- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Cinta Dalam Konsepsi Pemikiran Erich From


TS
arilmasri
Cinta Dalam Konsepsi Pemikiran Erich From

Kajian mengenai cinta telah banyak dijabarkan oleh banyak pemikir filsafat dunia. Sebut saja aristoteles dan erich from, keduanya adalah filsuf terkenal didunia yang telah banyak dikenal orang sampai saat ini. Semua orang tidak meragukan karya-karya mereka yang merupakan mahakarya seni yang luar biasa ketenarannya.
Namun dalam tulisan kali ini, saya mengajak untuk mengenal lebih detail konsepsi cinta atau mencintai menurut pemikiran erich fromm. Dia adalah generasi pertama mahzab Frankfurt yang lahir dan dibesarkan oleh keluarga yahudi. Ia menganggap kapitalisme sebagai causa ketimpangan social manusia, wajar saja karena ia merupakan tokoh sosialis. Baginya,kapitalisme merupakan merupakan system yang menjijikan dan tidak manusiawi. Tak ada sedikitpun cinta dalam system kapitalisme.
Erich from dalam pandangannya tentang cinta, ia mengemukakan adanya dua jenis cinta, yakni cinta dengan motif “memiliki” (to have) dan cinta dengan motif “menjadi” (to be). Seseorang yang mencintai dengan motif memiliki (rasa ingin memiliki) akan menutupi segala aib dan keburukan dalam dirinya. Lebih jauh, cinta dengan cara ingin memiliki hanya akan menghasilkan pemaksaan, kediktatoran, kekerasan dan kesewenang-wenangan sehingga cinta yang demikian tidaklah langgeng.
Sebaliknya, seseorang yang mencintai dengan motif “menjadi” akan bertahan lama dan abadi. Sebagai contoh, ketika saya menemui wanita yang berseberangan dengan karakter saya dan saya jatuh cinta padanya, saya akan merasa bahwa wanita tersebut adalah manifestasi dari diri saya atau wanita tersebut menjadi bagian dari diri saya. Saya merasa sebagai “dia”, dan ketika dia mengatakan bahwa dirinya lebih bahagia dengan orang lain, maka sayapun akan turut bahagia. Inilah cinta yang “menjadi” (to be). Memang ketika kita mencitai seseorang, maka kita harus bersiap dan mencintai apapun yang ia cintai.
Jadi cinta bukanlah memiliki tetapi menjadi, bukanlah to havetetapi to be, bukanlah having tetapi becoming.
La Ode Muhammad Aril Masri/ Pecinta Filsafat






TwinBrotherX dan 4 lainnya memberi reputasi
5
886
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan