- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Cara mengatasi hama tikus pada tanaman padi


TS
ariesz15
Cara mengatasi hama tikus pada tanaman padi

Serangan hama tikus sudah tidak asing lagi bagi para petani. Perkembangbiakannya yang sangat cepat membuat populasi tikus bertambah semakin banyak. Hama tikus dapat merusak tanaman padi mulai dari fase generatif hingga fase vegetatif. Kerusakan terparah pada fase generatif karena tanaman padi tidak dapat membuat anakan baru lagi. Pada umumnya, hama tikus akan menyerang tanaman padi pada malam hari, sedangkan pada siang hari hama tikus cenderung bersembunyi di sarangnya.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh hama tikus bisa dipastikan sangat besar dimana petani dapat mengalami gagal panen. Diperkirakan setiap tahun Indonesia kehilangan lebih dari 200.000 s/d 300.000 ton hasil panen. Oleh sebab itu, kami buat artikel ini untuk mengedukasi para petani mengenai cara mengendalikan hama tikus pada tanaman padi:
Morfologi Hama Tikus Sawah
Hama tikus sawah tidak jauh berbeda dengan tikus rumah, hanya telinga dan ekornya lebih pendek. Panjang kepala hingga badan berukuran 170-208 mm, dan panjang tungkai belakang berkisar 34-43 mm dengan berat sekitar 130 g. Tubuh bagian atas pada tikus berwarna coklat kekuningan, dengan bercak hitam pada rambut, daerah tenggorokan hingga perut berwarna putih dan sisanya berwarna kelabu.
Biologi Hama Tikus Sawah
Daya adaptasi dari tikus sawah cukup baik, sehingga mudah tersebar di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Tikus sawah suka menggali lubang sebagai tempat berlindung dan berkembang biak. Tikus sawah termasuk golongan hewan omnivora (pemakan segala jenis makanan), akan tetapi jika kebutuhan makanan pada tikus cukup terpenuhi, mereka cenderung memilih makanan yang disukai seperti biji-bijian/ padi yang tersedia di sawah.
Tikus betina dapat melahirkan banyak anak tikus. Untuk peranakan pertama, induk tikus dapat melahirkan 6-18 ekor dengan rata-rata 10.8 ekor ketika musim kemarau dan 10,7 ekor ketika musim penghujan. Untuk peranakan kedua hingga keenam, indukan tikus dapat melahirkan anak tikus sebanyak 6-8 ekor dengan rata-rata 7 ekor. Untuk peranakan yang ketujuh, jumlah anak tikus yang dilahirkan akan menurun sekitar 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Jarak peranakan setiap tikus betina sekitar 30-50 hari dalam kondisi normal.
Gejala Serangan Tikus
Ada beberapa gejala yang timbul akibat penyerangan hama tikus:
Ditemukan banyak tikus di sekitar tanaman padi
Tikus menyerang tidak hanya bagian biji-bijian, melainkan menyerang pada bagian batang tumbuhan muda
Tikus membuat banyak lubang di sekitar galengan sawah dan sering berlindung pada semak-semak
Penanganan dan Pencegahan Hama Tikus
Tikus sawah masih menjadi salah satu hama yang merusak tanaman Indonesia. Penyebaran populasinya cukup luas, sehingga menimbulkan permasalahan di setiap daerah. Sudah ribuan hektar yang gagal panen akibat serangan tikus sawah. Oleh sebab itu, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyebaran tikus sawah pada tanaman padi:
Lakukan pembersihan lahan atau sanitasi lingkungan. Bersihkan rumput dan semak-semak yang berada di sekitar tanaman padi, yang biasa digunakan tikus untuk bersarang.
Lakukan perburuan secara langsung dengan pembongkaran lubang-lubang sarang tikus.
Gunakan musuh alami dari tikus sawah, seperti ular sanca, ular welang, burung hantu dan lain-lainnya.
Atur pola tanam secara serentak, sehingga mengurangi tingkat kerusakan tanaman padi.
Mengatur jarak tanam dengan menggunakan sistem jajar legowo yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang terang, sehingga tikus akan menghindar karena takut akan musuh alaminya.
Gunakan TBS (Trap barrier system) merupakan system yang menanam padi lebih awal 3 minggu dari tanaman padi lainnya, dengan membuat petakan ukuran 20mx20m, kemudian pageri petakan tersebut dengan plastic setinggi 60 cm. buatlah parit di sekitar TBS dengan lebar 50cm yang selalu terisi air untuk mencegah tikus menggali atau melubangi plastic. sehingga tikus dapat terperangkap dan masuk ke dalam petakan yang telah di buat. control selalu TBS agar tinggi air tetap berada di atas permukaan tanah, TBS tidak efektif di gunakan pada daerah-daerah yang kekurangan air.
Kesimpulan
Menangkap atau membunuh tikus sawah memang tidak dapat memutus penyebaran hama tikus, tetapi cara ini mampu mengurangi populasi dari hama tikus tersebut. Perlu diwaspadai populasi tikus yang masih hidup dengan cara pencegahan yang telah disebutkan di atas secara rutin termasuk memonitoring lubang-lubang yang berpotensi sebagai sarang baru untuk tikus berkembang biak.
“Pencegahan Lebih Baik daripada Mengobati”
sumber : Cara Ampuh mengatasi Hama Tikus di Sawah - MAX Indonesia - solusi pertanian no. 1 di Indonesia


rottenjack memberi reputasi
1
332
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan