kecuali orang iseng hehehe.
Dan jangan pernah menganggap bahwa melihat itu harus dengan mata, mendengar itu pasti pakai telinga, atau merasa itu dengan lidah dan seterusnya. Jangan pernah membayangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala  itu melihat dengan mata layaknya mata kita, atau Allah Subhanahu wa Ta’ala  itu mendengar dengan telingga yang sama dengan telinga kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala  bisa memberikan kemampuan melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium tanpa memberi mahluknya itu mata, telinga, kulit, tangan, dan hidung.

0
414
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan