Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wa2n43Avatar border
TS
wa2n43
Masjid Wal Adhuna, Saksi Bisu Tenggelamnya Daratan Jakarta

Masjid Wal Adhuna, Saksi Bisu Tenggelamnya Daratan Jakarta

CNN Indonesia
Sabtu, 02/10/2021 06:55


Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Jakarta Utara, telah terendam air laut sejak sekitar 2009 silam.(CNNIndonesia/Taufiq Hidayatullah)


Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta utara, seolah menjadi bukti mengenai penurunan muka tanah dan kenaikan air laut. Kenaikan permukaan air laut karena pemanasan global, dan penurunan permukaan tanah menjadi persoalan baru yang harus segera diatasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga pemerintah pusat.

Prediksi sebagian wilayah Jakarta akan tenggelam pada 2050 mendatang menjadi sorotan di dalam hingga luar negeri.

Menurut sejumlah pakar dalam negeri hal itu bisa terjadi akibat penurunan muka tanah yang disebabkan oleh eksploitasi air tanah yang tak terkendali, serta perubahan iklim.

Menurut peta prediksi yang diunggah di situs Climate Central yang diakses Jumat (1/10), wilayah DKI yang diperkirakan akan tenggelam meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur.

Wilayah Jakarta yang diperkirakan tenggelam pada 2050 mendatang itu terbentang dari Pantai Indah Kapuk, Ancol, Kalideres, Harmoni, Gambir, Kemayoran, Sunter, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung, hingga Cakung.

Bahkan menurut peta prediksi itu, air laut akan menggenangi hampir separuh Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.

Kemudian kawasan utara Bekasi, Jawa Barat, yang merupakan daerah penyangga Jakarta juga diperkirakan akan berada di bawah permukaan air laut pada 2050 mendatang.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal tidak menampik soal ancaman yang mengintai Jakarta itu.

Yusmada mengatakan setidaknya ada tiga kondisi yang menjadi dapat menyebabkan wilayah Jakarta tenggelam.

Ancaman pertama, kata dia, datang dari meluapnya air di hulu yang melintasi sungai-sungai di Jakarta. Kedua, berasal dari intensitas curah hujan yang memang jatuh di Jakarta.

"Sementara yang ketiga datang dari laut sejalan dengan fenomena meningkatnya muka air laut," jelasnya, Kamis (2/9).

Di sisi lain, ia mengatakan saat ini laju penurunan muka tanah di Jakarta telah berkurang dalam beberapa tahun belakangan.

Ia mengatakan sejak 2007 hingga 2017, di daerah pesisir Jakarta, penurunan muka tanah berada di bawah 10 cm per tahun. Angka itu, kata dia, menurun dari yang sebelumnya di atas 10 cm per tahun.

Ihwal pengendalian kenaikan air laut di wilayah pesisir, Yusmada mengatakan langkah pertama yang akan pihaknya lakukan ialah dengan membangun tanggul pantai di kawasan tersebut.

Selain itu, ia juga mengaku akan membangun polder-polder, waduk dan pompa untuk pengendalian air, serta perencanaan sistem peringatan dini.

"Kita berharap penurunan tanah ini bisa terkontrol dengan cepat dan akurat sehingga kita bisa membuat kebijakan lebih akurat," ujarnya.

(tfq/kid)

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...tan-jakarta/2.

DKI punya APBD 70 T
mosok ga bisa ngatasin sih
areszzjay
d3m0litionlov3r
d3m0litionlov3r dan areszzjay memberi reputasi
2
1.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan