- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tragedi 1998 Jatuhnya Orde Baru, Apakah Era Saat Ini Lebih Baik?
TS
c4punk1950...
Tragedi 1998 Jatuhnya Orde Baru, Apakah Era Saat Ini Lebih Baik?
Zaman akan berganti, kehidupan sudah pasti akan mengalami perubahan. Akan tetapi konflik politik dari dulu sistemnya tetap sama, dimanapun itu tak ada sistem bernegara yang sempurna.
Ada beberapa macam bentuk pemerintahan di dunia, berawal dari Monarki, ada yang monarki mutlak dan monarki konstitusi, kemudian ada juga Tirani yang bisa dikatakan otoriter, lalu ada juga Aristokrasi, Plutokrasi, teknokrasi dan Oligarki dimana kekuasaan dipegang beberapa kelompok seperti Cendekiawan, orang kaya, orang pintar,keluarga, atau kekuasaan dalam militer.
Lantas ada yang kita kenal saat ini yaitu Demokrasi, dimana kekuasaan adalah di tangan rakyat. Menariknya di ranah demokrasi Indonesia, negara ini dibangun dengan banyak darah. Tidak hanya perang terhadap penjajah tapi perang terhadap pemberontakan yang kerap terjadi, hingga kini riak-riak pemberontakan masih ada khususnya oleh OPM. Selebihnya bisa diredam dan terjadi perundingan damai yang saling menguntungkan.
Sebelum membahas lebih lanjut, bisa kamu lihat dulu video diatas. Bagaimana saat itu orde baru runtuh dengan mundurnya Suharto menjadi Presiden.
Oke gimana sudah liat videonya, sekarang kita fokus dengan apa yang terjadi dengan hancurnya Orde Baru. Ekonomi dunia di tahun 98 goyang, terutama asia tenggara penyebabnya adalah sosok George Soros. Mungkin tak banyak orang tahu siapa dia! Namun spekulan dan investor asal Hungaria ini menjadi penyebab nilai tukar sejumlah mata uang Asia melemah terhadap Dollar AS, berawal dari nilai bath di Thailand hingga akhirnya menyeret Malaysia dan Indonesia.
Menariknya krisis moneter ini memberikan perubahan dalam kekuasaan di Indonesia. Karena inflasi yang terlalu tajam menyebabkan nilai rupiah pun ambruk, harga-harga langsung naik, bahkan di tahun itu susah untuk mendapatkan pekerjaan.
Awalnya beberapa mahasiswa turun ke jalan, namun demo yang tak dianggap tadi membuat terus menerus aktivis berdemo, efeknya demo semakin membesar hingga semakin membahayakan pemerintah hingga tumbanglah mahasiswa sebagai martir.
Dilanjut juga dengan kerusuhan 98 yang menurut banyak netizen by design, secara logika kerusuhan yang mengakibatkan penjarahan banyak yang melihat sosok tubuh yang tegal dan berambut cepak, menjadi provokator penjarahan. Bahkan kabarnya ada tindakan rudapaksaan terhadap warga keturunan Tionghoa, tak hanya itu banyak manusia yang menjadi tidak beradab.
Logikanya tak mungkin warga sipil nekat menjarah kalau tidak ada provokasi yang terstruktur, toko-toko besar yang dijaga aparat militer relatif aman. Apalagi ada tindakan rudapaksaan secara massal, dan salah satu korban yang ingin bersaksi pun terbunuh dengan kejam. Dia adalah Ita Martadinata Haryono seorang siswa kelas 3 Paskalis, Ita harusnya akan menjadi saksi di kongres PBB tanggal 13 oktober 1998. Namun 4 hari sebelum ia berangkat ke New York, Ita meninggal dengan keadaan yang sadis di kamarnya sendiri. Namun pihak Kepolisian saat itu menyimpulkan Ita di rudapaksa oleh tetangganya sendiri, dengan kasus Sodomi. Tak hanya itu Bernadinus Realino Norma Irawan salah satu rekan tim Ita di tim pencari fakta pun tewas ditembak di depan kampusnya Atma Jaya.
Ada pesan kuat siapa yang ingin mengungkap kasus kerusuhan 98 maka nyawa adalah taruhannya. Entahlah siapa dalangnya, yang terpenting saat ini diam lebih baik daripada banyak bertanya.
Karena TS mengalami sendiri di tahun tersebut, bagaimana mencekamnya keadaan saat itu bahkan siang malam warga berjaga-jaga terutama di perumahan komplek. Ketika pulang sekolah di waktu kerusuhan terjadi memang tak biasa, angkot dan bus seketika lenyap.
Mau tak mau TS sempat berjalan menyusuri jalan dan melihat penjarahan yang mulai terjadi, ada yang mengajak untuk menjarah tapi saat itu rasa takut malah muncul. Mereka yang berwajah oriental dijadikan samsak hidup, keadaan mulai kacau yang teringat di pikiran saat itu bagaimana caranya cepat pulang. Di dalam rumah juga merasa tak nyaman takut kerusuhan meluas, untung saja tidak sampai penjarahan ke rumah warga. Karena saat itu bangsa ini menjadi maling dadakan.
Dan terjadilah hal yang disukai banyak orang terutama mereka yang berdemo di jalanan, runtuhnya orde baru dengan mundurnya Suharto dengan memakan tumbal yang cukup banyak, tidak hanya mahasiswa yang meninggal namun ratusan penjarah pun ada yang pulang tinggal nama gosong terbakar ketika sibuk menjarah.
Pertanyaan yang menggelitik pun mau tak mau harus terucap, apakah perubahan di Indonesia perlu martir?
Lantas di era saat ini apakah sudah lebih baik dari masa lalu? Buat TS pribadi sebagai wong cilik yang tak ada kepentingan dalam meraih jabatan dan kekuasaan secara grafik kehidupan tidak ada perubahan signifikan, meraih pekerjaan tetap lebih mudah ada orang dalam. Korupsi pun tumbuh subur tak ada perubahan berarti, bahkan mereka aktivis 98 yang sudah duduk enak di DPR lewat kendaraan partai saling serang di dunia politik agar terkesan berbeda pandangan padahal bisa saja gimmick.
Yang penting bagi wong cilik, hidup damai, tidak banyak demo yang berujung rusuh, cari makan mudah, lapangan kerja banyak ya itu sudah cukup. Maka pesan saya kepada anak-anak muda yang jiwanya masih kritis dan membara, ingat gan sudah cukuplah menunjukkan kekuatan massa yang besar karena akan ada yang memanfaatkan kalian untuk kepentingan tertentu.
Yang susah bukan hanya kamu atau saya nantinya, tapi satu Indonesia akan terdampak. Kalau situasi politik terus panas bisa membahayakan negara ini juga, karena siapapun pemimpinnya dan apapun bentuk pemerintahannya bagi wong cilik tetap sama saja cari makan ya sendiri, cari kerja ya harus ada usaha dan koneksi, berdagang juga modal mandiri, lain halnya kalau ada kepentingan seperti dapat jabatan bila dapat mengkudeta yang berkuasa saat ini maka untuk hal itu saya tutup mata, karena politik itu ujungnya mencari peluang agar dapat duduk di singgasana, realistis saja dimasa sekarang banyak kepentingan.
Bahkan politik identitas pun mulai diserukan ketika orde baru runtuh, dahulu baik yang berhaluan kiri dan kanan tidak terdengar kiprahnya, mereka tak bisa bersuara dengan lantang kalau tidak mau hilang! Sekarang?
Silahkan pikirkan dan bisa kamu curahkan pesan dan kesannya di kolom coment.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google
delfatesting260 dan 38 lainnya memberi reputasi
39
6.9K
239
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan