- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Disabilitas Juga Bagian Dari Kita


TS
nurazizahdwiles
Disabilitas Juga Bagian Dari Kita
teman-teman disabilitas merupakan golongan yang minoritas dalam masyarakat kita saat ini. sebagian orang memandang rendah mereka dan bahkan seringkali mereka di perlakukan kurang baik. tak hanya itu sering kali kita menemukan diskriminasi sosial terhadap teman-teman disabilitas bahkan mengabaikan kehadiran mereka ditengah-tengah kita.
Penyandang disabilitas ialah seseorang yang memiliki keterbatasan diri dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini. Salah satu nya ialah Tunanetra.
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan masih mempunyai sisa penglihatan (low visioan).
Teman-teman tunanetra mereka memiliki kekurangan fisik dalam penglihatan mereka, tetapi hal ini bukanlah suatu penghalang buat mereka. Mereka semua tetap berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan kita yang memiliki fisik sempurna. ternyata tak dipungkiri banyak sekali teman-teman tunanetra yang dapat meraih kesuksesannya dengan kerja keras. Dari hal ini dapat kita ketahui bersama bahwa kekurangan yang kita miliki bukanlah suatu halangan untuk meraih kesuksessan dan cita-cita kita.
Allah Swt menciptakan manusia dalam bentuk paling sempurna di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain. Walaupun terkadang masih ada beberapa kekurangan, seperti tak bisa melihat (tunanetra) dan beberapa hal lain. Hal ini disebutkan dalam firman Allah Swt:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S at-Tin: 4)”
Begitu banyak hal yang saya dapatkan ketika saya lebih mempelajari beberapa pengetahuan mengenai teman-teman kita yang memiliki kebutuhan khusus, ternyata pada saat ini pemerintah telah memberikan porsi pendidikan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus di setiap sekolah, Begitupun pada pekerjaan.
saat ini pula telah berdiri sekolah inklusif untuk para Tunanetra, dimana sekolah ini memberikan fasilitas yang ramah terhadap teman-teman tunanetra serta memberi dukungan penuh dalam pengembangan kreativitas teman-teman tunanetra sehingga mereka dapat mengoptimalkan kemampuan mereka.
Pada saat ini sudah banyaknya fasilitas yang ramah lingkungan untuk teman-teman kita yang tunanetra seperti guilding block, Fasilitas ini berperan sebagai jalur penuntun dan petunjuk bagi disabilitas khususnya tunanetra, dengan menggunakan ubin berwarna kuning dengan garis lurus dan bertekstur bulat, tetapi masih banyak masyarakat yang belum tahu fungsi dari guilding block ini, nyatanya masarakat masih banyak yang menjadikan guilding block ini sebagai tempat berjualan ataupun tempat parkir motor yang mana ini menyalahi aturan.
Tidak hanya itu, sejak lama telah berdiri organisasi masyarakat untuk para disabilitas khususnya tunanetra biasa di sebut “PERTUNI” (Persatuan Tunanetra Nasional) dikutip dari halaman website pertuni indonesia “ pertuni merupakan organisasi kemasyarakatan tunanetra tingkat Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan keadaan yang kondusif bagi tunanetra untuk menjalankan kehidupannya sebagai individu dan warga negara yang cerdas, mandiri dan produktif tanpa diskriminasi dalam segenap aspek kehidupan dan penghidupan”.
Dalam perspektif Islam, penyandang disabilitas identik dengan istilah dzawil âhât, dzawil ihtiyaj al-khashah atau dzawil a’dzâr: orang-orang yang mempunyai keterbatasan, berkebutuhan khusus, atau mempunyai uzur. Lebih spesifik Al-Quran dan Hadits, serta pendapat para ulama dengan tegas menyampaikan pembelaan terhadap penyandang disabilitas terdapat dalam firman Allah :
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِنْ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمهَاتِكُمْ ...(النور: 61)
Artinya, “Tidak ada halangan bagi tunanetra, tunadaksa, orang sakit, dan kalian semua untuk makan bersama dari rumah kalian, rumah bapak kalian atau rumah ibu kalian …” (Surat An-Nur ayat 61).
Ayat ini secara eksplisit menegaskan kesetaraan sosial antara penyandang disabilitas dan mereka yang bukan penyandang disabilitas. Mereka harus diperlakukan secara sama dan diterima secara tulus tanpa diskriminasi dalam kehidupan sosial, sebagaimana penjelasan Syekh Ali As-Shabuni dalam Tafsir Ayatul Ahkam (I/406).
Dalam kacamata islam penyandang disabilitas merupakan makhluk Allah yang istimewa ia mempunyai derajat yang mulia disisi Allah SWT sebagaimana dengan Hadits berikut :
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَلَيْهِ وَسَلمَ: أَن الرجُلَ لَيَكُونَ لَهُ الدرَجَةُ عِنْدَ اللهِ لَا يَبْلُغُهَا بِعَمَلٍ حَتى يُبْتَلَى بِبَلَاءٍ فِي جِسْمِهِ فَيَبْلُغَهَا بِذَلِكَ. رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
Artinya:“Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh seseorang niscaya punya suatu derajat di sisi Allah yang tidak akan dicapainya dengan amal, sampai ia diuji dengan cobaan di badannya, lalu dengan ujian itu ia mencapai derajat tersebut,’” (HR Abu Dawud). Hadits ini memberi pemahaman bahwa di balik keterbatasan fisik (disabilitas) terdapat derajat yang mulia di sisi Allah ta’ala.
Dalam Islam atau dihadapan Allah SWT semua manusia itu sama, tidak dibeda-bedakan oleh fisik ataupun harta kecuali hanya iman, taqwa, amal baiknyalah yang akan membedakannya. Karena belum tentu orang yang fisiknya sempurna, lebih mulia dihadapan sang pencipta dibandingkan dengan saudara kita yang mempunyai kebutuhan khusus atau disabilitas.
Adapun yang kita dapat lakukan dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat inklusif salah satunya ialah meningkatkan rasa kesadaran pada diri kita akan adanya teman-teman disabilitas untuk lebih membantu dan memperhatikan kebutuhan – kebutuhan mereka.
Menerima mereka apa adanya tanpa membanding – bandingkan dengan orang normal lainnya. Memberikan motivasi serta berperan aktif dalam membantu mensejahterakan mereka.
Sala satu kegiatan yang dapat kita lakukan misalnya membuat kegiatan dengan tema pemberdayaan disabilitas yang sengaja dihadirkan dalam rangka menyambut hari disabilitas internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran bahwa penetapan hari peringatan tersebut tak sekedar mengingatkan bahwa disabilitas itu ada di sekitar kita, namun juga membutuhkan sokongan dalam berbagai bentuk untuk membuat para disabilitas merasakan bahwa mereka memang diakui ada, tak terabaikan.
Hal yang lebih penting untuk membuat para disabilitas juga merasakan bahwa keberadaan mereka memiliki makna dalam masyarakat yaitu, beberapa program yang diajukan mengacu pada kegiatan pemberdayaan disabilitas. Di antaranya program yang bertujuan untuk menggali potensi, meningkatkan kompetensi, serta upaya advokasi kepentingan disabilitas. Menunjukkan bahwa masyarakat, telah memiliki rasa tanggung jawab dan keinginan untuk berperan dalam peningkatan kapasitas salah satu elemen masyarakat.
Konsep tersebut berupaya untuk mengakomodasi perbedaan dan nilai keberagaman, salah satunya disabilitas tadi. Oleh karena itu, pembangun inklusif bertujuan untuk merangkul berbagai perbedaan serta keberagaman dalam masyarakat.



ronnie158 memberi reputasi
1
138
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan