- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa Indonesia Banyak Pengangguran?
TS
c4punk1950...
Kenapa Indonesia Banyak Pengangguran?
Menarik melihat banyak pengangguran di Indonesia sangat banyak, padahal kalau mau jujur banyak pekerjaan yang bisa kamu lamar! Sebenarnya apa sih masalahnya?
Apakah benar lowongan pekerjaan tidak ada? Pasti pada ga sabar untuk mengulik perihal lapangan pekerjaan di Indonesia. Kita lihat saat ini UU Cipta Kerja yang dibuat dengan dasar visi pemerintah ternyata membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi, disini memang banyak hoax yang beredar namun ternyata secara perlahan harus diakui UU Cipta Kerja telah memiliki aturan yang mendukung lainnya berupa 45 Peraturan Pemerintah (PP) dan 4 Peraturan Presiden (Perpres), disini memberikan lapangan pekerjaan lebih mudah untuk para pengangguran.
Seperti halnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021 yang melengkapi dari Undang-undang (UU) No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Alih Daya (Outsourcing), Waktu Kerja serta Waktu Istirahat, dan juga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Hasilnya menarik di tahun 2021 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, sempat mengatakan minimal Indonesia membutuhkan pekerja sebanyak 1,3 juta orang di tahun 2021.
Oke, berarti kesempatan lowongan pekerjaan sesudah pandemi kemungkinan besar akan meningkat, belum lagi investor juga mulai naik akibat UU Cipta Kerja yang diberlakukan. Seharusnya dengan banyaknya pekerjaan yang mulai ada kenapa tetap banyak pengangguran?
Disini kuncinya bukan lapangan pekerjaannya, tetapi pekerjanya, alias SDM nya. Pekerjaan memang banyak tapi masyarakat pencari kerja rata-rata pemilih dan banyak mengeluh. Terlebih anak sekarang yang dimanjakan dengan berbagai macam kemudahan, mau makan tinggal pesan online, mau belajar dan sekolah online bisa sambil rebahan, mau keluar rumah malas bawa kendaraan tinggal naik ojek online.
Semua hal banyak sekali yang dipermudah, hingga uang digital menjadi penting untuk membeli pulsa, bayar listrik, banyak sekali masalah pembayaran yang bisa dilakukan secara online termasuk shoping. Ketika semua dipermudah maka yang timbul adalah kemalasan, ketika mereka mencari kerja maka yang dicari adalah pekerjaan yang simple, duduk dibalik meja, tanpa harus disuruh-suruh, dan kerjanya santai dengan gaji yang besar pekerjaan apakah itu? Duduk di gedung DPR bisa dibilang menyinggung pekerjaan itu, namun untuk masuk kesana tak mudah kalau bukan artis atau punya nama tentu harus aktivis mahasiswa yang kerjanya demo di jalanan agar terkesan punya nama dan bisa digunakan kelompok tertentu, bahkan bisa saja menjadi corong suara petahana atau oposisi sering dinamakan oleh kita saat ini buzzer.
Lantas bagaimana dengan pekerjaan sebagai buruh di segala bidang, sales promotion, bahkan para pedagang? Mereka yang sekolah tinggi hingga sarjana tentu akan melirik pekerjaan dengan jabatan yang lebih tinggi, padahal jabatan tinggi ini terbatas. Hasilnya banyak sekali sarjana menganggur, sedangkan yang lulus sekolah menengah atas karena hanya dipikirannya kerja itu harus tiap hari pulang pergi ke tempat tertentu dan setiap bulan dapat gaji, mereka tidak melihat pekerjaan yang bisa menghasilkan namun dikerjakan dari rumah atau terima panggilan seperti jasa instalasi listrik, AC, service elektronik, warung dan banyak hal lainnya hingga dagang online dan konten kreator termasuk pekerjaan yang bisa dilakukan dari tempat tinggal sendiri.
Ketika mereka yang mentok kerja di perusaan atau menjadi abdi negara maka keahlian mereka pun akan dijual hasilnya tentu saja uang, namun karena tetangga melihat mereka banyak dirumah cap pengangguran pun tersemat.
Disinilah kenapa Indonesia terlihat banyak pengangguran, profesi kerja itu hanya dilihat mereka yang pulang pergi dari pagi hingga malam, sedangkan saat ini banyak profesi yang bisa dilakukan dari dalam rumah.
Maka statistik pengangguran terlihat cukup banyak, karena stigma bekerja adalah mereka yang bekerja di perusahaan besar, sedangkan para pedagang kaki lima, psk, hingga menjual jasa alias calo tidak dihitung sebagai pekerja. Padahal apapun itu yang menguntungkan dan mendapatkan uang bisa dibilang sebagai pekerjaan.
Ada hal yang sangat penting ketika mencari pekerjaan, power orang dalam masih sangat berpengaruh.
Tapi inilah realita bagi sebagian orang cari kerja tanpa orang dalam seperti halnya mencari jarum ditumpukkan jerami. Walau lowongan banyak tetap saja orang dalam itu penting, apalagi usaha keluarga. Bahkan ada juga cerita ketika pelamar kerja yang dipanggil oleh pihak personalia ternyata tak datang, bahkan dianggap berkualitas rendah. Ini yang banyak menyebabkan SDM tidak terserap secara sempurna.
Maka persentase pekerja dengan gaji UMR memang bisa dibilang sedikit, sslebihnya bisa dikatakan pengangguran. Walau profesi pengamen hingga pengemis mendapatkan uang mereka tetap disebut pengangguran.
Belum lagi yang sudah bekerja, tidak bisa menerima tekanan dari job desk yang sudah diberikan ujungnya keluar dan kembali menjadi pengangguran.
Jadi itulah kenapa bisa dibilang pengangguran banyak di Indonesia! Silahkan kalau ingin berpendapat yang lain bisa corat coretnya di kolom komentar.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google
Diubah oleh c4punk1950... 17-10-2021 08:36
krensngat dan 37 lainnya memberi reputasi
38
15.9K
355
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan