Love Van Java, kisah asmara berlatar budaya Jawa, dikemas dalam romansa drama Korea.

Begitulah yang tertulis di sampul bagian depan.

Hola sahabat Kaskuser! Semoga Agan dan Sista selalu sehat dan bahagia. Kali ini ane akan menulis review sebuah novel dari penulis favorit ane.

Sebelum mereview, ane terlebih dahulu sedikit memperkenalkan penulis asal Bandar Lampung, Patrick Kellan, penulis favorit emak-emak sejagad Facebook.

Patrick Kellan atau lebih dikenal dengan singkatan PK memulai karir menulis pada tahun 2018, dan menerbitkan buku pada tahun yang sama hingga sekarang.

Author ini terkenal dengan tulisan moral yang akan membuat mata memanas ketika membacanya. Beliau sangat lihai memainkan perasaan pembaca dengan diksi sederhana, tapi ngena, karena eksekusi yang matang dan punya feel. Buku serial moral andalannya berjudul 'Moral Code'

Well, novel yang akan ane review adalah Love Van Java, karyanya yang ke 5, diterbitkan pada tahun 2019


Love Van Java merupakan novel romantis yang dibalut dengan setting klasik budaya Jawa. Padahal penulis bukan merupakan keturunan Jawa atau pernah menetap di sana. Ini yang membuat ane acungkan jempol karena setting di dalam novel ini sangat jelas, dan kentara akan budaya Jawa klasik. Mulai dari pakaian, kendaraan, rumah, suasana dan lain sebagainya. Membuat ane bisa berimajinasi ke tahun di mana cerita ini terjadi.

Novel yang berjumlah 22 bab, dengan tiga bab tambahan ini menceritakan tentang seorang gadis desa yang polos bernama Wulan. Nasib baik, Wulan akan dinikahi Raden Mas Arun, putra tunggal Adipati desa. Namun, berbagai rintangan harus ia hadapi.



Ini adalah novel romance bucin yang bikin senyum-senyum sendiri. Tapi cara penulis mengeksekusi cukup indah dan rapi sehingga tidak terkesan 'eneg' ketika membacanya.

Selalu ada kejutan dibsetiap bab yang disuguhkan.

Menurut ane, novel ini layak difilmkan. Cerita yang disajikan cukup menarik dan membuat pembaca bisa ikut berimajinasi dalam cerita.

Tak hanya menyajikan unsur romansa, Love Van Java juga kaya akan pesan moral, seperti ciri khas penulis yang tak pernah hilang. Pembaca diajak untuk mengerti bagaimana takdir kehidupan berjalan, mana lawan dan mana kawan. Bahwa tak semua yang kita pilih adalah pilihan Tuhan. Pesan moral yang akan melekat di hati tanpa menggurui. Pembaca diajak memahami sendiri ke mana arah maksud pesan dari sang penulis.

Alurnya? 

Ane gak akan membahas tentang alur yang penulis ceritakan, karena Patrick Kellan itu terkenal jago memainkan alur atau dikenal dengan istilah plot twist, alurnya tak bisa ditebak. Sehingga pembaca dituntut untuk cermat dan teliti membaca setiap bab. Jangan sampai kelewatan clue yang ia sisipkan. Ane biasanya pas ending baru 'oh begini ternyata' sehingga harus baca ulang untuk memastikan. 

*

Mengenai fisik buku, ane tertarik dengan covernya. Tulisan judul juga serasi dengan gambar cover. 

Warna kecoklatan agak orange dipadu dengan gambar Raden Arun dan Wulan yang memakai setelan adat Jawa puluhan tahun silam. Hal itu bisa membuat imajinasi pembaca yang tak tahu menahu tentang Jawa menjadi tahu bagaimana pakaian yang dikenakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita.

Kertas cetaknya tebal, gak bikin cepet robek. Font tulisan juga enak dibaca, gak rapat yang bikin mata sepet. Layout simpel, gak bikin menyemak atau menutupi teks.

Oiya, ada bookmark-nya juga. Ane paling suka buku yang ada bookmark, karena kalau belum habis dibaca, bisa ditandai aja tanpa harus melipat kertasnya, karena ane sayang banget sama barang-barang yang ane punya.



Novel ini juga minim typo, sehingga gak terganggu fokus pembaca. Sepertinya penulis memang jeli dalam melakukan self editing. 

Ada typo, tapi hanya beberapa. Tidak ada yang sampai bikin sangat mengganggu. Seperti pada halaman 104, sesak ditulis sesaj.

Kesan setelah membaca novel ini, ane dibuat baper melayang. Sesekali terharu hingga ikut menangis bersama ejaan yang terbaca dalam hati.

Good job, Thor!

Semoga novel ini akan segera difilmkan. Aamiiin ❤️

Sekian review dari ane. See you babay 

Sumber : Opini pribadi

Gambar : Dokumen pribadi