Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

madridistAvatar border
TS
madridist
Isabel dari Kastila (PENCETUS INKUISISI SPANYOL)
Isabel dari Kastila (PENCETUS INKUISISI SPANYOL)
Isabel I dari Kastila (bahasa InggrisIsabella; lahir di Madrigal de las Altas Torres, 22 April 1451 – meninggal di Medina del Campo, 26 November 1504 pada umur 53 tahun), juga dikenal sebagai Isabel sang Katolik (Isabel la Católica), adalah RatuKastila dan Leon. Melalui pernikahan, dia adalah Permaisuri Aragon sebagai istri dari Fernando II pada 19 Oktober 1469. Pernikahan mereka menjadi dasar penyatuan politik Spanyol di bawah kepemimpinan cucu mereka Carlos I atau Karl V, Raja Kastila dan Aragon dan Kaisar Romawi Suci, serta mengawali masa keemasan Spanyol.


Di ranah politik, Isabel membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang cakap. Setelah mengawali masa-masa sulit di awal pemerintahan, Isabel berhasil menekan tingkat kejahatan dan menghapuskan warisan utang-utang dari masa pemerintahan kakak tirinya.

Paus Aleksander VI memberikan gelar "Penguasa Katolik" (Spanyol: los Reyes Católicos) kepada Fernando dan Isabel lantaran dipandang telah melindungi agama Katolik di kerajaan mereka, seperti diselesaikannya reconquista dengan mengalahkan SultanGranada Muhammad XII (Sultan Boabdil) dan pengusiran 

umat Muslim dan Yahudi dari Spanyol (lihat Inkuisisi Spanyol). Isabel juga dikenal akan dukungannya terhadap Kristoforus Kolumbus dalam upaya menemukan dunia baru. Kebijakan Isabel terkait reconquista dan dukungannya akan penjelajahan samudera menjadi salah satu hal yang mengubah geopolitik dunia, pergeseran batas wilayah dunia Kristen dan Islam, dan pemantik awal bagi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera dan kolonialisme pada masa setelahnya, membuat Isabel menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.

Awal kehidupan

Isabel lahir di Madrigal de las Altas Torres, Ávila pada 22 April 1451 dari Juan II, Raja Kastila dengan permaisuri keduanya, Isabel, putri João, putra João I, Raja Portugal. Isabel berada di urutan kedua sebagai pewaris takhta saat kelahirannya setelah Enrique (Henry dalam ejaan Inggris), putra Juan II dengan permaisuri pertamanya, Maria. Enrique berusia 26 tahun saat itu, tetapi belum mempunyai anak. Pada 17 November 1453, Permaisuri Isabel melahirkan seorang putra, Alfonso, membuat kedudukan Isabel sebagai pewaris takhta turun di urutan ketiga. Saat Juan II mangkat pada 1454, saudara tiri Isabel naik takhta sebagai Enrique IV. Isabel dan Alfonso kini berada dalam pemeliharaan raja yang baru. Bersama ibunya dan Alfonso, Isabel dipindahkan ke Arévalo.



Masa ini adalah masa sulit dalam kehidupan Isabel. Mereka hidup di kastil mereka dalam keadaan miskin dan kekurangan uang. Meskipun mendiang Juan II mewasiatkan agar Isabel bersama ibunya dan Alfonso diberi penghidupan yang layak, nyatanya Enrique tidak mengindahkan wasiat ayahnya dan menempatkan mereka ke dalam kehidupan yang ketat. Meski hidup dalam keadaan kekurangan, Isabel diajarkan untuk tetap melakukan kebajikan dan menanamkan rasa hormat yang mendalam terhadap agama.



Saat istri Enrique, Permaisuri Joan, hendak melahirkan, Isabel dan Alfonso dipanggil ke istana (Segovia) atas perintah langsung dari Raja dan untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Alfonso ditempatkan dalam pengawasan seorang guru, sedangkan Isabel menjadi bagian dari rumah tangga Permaisuri.


Kehidupan Isabel mulai membail di Segovia. Di sana, dia belajar pendidikan dasar yang terdiri dari membaca, menulis, matematika, seni, catur, menari, menjahit, musik, dan agama. Isabel hidup dalam keadaan nyaman, tetapi dia jarang meninggalkan Segovia lantaran Enrique melarangnya. Saudara tirinya itu tetap menjaga agar Isabel menjauhi urusan perpolitikan, meskipun Isabel memahami secara utuh keberjalanan kerajaan.

Pada masa selanjutnya, para bangsawan mulai terlibat perselisihan dengan Enrique dan menuntut agar Pangeran Alfonso ditetapkan sebagai pewarisnya. Mereka bahkan meminta jauh agar Alfonso duduk di takhta. Hal ini menyebabkan mereka harus berhadapan dengan pasukan Enrique dalam Perang Olmedo Kedua pada 1467. Perang berakhir seri dan Enrique setuju untuk menetapkan Alfonso sebagai pewaris takhta bila Alfonso menikahi putrinya, Juana. Namun sebentar setelah Alfonso ditetapkan sebagai Pangeran Asturias (gelar untuk putra mahkota), Alfonso meninggal pada Juli 1468, kemungkinan karena wabah. Namun para bangsawan pendukungnya menduga bahwa Alfonso diracun. Setelah itu, para bangsawan mengalihkan dukungan mereka pada Isabel. Namun dukungan mereka terus melemah dan Isabel lebih menyukai perundingan untuk melanjutkan perang. Dia bertemu dengan Enrique dan, di Toros de Guisando, mereka mencapai kesepakatan bahwa perang harus berhenti. Enrique menetapkan Isabel sebagai pewarisnya dan Isabel tidak akan menikah tanpa persetujuan Enrique, tetapi Enrique sendiri juga tidak dapat memaksakan kehendak untuk menikahkan Isabel tanpa persetujuannya.

Pernikahan

Pernikahan Isabel bukanlah suatu pertanyaan yang baru. Saat berusia enam tahun, Isabel sudah dijodohkan dengan Fernando (Ferdinand dalam ejaan Inggris), putra dari Joan II, Raja Aragon (keluarganya merupakan keluarga cabang dari Wangsa Trastámara). Pernikahan ini diharapkan dapat membuat hubungan pertemanan kedua kerajaan lestari. Namun perjanjian ini tidak berlangsung lama.

Paman Fernando, Alfonso V, mangkat pada 1458. Semua wilayah Alfonso di Spanyol, begitu juga kepulauan Sisilia dan Sardinia, jatuh ke tangan saudaranya, Joan II. Kedudukan Joan II menjadi lebih kuat dari sebelumnya, membuatnya tidak merasa membutuhkan perlindungan dari persekutuannya dengan Enrique. Ini membuat Enrique membutuhkan sekutu baru dan dia menjalin persekutuan dengan Carlos (Charles dalam ejaan Inggris), putra Joan II yang lain. Carlos menjalin persekutuan rahasia dengan Enrique dan hendak melanjutkannya dengan menikahi Isabel, tetapi kemudian Joan II memenjarakannya atas dakwaan berusaha melakukan pemberontakan. Carlos meninggal pada tahun 1461.

Pada 1465, Enrique berusaha menikahkan Isabel dengan Alfonso V, Raja Portugal, yang merupakan saudara dari istri Enrique. Namun dalam hal ini, Isabel menolak untuk memberi persetujuan.


Ketidakmampuan Enrique bertindak sebagai penguasa membuat perang saudara pecah. Atas desakan keadaan, Enrique membutuhkan cara cepat untuk menenangkan hati para pemberontak. Sebagai bentuk persetujuan damai, Isabel dijodohkan dengan Pedro Girón Acuña Pacheco, Master Ordo Kalatrava sekaligus saudara dari orang kepercayaan Enrique, Juan Pacheco. Namun perjodohan ini batal lantaran Pedro mendadak jatuh sakit dan meninggal dunia.

Saat Enrique menyatakan Isabel sebagai pewaris takhta pada 19 September 1468, Enrique berjanji untuk tidak memaksa Isabel menikah tanpa persetujuannya, dan Isabel tidak menikah tanpa izin Enrique. Terdapat beberapa wacana untuk menikahkan Isabel dengan Edward IV, Raja Inggris atau kepada salah seorang saudaranya, Richard, Adipati Gloucester, tetapi persekutuan ini tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh. Sekali lagi, lamaran datang dari Alfonso V, Raja Portugal. Tanpa mengindahkan janji yang telah dibuat, Enrique mencoba membuat pernikahan itu menjadi nyata. Bila Isabel menikah dengan Alfonso, putri Enrique, Juana, akan menikah dengan putra Alfonso, João. Diharapkan setelah mangkatnya Alfonso dan Enrique, João dan Juana dapat mewarisi takhta Portugal dan Kastila. Isabel menolak dan membuat perjanjian rahasia untuk menikahi tunangan pertamanya, Fernando.


Setelah rencananya gagal, Enrique kembali melanggar janjinya dan berusaha menikahkan Isabel dengan saudara Louis XI, Raja Prancis, yakni Charles, Adipati Berry.Dalam pandangan Enrique, persekutuan ini tidak hanya untuk mempererat hubungan Kastila dan Prancis, tetapi sekaligus menyingkirkan Isabel dari urusan politik Kastila. Isabel kembali menolak gagasan itu dan membuat persetujuan rahasia dengan Joan II, Raja Aragon, untuk melangsungkan pernikahannya dengan Fernando.


Pada 18 Oktober 1469, pertunangan resmi antara Fernando dan Isabel diselenggarakan. Untuk menghindari perlawanan saudara tirinya, Isabel meninggalkan istana dengan alasan untuk berziarah ke makam saudaranya, Alfonso, di Ávila. Di sisi lain, Fernando masuk ke Kerajaan Kastila dengan menyamar sebagai pelayan. Setelah mereka kembali bersatu, mereka menikah pada 19 Oktober 1469 di Palacio de los Vivero di kota Valladolid.

Tahun 1492
Granada[sunting | sunting sumbe
Pada akhir masa reconquista, hanya Granada yang tersisa untuk ditaklukan oleh Fernando dan Isabel. Keamiran Granada dipimpin oleh wangsa Nasrid sejak pertengahan abad ketiga belas. Wilayahnya yang dilindungi penghalang alami dan benteng-benteng, membuat proses penaklukannya berlangsung cukup lama. Pada 1 Februari 1482,Fernando dan Isabel tiba di Media del Campo dan ini umumnya dipandang sebagai awal perang dengan Granada. Saat Fernando dan Isabel turut serta dalam perang sejak awal, kepemimpinan Granada justru terpecah belah dan tidak berada dalam satu kesatuan. Meskipun begitu, masih tetap membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menaklukannya, puncaknya pada 1492.


Fernando dan Isabel merekrut para prajurit dari berbagai negara-negara Eropa dan meningkatkan artileri mereka dengan meriam terbaik dan paling mutakhir. Secara perlahan, mereka merebut Keamiran Granada sedikit demi sedikit. Pada 1485, mereka mengepung Ronda dan menaklukannya hanya dalam waktu dua pekan dengan pengeboman besar-besaran. Di tahun berikutnya, Loja diduduki dan Muhammad XII kembali ditangkap dan dibebaskan. Setahun kemudian, dengan jatuhnya Málaga, bagian barat Keamiran Granada jatuh ke tangan Isabel dan Fernando. Wilayah bagian timurnya menyerang saat jatuhnya Baza pada 1489. Pengepungan Granada dimulai pada musim semi 1491 dan pada akhir tahun tersebut, Muhammad XII menyerah. Pada 2 Januari 1492, Fernando dan Isabel memasuki Granada dan menerima kunci kota. Masjid utama Granada kemudian diubah menjadi gereja. Meskipun dalam masalah politik, umat Katolik dan Islam saling berhadap-hadapan, tetapi saat penyerahan kunci Granada, Isabel menggunakan busana ala Moor (Muslim Andalusia), menunjukkan betapa gaya hidup masyarakat Muslim sudah berurat akar di Spanyol kala itu. Di tahun itu pula,Perjanjian Granada ditandatangani, berisikan jaminan dari Fernando dan Isabel untuk membiarkan umat Islam Granada hidup dalam damai.

0
2.9K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan