Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
BNPB sebut 5.774 desa di daerah rawan tsunami

Ilustrasi: Pemerintah mesti proaktif menangani masalah di daerah rawan bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap 5.774 desa atau kelurahan berada di daerah rawan tsunami. Terdapat 584 desa atau kelurahan ada di Selat Jawa.

"Ada 5.774 desa atau kelurahan berada di daerah rawan tsunami, mulai dari kelas rawan sedang dan tinggi. Desa-desa tersebut tersebar, di antaranya, 584 desa atau kelurahan ada di selat Jawa," ungkap Direktur Pemberdayaan Masyarakat BPNB, Lilik Kurniawan, Rabu (10/7/2019).

Untuk memotret kesiapsiagaan desa-desa tersebut terhadap ancaman tsunami kata Lilik, BNPB akan menjalankan program Ekspedisi Desa Tangguh Bencana 2019 (Destana).

Ekspedisi dimulai Rabu (10/7) menyusuri Selatan Pulau Jawa. Perjalanan akan dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, menyusuri pantai Selatan Jawa, Jawa Tengah, Yogyakarta. Berlanjut ke Jawa Barat meliputi Pangandaran, Garut dan berakhir di Banten pada 16 Agustus.

Menilik data BNPB, kejadian bencana tahun ini, dari 1.586 kejadian didominasi bencana hidrometeorologi lantaran lebih dari 98 persen atau sekitar 1.554 akibat banjir dan gelombang ekstrem. Dua persennya atau sekitar 32 kejadian akibat bencana geologi. Bencana geologi yang sering terjadi adalah gempa bumi hingga tsunami.

Ekspedisi Destana kata Lilik, penting untuk mencegah terjadinya tsunami di sejumlah daerah rawan. "Kenapa kita lakukan di Selatan Jawa, karena dari 584 Desa tadi ada kurang 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami..." kata dia.

Ekspedisi sebutnya, melibatkan sejumlah pihak dan didukung oleh Kementerian Desa, Kemeterian PUPR, BMKG, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, di daerah akan melibatkan Bappeda, BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, kemudian elemen masyarakat akan di wakili oleh LSM, relawan, forum Lembaga usaha.

Selain itu, tambah Lilik, ekspedisi tersebut juga melibatkan para pakar, peneliti, perguruan tinggi serta media.

Bahkan, ekspedisi tersebut akan sekaligus memberikan penilaian terkait ketangguhan ke 584 desa. Nantinya, hasil penilaian itu akan menjadi evaluasi BNPB untuk mitigasi terjadinya gempa dan tsunami.

Awal November 2016, BNPB meluncurkan sistem identifikasi risiko bencana Indonesia berbasis internet atau disebut inaRISK. Portal itu memuat proyeksi potensi bencana dan nilai kerugian, dan dampaknya untuk masing-masing wilayah di Indonesia.

Secara garis besar BNPB mengategorikan sepuluh ancaman bencana di Indonesia yaitu, gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, dan gelombang ekstrem.

Reputasi Indonesia sebagai negara rawan bencana, juga tercatat dalam laporan The Atlas of the Human Planet 2017. Tim Beritagar.id juga merangkum hasil identifikasi BNPB itu dalam artikel "Indeks risiko bencana di 34 Ibu Kota Provinsi se-Indonesia".
Waspadai Tsunami vulkanik
Di Indonesia, perlu diwaspadai juga tsunami vulkanik yang terjadi akibat erupsi gunung berapi dan kejadian pengiringnya seperti awan panas yang memasuki air, letusan dan longsor bawah laut, runtuhnya kaldera, longsor lereng gunung ke wilayah perairan, atau kejadian ikutan terkait aktivitas vulkanik lainnya.

Tsunami vulkanik paling mematikan dipercaya akibat letusan Gunung Krakatau pada 1883, menyebabkan lebih dari 36.000 orang meninggal dunia. Kemudian Gunung Anak Krakatau "lahir" pada 1929.

Pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.03 WIB, sebelah selatan dan barat daya Gunung Anak Krakatau longsor dan hampir setengah jam kemudian tsunami menerjang bibir pantai di Banten dan Lampung.

Sebelum longsor, gunung tersebut erupsi tak henti dan pada sore harinya, tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengonfirmasi hasil temuan tersebut bersama sejumlah lembaga terkait, bahwa tsunami terjadi akibat longsoran tubuh gunung setelah erupsi tersebut.

Catatan tsunami karena aktivitas vulkanik di Indonesia dan dunia
Tsunami vulkanik mematikan pernah terjadi di dunia, meski termasuk fenomena langka. Wilayah seperti Asia Selatan dan negara-negara di Samudra Pasifik menjadi wilayah berbahaya lantaran banyaknya gunung berapi di pulau-pulau kecil.

Peneliti berpendapat tsunami vulkanik berbahaya lantaran bisa terjadi kapan pun dengan waktu peringatan yang sempit. Terlebih, sistem peringatan tsunami akibat pergerakan gunung berapi termasuk longsor bawah laut belum ditemukan di seluruh dunia. Sejauh ini, peringatan tsunami hanya mengacu pada gempa.

Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) belum bisa memberikan peringatan tsunami akibat aktivitas vulkanik. Sistem itu belum bisa mendeteksi tsunami akibat aktivitas gunung berapi, atau karena penyebab lain yang mengikutinya.

"Ini kondisi yang rumit dan tidak bisa dikategorikan ke dalam sistem peringatan dini untuk tsunami pada umumnya," ujar pakar gunung berapi Janine Krippner dari Universitas Concord, Amerika Serikat, seperti dikutip dari National Geographic.

Sejauh ini, para peneliti hanya bisa merekomendasikan pengetatan pemantauan aktivitas gunung berapi, terutama yang berlokasi di pulau-pulau dan dikelilingi oleh perairan. Mereka pernah membuat rekomendasi dalam artikel Tsunami hazard related to a flank collapse of Anak Krakatau Volcano, Sunda Strait, Indonesia.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-rawan-tsunami

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Indonesia 'tempat sampah' limbah kertas dan plastik dari Amerika

- Diskon pajak jadi stimulus bagi investor

- LBHM kecam pernyataan Kanwil Kemenkumham Jabar terkait seksualitas napi

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
418
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan