Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

khambing34Avatar border
TS
khambing34
Roekmini, Jenderal Perempuan yang Vokal di Era Orde Baru
MEMANG BANYAK SEBENARNYA TOKOH PEREMPUAN YANG BERJASA BAGI KEHIDUPAN KITA SAAT INI.

emoticon-Nyepi

Roekmini, Jenderal Perempuan yang Vokal di Era Orde Baru

MINEWS.ID, JAKARTA– Mungkin banyak orang mengenangnya sebagai anggota DPR dari Fraksi ABRI yang vokal membela masyarakat miskin di era 80 -an. Padahal, bagi korps Kepolisian Negara RI (Polri), Roekmini Koesoemo Astuti adalah perintis jenderal perempuan.

Perempuan kelahiran Bojonegoro 4 September 1938 tersebut bersama Jeane Mandagi adalah dua srikandi Bhayangkara yang pertama kali berpangkat jenderal. Sebab di era Orde Baru sangat tidak mungkin para perempuan yang berkarir di kepolisian atau militer yang bisa mencapai pangkat di atas kolonel. Tetapi, Jeane dan Roekmini membuktikannya.

Prestasi yang paling membanggakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada 1964 itu adalah saat ditunjuk menjadi anggota DPR/MPR Fraksi ABRI.

Meski mengaku sudah berkonsultasi dengan atasannya, saat itu Roekmini dikenal paling vokal jika DPR/MPR membahas nasih masyarakat kelas bawah dan berupaya menyuarakan demokrasi yang saat itu banyak dilarang Pemerintah Soeharto.

Roekmini sempat bertugas di Komisi IX dan Komisi IV, sebelum pindah ke komisi yang dirasanya paling sreg, yaitu Komisi II. Di komisi itu, psikolog yang gandrung pada demokrasi ini berhadapan dengan banyak kasus yang sangat merugikan rakyat, misalnya kasus tanah.

Selain dikenal sebagai wakil rakyat yang tegas dan terbuka, Roekmini dalam kesehariannya pun betul-betul merakyat. Selama dua periode menjadi anggota DPR, mungkin dia adalah pelanggan kereta api paling setia, karena setiap minggu harus bolak-balik Jakarta-Yogya. Mungkin juga anggota DPR yang masuk kelompok ‘anak kereta’ kalau istilah sekarang.

Selesai menjalankan tugasnya di DPR, Roekmini dipindahkan ke Markas Besar ABRI sebagai staf yang membantu Kasospol ABRI. Namun tugas itu tidak lama dijalaninya karena pada 1993 Roekmini kemudian mendapat kepercayaan untuk duduk di Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia. Tampaknya ini adalah tempat yang sangat tepat baginya karena pada masa-masa terakhir Orde Baru Komnas HAM menjadi tumpuan pencari keadilan.

Sebagai orang dengan latar belakang ABRI kala itu, sangat tidak lazim menaruh perhatian besar kepada kasus penyerbuan Kantor Pusat PDI pada 27 Juli 1996.

Padahal saat itu kanker di tenggorokan dan pita suaranya sudah menggerogoti tubuhnya dan Roekmini harus dirawat intensif di RSPAD Jakarta.

Bahkan saat tanggal penyerbuan Roekmini selalu menghubungi putra sulungnya yang ada di tempat kejadian untuk memperoleh gambaran sesungguhnya penyerbuan tersebut.
Hingga akhirnya 2 September 1996 kanker itu merenggut nyawanya saat dalam perawatan di RSPAD Jakarta




hannepin
hannepin memberi reputasi
1
530
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan